Qin tiba-tiba celingak-celinguk melihat sekeliling, lagi-lagi dirinya merasa seperti sedang diawasi.
"Kenapa Qin?" tanya Friska.
"Aku merasa, ada orang yang sedang mengawasi kita." jawab Qin.
"Siapa yang akan melakukan itu, cuma ada kita disekitar sini." ujar Tiger.
"Aku merasa, bahwa darah itu adalah darah manusia. Aku yakin Yoyon dibunuh, oleh orang yang sedang memata-matai kita." jawab Qin.
"Kamu jangan membuat kita parno dong." ucap Sisil takut.
"Aku gak niat kayak gitu, tapi aku merasa memang ada yang mengikuti." jawab Qin.
"Sudah jangan berdebat, lebih baik kita menjauh dari tempat ini." ujar Fredy.
"Oke, oke." jawab semuanya.
Mereka kembali ke penginapan, dengan penuh tanda tanya. Kalau memang Yoyon sudah mati, kenapa mayatnya tidak ada pikir mereka.
"Eh, lebih baik kita pulang aja yuk." ajak Debby.
"Kalau kamu mau pulang, iya kembali aja sendiri. Jelas-jelas kapal sudah tenggelam, kita membutuhkan kendaraan air." jawab Sisil.
"Kalau gitu, sekarang kita cari Yoyon dan Kak Arina. Lalu setelah itu, kita pinjam kendaraan taman hiburan. Kita pulang, sampai aku menemukan penculiknya" Qin mengusulkan ide.
"Nah, kalau itu aku setuju." jawab Debby.
Mereka duduk sebentar di teras penginapan, meluruskan kaki yang keram karena jalan jauh. Istirahat sebentar mungkin bisa memulihkan rasa capek. Mereka juga bisa tidur dulu, bagi yang merasa mengantuk.
Cukup beberapa jam saja bagi Qin dan Fredy, mereka segera melanjutkan perjalanan usai istirahat. Teman-temannya memilih untuk tetap beristirahat. Fredy melihat sebuah gua, dan berpikir ingin masuk ke sana.
"Qin, coba kita cari ke sana yuk." Fredy menunjuk gua.
"Apa mungkin Yoyon di sana." jawab Qin.
"Kita coba saja mencarinya." ujar Fredy.
"Iya, tidak ada salahnya juga mencoba." jawab Qin.
Mereka masuk ke dalam, namun tiba-tiba kelelawar menempel pada lengan Qin. Gigitannya terasa sakit, sampai mengeluarkan sedikit darah. Qin melemparkan kelelawar itu, menggunakan ranting kayu.
"Qin, tangan kamu berdarah. Kita harus obati dulu." ucap Fredy.
"Tidak apa-apa Fredy, lebih baik kita cari Yoyon dulu." jawab Qin.
"Kamu harus hati-hati, jangan membuat kegaduhan. Kelelawar di sini, bukankah kelelawar biasa." ujar Fredy.
"Iya aku tahu, dosen pernah menerangkannya padaku. Hewan ini merupakan kelelawar vampire. Menjadi detektif tidaklah mudah, terkadang harus memiliki kecerdikan. Banyak sekali kasus beredar, yang belum terpecahkan hingga kini." jelas Qin, panjang dan lebar.
Mereka sudah masuk ke dalam gua, namun tidak juga menemukan apa-apa. Mereka segera berjalan keluar dengan perlahan-lahan. Namun siapa sangka, bahwa kelelawar itu terbangun. Qin dan Fredy mengarahkan tembakan pada makhluk tersebut. Setelah itu berlari keluar, tatkala banyak dari mereka yang bangun.
"Qin, Fredy, akhirnya kalian kembali juga." Tiger melihat mereka dengan sumringah.
"Iya, satu hal yang harus kalian ketahui. Kami tidak menemukan apapun tentang Yoyon." jawab Fredy.
Sementara di sisi lain, dua orang sibuk berdebat. Satunya ingin pergi, satunya ingin menunggu.
"Sudah aku duga, dia pasti dibunuh." ucap Debby.
"Jangan berpikir yang tidak-tidak." jawab Sisil.
"Aku ingin segera keluar dari tempat ini." ujar Debby cemas.
"Iya sudah, kamu pulang saja sendiri. Aku masih ingin menemani Qin, kasian dia Debby." jawab Sisil.
"Mana bisa begitu." Debby manyun.
"Makanya tunggu mereka kembali, biar lebih adil." jawab Sisil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments