BAB 4
Pagi ini Dayana terbangun dengan tubuh yang pegal bukan main, ia tidak tahu dimana kamar tidur dalam villa milik Kevin suami dadakannya. Pilihan Dayana tidur di atas sofa yang ukurannya terbilang pelit menurut Dayana.
“Ah badanku
“Pagi dokter”, sapa seorang wanita paruh baya penjaga villa yang juga merupakan warga desa.
“Eh iya bu maaf saya tidur disini”, ucap Dayana merasa sungkan, kemudian bertanya dimana toilet, sejak semalam Dayana menahan tidak ke kamar mandi. Villa milik Kevin terlalu banyak lorong dan sepi, hingga dokter cantik ini terlelap di atas sofa.
Setelah mengganti pakaian dan segar, Dayana keluar villa, membawa koper besar miliknya. Sungguh ia rindu kasih sayang Bunda Nayra, menyusut air mata yang sedikit luruh membasahi pipi. Dayana hendak sarapan di warung bubur ayam sebelum klinik, namun lirikan tajam penjual bubur dan beberapa orang yang makan, membuat Dayana mengurungkan niat untuk mengisi perut.
Jelas sudah apa penyebab semua orang berubah padanya pasti karena kejadian semalam. Ia pun sangat membenci Kevin, bocah ingusan yang tidak memiliki sopan santun. “Ya ampun untuk makan pun aku tidak diizinkan”, Dayana memijat pelipisnya, untung kemarin sebelum pulang ia telah mengisi perut, jadi pagi ini masih memiliki cadangan energi untuk menghadapi kerasnya dunia.
Memasuki klinik, tak ada kata sambutan atau senyuman hangat seperti biasa. Semuanya berubah, dunia berbeda bagi Dayana. Apalagi beberapa perawat menatap sinis dan tidak suka pada Dayana. Seperti inikah hidup yang harus dijalaninya? Apa yang ia bangun runtuh sudah dalam satu malam ah tidak bahkan kurang dari 1 jam.
“Uhhh nyamannya”, ucap Dayana menyandarkan tubuh pada kursi kerja.
Sampai siang hari jam istirahat tidak ada satu pun pasien yang datang membuatnya sangat bosan tapi ia bersyukur. Tandanya semua warga desa dalam keadaan sehat dan bahagia. Dayana memilih keluar ruangan dan ikut berkerumun bersama beberapa perawat tapi sayang mereka langsung membubarkan diri begitu saja.
“Eh ada apa lagi ini”, ucap Dayana.
“Asyik ya semalam bersama aktor muda”
“Berondong juga”
Ucap kedua perawat, sengaja lewat dan meninggikan intonasi suara. Citranya rusak sudah dimata semua orang.
“Kevin aku membencimu”, Dayana mengepalkan kedua tangan di sisi tubuh.
Kakinya melangkah keluar memasuki rumah makan sederhana untuk mengisi perut tapi belum sampai memesan makanan, pramuniaga mengatakan makanan telah habis padahal terpampang nyata masih banyak pilihan serta aneka lauk.
Dayana pun hanya makan bakso di pinggir jalan sembari menahan tangis sedih dan kesalnya. Mungkin pedagang bakso ini bukan warga desa sekitar, makanya ia masih menerima Dayana membeli satu porsi baksonya.
“Bunda, aku kangen".
Tak kehilangan ide Dayana meminta bantuan pedagang bakso memberikan informasi kontrakan di desa sebelah. Beruntung nasib baik masih berpihak, sore ini usai praktik Dayana membawa koper besarnya menuju kontrakan baru. Tempatnya memang lebih kecil serta harga sewa lebih mahal karena cenderung dekat jalan raya.
“Huh, tidak apa Dayana dari pada harus tidur di jalanan, lagi pula aku masih mampu membayar sewanya”. Namun memang kendala yang dihadapi, jauhnya dari lokasi klinik dimana Dayana praktik.
**
Di sisi lain Kevin yang kembali ke villa mencari keberadaan Dayana, hendak mengambil beberapa pakaian shooting yang tertinggal. Sejenak Kevin tidak tenang kemana istrinya itu pergi, lalu mencarinya bagaimana, bahkan nomor ponsel Dayana pun tidak punya dan satu lagi, Kevin lupa siapa nama istri dadakannya.
“Hah sekarang dia mengacaukan isi kepalaku”, bentak Kevin pada dirinya sendiri lalu ia berusaha mengingat wajah Selena kekasihnya agar menghempaskan suara tangis dan wajah manis cantik Dayana ketika memakai kebaya.
Kevin putuskan segera kembali ke hotel tanpa bertanya pada penjaga, tentang kemana wanita cantik yang semalam tidur di villa pergi. ‘Bodo amat’ itu yang Kevin tanamkan dalam otak dan hatinya.
“Fokus Kevin fokus, jangan memikirkan perempuan kampungan itu. Lagi pula siapa dia berani sekali menjebak pria sekelas ku, memang murahan”, cibir Kevin.
Hari semakin larut dan dingin, Kevin ditemani managernya menyantap makanan lezat serta teh hangat yang menambah tenaga malam ini. Saat mendekatkan satu sendok makanan pada mulut, Kevin kembali teringat pada sosok Dayana. “Ah sial”, makinya lalu melempar sendok.
“Ada apa bro?”, tanya manager Kevin yang sedikit cantik juga tampan.
“Bro, apa jadinya kalau ada skandal ditengah karir yang memuncak ini?”, serius Kevin, ia tidak mau cita-citanya hancur sudah karena menikahi wanita asing.
“Ya udah pasti kamu kehilangan job dan fans. Apalagi kalau itu berhubungan sama perempuan, duh bisa habis kamu ditinggal fans yang kebanyakan perempuan apalagi remaja”, terang manager dengan gaya gemulai.
“Memang kamu bikin masalah apa Kevin? Awas kalau sampai aku mendengarnya dan karir kamu redup”, ancam manager sekaligus pencari job bagi Kevin.
“Bro, gemana pandangan kamu soal nikah muda?”, Kevin menyesap teh hangat.
“APA? NIKAH?”, pekik manager.
“Bisa jangan berisik? Suaranya ganggu banget”, kesal Kevin karena kini keduanya jadi pusat perhatian crew yang sedang istirahat.
“Kevin yang bener kamu mau nikah? Sama siapa, Selena? Aduh Kevin bisa cari perempuan lain aja ya, dia bukan perempuan baik-baik. Ok sekarang pacaran sikapnya biasa saja tapi kamu harus tahu Kevin dia itu perempuan nakal”, omel manager sangat takut jika Kevin mengakhiri karirnya dengan menikah muda, sungguh sangat disayangkan.
“Selena baik dan aku cinta sama dia”, Kevin yang hendak kembali menyantap makanan tiba-tiba mendapat serangan mendadak dari manager. “Aw sakit, kenapa? Memang salah dia kan pacarku”.
“SALAH”, manager gemulai itu melotot nyaris kedua matanya loncat. “Kamu ya aku kasih saran, jangan cari pasangan dari sesama dunia hiburan. Profesi lain kan banyak, ada guru, designer atau dokter. Ya bener kamu butuh istri seorang dokter biar bisa merawat kamu yang pesakitan ini”, sontak kalimat itu membuat Kevin tersedak teh hangat.
“Uhuuuk uhuuk”, wajah Kevin merah, ia menepuk dadanya. Langsung teringat dengan pengakuan Dayana kalau ia malam itu datang karena mau memeriksa Kevin. “Sial”, umpatnya.
“Aduh Kevin hati-hati. Sekarang jangan mikir nikah, cari uang yang banyak. Tante Marta minta dikirim uang lagi, sudah habis jatah bulanannya”, manager bernama Jen ini memberi peringatan bahwa ibu kandung Kevin telah meminta sejumlah dana segera di transfer untuk kebutuhan hidup sosialitanya.
“Iya iya, kamu kirim aja buat mama”, Kevin malas berdebat mengenai mamanya. Semenjak Tuan Nugraha meninggal, Kevin menjadi tulang punggung di keluarga, bagi mama dan satu adiknya yang masih duduk di bangku SMA. Berat memang hidupnya, disaat rekan lainnya menikmati masa muda serta liburan, Kevin harus mencari job kesana kemari.
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
gaby
Oalah ternyata Kevin org susah jg toh. Kirain kturunan Sultan sampe songong & menghina org smaunya. Emaknya aja nyusahin anaknya mlulu.
2023-10-07
0
Lina aja
kasian banget tu Dayana...hukum masyarakat yg g tau apa"cuma bisa menghakimi tanpa tau apa masalah nya
2023-02-17
0
Defi
ternyata oh ternyata sikap arogan Kevin dipicu oleh orang2 terdekatnya yang menjadikan dia mesin pencetak uang
2023-01-27
1