Sebelum aku menceritakan seseorang yang bernama Adi, aku masih berlanjut menjalani hubungan bersama Dhito kala itu. Tapi hubunganku dan Dhito sudah di ujung tanduk. Seakan tidak bisa lagi di pertahankan, aku sudah tidak ingin lagi putus nyambung terus menerus dengannya.
Hari ini aku masuk setengah hari karna memang hanya 1 mata kuliah. Dan tepat hari ini tanggal 7 September 2013 aku memutuskan hubunganku dengan Dhito. Ya.. Aku benar - benar selesai dengan Dhito.
Keesokan harinya setelah aku menangis seharian karna sudah memutuskan hubunganku dengan Dhito, hari ini aku ingin healing dengan menikmati waktu malas.
"Ri, kamu hari ini gak kemana - mana kan?" Tanya Mama saat aku sedang sibuk memainkan HP.
"Gaklah, mau kemana libur gini Ma..." Jawabku sambil bermalas - malasan.
"Yaudah beres - beres dong anak gadis males amat sih." Ternyata Mama sarkasme yaa meledekku karna melihatku yang bermalas - malasan di kursi malas.
"Astaghfirullah iyaaa iyaa sabar kek, namanya juga lelah seminggu full. Pengen leyeh - leyeh dulu sebentar Ma..." Jawabku.
"Yaudah nanti kalo udah gak capek beres - beres."
"Hmm iyaa..."
Mama pun melanjutkan merapihkan tanaman diluar, dan aku masih tetap berleyeh - leyeh menikmati hari minggu yang malas.
Dhito masih saja tetap menghubungiku karna aku meminta kita tetap berteman tapi memang tidak bisa lagi untuk menjadi pacar.
"Aku sedih sebenarnya Ri, cuma bisa berteman sama kamu. Tapi aku belajar ikhlas kok." Dhito mengirimkan chat di BBM.
"Maaf yaa Dhit, emang ini yang terbaik buat kita. Aku udah gak bisa break lagi tapi udah bener - bener putus yaa selesai. Daripada aku sakit kepala harus emosi terus sama kamu. Mending jadi teman aja yaaa Dhit... Maaf sama kata - kataku selama kita pacaran kemarin yaa Dhit, kalo kamu merasa tersinggung aku minta maaf... Kata - kata yang di sengaja ataupun tidak di sengaja." Balasku.
"Iyaa Ri, aku juga minta maaf yaa.. Terima kasih kamu udah pernah jadi orang yang berharga buat hidupku untuk beberapa bulan ini. Semoga kita tetap menjalin komunikasi dengan baik yaa Ri."
"Iya Dhit." Aku membalasnya dengan singkat, karna aku tidak mau terus - terussan membalas pesannya seolah masih ada kesempatan untuk aku dan dia, untuk kita.
***
"Myth, mau telpon dong." Siangnya aku langsung menghubungi Mytha karna aku sedang ingin curhat.
"Bentar yaa.. Gue masuk kamar dulu." Balas Mytha cepat.
"Oke."
"Udah, yuk telpon."
Langsung saja aku menelpon Mytha.
"Halo Assalamualaikum." Jawabku di telpon.
"Halo Walaikumsalam Yaaanggg.... Kenapa niih?" Jawab Mytha seperti sudah tau kalau sahabatnya sedang butuh teman curhat.
"Mythhhhh! Aku putus sama Dhitooooo..."
"Lagi?"
"Bukan lagi tapi udah selesai. Bener - bener udah selesai."
"Bener udah selesai? Nanti bersambung lagi kayak sinetron lagi."
"Hahaha ih sialan nih.. Malah ngeledek lagi ah."
"Yaa lagian kalian pacaran udah kayak sinteron, bersambung terus gak tamat - tamat. Aku walaupun deket sama Dhito dan deket sama kamu juga tapi aku tuh sebenarnya gak setuju kalo kalian tuh kayak gini, jadi kayak gak baik aja gitu yaang hubungannya.."
"Iyaa sih yaang... Aku juga gak mau kayak gini terus sebenarnya, tapi yaa akunya aja gak tega sama dia kalo putusin nanti dia malah sedih."
"Lah kamu ngerasa harus jaga perasaan dia.. dengan kamu kayak gini malah menyakiti hati dia dan juga menyakiti diri kamu sendiri. Karna kamu sebenarnya gak bener - bener sayang sama dia."
Aku terdiam saat Mytha mengatakan seperti itu, sejak aku mengalami patah hati dengan Yori pada tahun 2011 lalu, aku menjadi kurang baik pendkatan dengan laki - laki. Dari Fandi sampai ke Dhito aku merasa perasaanku seperti benar - benar tidak tulus dari hati. Hanya sebuah status yang ku jalani dan seperti hambar saja rasanya. Tak terasa aku meneteskan air mata saat mendengar ucapan Mytha.
"Yaang... Halo... Kamu baik - baik aja kan?"
"Hmm... Ah iyaa yaang i'm fine." Jawabku sambil menyeka air mata.
"Udah sekarang jangan di sesali, di syukuri aja dan yang terpenting kamu fokus sama kuliah kamu. Gak usah mikirin percintaan dulu, mungkin yaa mungkin hati kamu sebenarnya belum pulih karna Yori dulu makanya kamu kayak gini. Buang dulu pikiran dan hati kamu yang luka, baru mulai lagi kenal cowok baru. Oke?"
Begitu tenang saat aku curhat dengan Mytha, Mytha sekarang adalah salah satu sahabat terbaikku. Sejak di SMA saat aku mulai galau tentang Yori dan Lani, membuat ku dan dia jadi dekat sekali. Dan aku bersyukur punya sahabat sebaik Mytha. Dia cukup dewasa untuk menasehati dan menenangakan hatiku yang sedang bingung ataupun sedih.
"Makasih banyak yaa Myth, kamu selalu bisa jadi pendengar yang baik dan juga menjadi pengingatku yang tepat. Aku bersyukur bisa kenal kamu dan sampai sekarang kita bisa jadi sahabat. Semoga persahabatan kita langgeng terus sampe tua nanti yaa dan juga dengan Pran."
Pran adalah salah satu sahabatku dan Mytha juga. Nanti akan aku ceritakan tentang mereka di novelku ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments