Hari ini aku harus bangun pagi - pagi karena akan ada foging di komplek ku. Aku sibuk mencari - caari kain dan koran untuk menutupi barang - barang penting di rumah agar terhindar dari asap foging.
"Udah semua di tutup kan Ri?" Tanya Mama yang sudah siap memakai masker.
"Iyaa udah.." Jawabku yang sudah siap juga.
Aku dan mama siap menunggu diluar rumah karna petugas foging sudah menuju kesini. Dan saat aku berdiri di depan bersama Mama, Eyang dan Pakde Dimas. Ternyata ada dua orang usianya sekitar 60 tahunan keatas sedang berbincang - bincang dengan eyang putri.
"Nah Pak...Bu, ini cucu saya calon dokter." Kata Eyang sambil memperkenalkanku ke mereka.
Aku pun tesenyum dan salim dengan mereka. "Riri Om, Riri Tante." Lalu aku memperkenalkan diri.
Lalu mereka tersenyum dan terus saja melihatku. Mungkin agak menyebalkan yaa penampilanku, karna aku masih pakai daster dan belum mandi karna hari itu libur jadi aku pasti beres - beres dulu lalu siangnya baru mandi.
"Si Adi kerja yaa Bu?" Tanya Mama kepada ibu itu.
"Oh gak kok, tapi hari ini katanya ada acara sama temennya jadi gak bisa kesini." Jawab Ibu itu.
"Ini namanya Tante Ratna, ini suaminya Om Budi Ri." Kata Eyang sambil menjelaskan.
"Ohh hehehe iyaa om tante." Jawabku sambil tersenyum.
Yang aku lihat mereka kaku sekali, seperti kurang ramah. Dan yap ini mereka adalah tetangga baruku. Yang sudah mama ceritakan kepadaku anaknya tampan dan rupawan. Tapi saat aku melihat fotonya di sosmed sepertinya yaaa biasa saja dan seperti bukan laki - laki tulen. Orang tuanya juga kurang ramah seperti introvert.
Setelah selesai foging, Om Budi dan Tante Ratna masuk ke dalam rumah sebentar. Dan aku langsung masuk ke rumah tanpa menyapa mereka lagi. Lalu aku lihat dari dalam rumah Mama dan Eyang masih saja di depan dan menunggu Om Budi dan Tante Ratna keluar dari rumah dan mereka berbindang - bincang lagi. Tidak ada bosannya ngerumpi. Sampai akhirnya mereka pergi dengan mobil kijang tua yang berplat nomer merah itu.
"Ri.... Ngapain?" Teriak Mama dari luar.
"Lagi buka - bukain kain ini Ma..." Jawabku dari dalam rumah.
"Yaudah.. Ihh ini kecoa pada keluar Ri..."
"Ihhh Takut aah maa..."
Kelemahanku adalah kecoa, yaa aku phobia kecoa. Apalagi kecoa terbang.
"Ih si Adi tadi gak ikut sih ya." Mama tiba - tiba masuk ke rumah membahas Adi.
"Kenapa emang kalo si Adi Adi itu ikut Ma?" Tanyaku kesal.
"Ya kamu bisa kenalan lah sama dia. Tapi kayaknya orang tuanya seneng deh sama kamu. Daritadi si Tante Ratna tuh ngeliatin kamu terus tau."
"Masa?? Ah perasaan Mama aja mungkin. Paling ngeliatin karna aku dekil Ma.. Hahahaha."
"Hahaha ih iya kali yaa belum mandi lagi bau asem."
"Enak aja, aku gak asem Maa.."
Itulah pertama kalinya aku bertemu dengan kedua orang tua Adi. Kesan pertama kurang baik menurutku, dan baru kali ini aku bertemu orang tuanya dulu baru anaknya. Dan beberapa kali Om Budi dan Om Ratna bolak balik ke rumah sebelah untuk memindahkan satu persatu barang - barangnya tanpa Adi. Mereka padahal sudah lanjut usia, tapi tenaganya masih kuat untuk mengangkat - angkat barang berat. Dan memang aku belum sama sekali bertemu dengan Adi, karna jika dia ke rumah itu dia pasti akan terus di dalam rumah seperti orang yang tidak bergaul.
***
"Mamanya Adi tuh bidan loh Ri, pantesan dia tuh ngeliatin kamu terus waktu itu." Jelas Mama saat aku sedang tiduran di kamar Mama.
"Ohhh.. Terus Papanya Ma?" Tanyaku mulai penasaran.
"Nah Papanya tuh Insinyur katanya Ri, cuma kerja di pemerintahan deh kayaknya tapi udah pensiun. Kamu liat aja itu plat nomer mobilnya warna merah."
"Iyasih aku liat, tapi kayaknya agak sombong ya Ma.."
"Ya sombonglah Ri, mantan pejabat dulu. Penampilannya aja rapih gitu. Nah si Adi ini punya kakak, Kakaknya cewek dan udah punya anak."
"Ohh gitu. Dua bersaudara dia Ma?"
"Iyaa, anak kakaknya masih balita katanya. Baru nikah deh kayaknya..."
"Oh gitu."
"Tapi yaa Tante Ratna pas ngobrol sama Mama seru kok gak sombong. Apalagi sama eyang."
"Hahaha mungkin karna wajahnya aja kali yaa Maa.. Kayak jutek gitu."
"Iyaa mungkin, dia dosen juga soalnya. Biasa galak kali jadi dosen Nak."
"Ohh pantess...."
Beberapa jam, aku dan mama hanya membahas tetangga baru itu dan sepertinya mama mulai mau menjodoh - jodohkanku dengan si Adi itu. Terus membanggakannya. Menyebalkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments