Tante, I Love You
BAB 1
Suara gemericik hujan gerimis dari atas genting adalah santapan biasa bagi dokter umum berparas cantik ini. Ia tak pernah sekalipun mengeluh kala hujan atau panas menemaninya di awal hari. Tetap pergi menuju klinik dimana tempatnya melayani warga dan menyalurkan ilmu serta keahliannya. Segala kemewahan tak ia dapatkan melainkan suasana tentram dan damai di milikinya saat ini dan itu sangat dibutuhkan.
Aileen Dayana Kei, perempuan cantik berusia 27 tahun, lulus sebagai dokter satu tahun yang lalu. Jika kebanyakan dokter muda mengejar karir di rumah sakit besar dan ternama, tapi tidak dengan Dayana. Dirinya memilih hidup di sebuah desa yang asri, penduduk ramah, membantu warga yang sakit tanpa pamrih.
Dayana memang bukan berasal dari keluarga kaya raya, ibunya mengelola toko roti di ibu kota. Toko roti milik nenek Dayana. Serta ayah dan ibu yang telah berpisah sejak ia masih sangat bayi, baru saja dilahirkan Dayana tak pernah merasakan sentuhan kasih sayang seorang ayah. Memandang wajahnya pun tidak pernah, mengingat ayahnya pergi bersama wanita lain meninggalkan Bunda Nayra yang sedang hamil besar. Miris memang tapi itulah jalan hidup yang telah ditakdirkan untuknya.
Sampai ia dewasa pun nasib baik dan keberuntungan belum singgah mengubah keadaan. Harus sakit hati pada seorang pria yang kini menjadi suami adik sepupunya. Sekuat apapun Dayana berusaha merebut tapi pria itu bukan jodohnya, tak akan ia dapatkan apapun dari usahanya.
“Pagi dokter”, sapa perawat di klinik.
“Pagi”, senyum Dayana. Membuka jaket tebal yang membalut tubuhnya dari rasa dingin. Ia pun membuka ponsel dan menghubungi keluarga yang jauh di sana.
“Pagi bundaku yang cantik, bunda apa kabar?”, tanya Dayana dengan suara lembutnya. Matanya yang sedikit sipit mengedip indah pada sosok wanita yang sangat ia cintai. “Iya bunda nanti Dayana sempatkan pulang. Bagaimana kabar oma?”.
Cukup melepas rindu, Dayana segera menutup sambungan video, ia pun menerima secangkir teh melati hangat yang dibuat melalui proses tradisional.
Mulai membaca lebih dari 20 daftar riwayat pasien yang telah siap ia periksa.
.
.
Siang hari ketika istirahat Dayana melihat jalan depan klinik di penuhi warga dan banyak dari perawat ikut berbaris menunggu sesuatu yang akan lewat. Ah mungkin saja presiden atau pejabat yang biasanya datang dan mendapat perhatian banyak orang. Tapi tunggu, kali ini para remaja juga ikut menanti dan menunggu bahkan berdesakan ingin berdiri paling depan. Mereka menyerukan satu nama asing bagi Dayana.
Entah Dayana yang tidak tahu atau memang itu orang tidak penting yang datang. Akhirnya ia bertanya pada salah satu scurity di depan pintu klinik.
“Pak ada acara apa ya, kenapa warga dan perawat berdesakan seperti itu?”
“Oh, itu Dok. Ada artis mau syuting di desa kita. Menurut informasi villa pribadinya ada di sini Dok, dekat dari rumah kontrakan Dokter Dayana”.
“Oh villa besar diujung jalan ya? Saya pikir pemiliknya pengusaha”, Dayana terkekeh bersama petugas keamanan.
“Bukan dokter, villa itu baru dibangun 3 tahun yang lalu dan benar-benar selesai satu tahun lalu, karena sempat molor pengerjaannya”, terangnya lagi.
“Memang artis siapa yang datang? Sebegitu terkenalnya Pak, sampai saya tidak tahu siapa namanya dan asing bagi saya”.
“Ini Dokter”, pria setengah baya ini membuka ponsel dan membuka sosial media, menunjukan gambar pria tampan dan manis namun memiliki kesan arogan. “Ini Dokter, namanya Kevin Nugraha. Pendatang baru memang, wajar dokter kan sibuk. Nanti kenalan saja dok, kan sama-sama berasal dari kota”.
“Bapak ada-ada saja, sudah ya pa saya masuk lagi ke dalam”.
Dayana duduk di kursi kerja, ia menunggu jam istirahat usai, tapi kenapa waktu berjalan lama dan sangat lambat. Sampai sebuah teriakan cukup nyaring terdengar menusuk kedua telinganya.
“Ahhhh Kevin, kenalan dong”
“Kevin, aku mencintaimu”
“Kevin, aku penggemar berat kamu”
Dayana bergidik ngeri membayangkan semua fans itu, benar-benar akan bertindak apa jadinya jika sang idola tidak sesuai harapan mereka.
“Sehebat apa Kevin itu?”, gumam Dayana yang juga membuka sosial media dan melihat beberapa cuplikan film layar lebar Kevin. “Cukup mengagumkan dan ya sama seperti aktor lain”, ucap Dayana pelan.
.
.
Sore hari Dayana yang telah selesai praktik, mengunjungi rumah makan padang, ia tersenyum melihat rendang yang masih tersisa satu lagi itu.
“Uni biasa ya dengan rendang”, ucap Dayana tersenyum manis, dia memang biasa membeli makan untuk santap malam. Malas sekali setelah berkutat dengan segudang pekerjaan harus masak di rumah. Kecuali sarapan, Dayana memang selalu masak sendiri cukup mudah, bahan yang tersedia pun gampang hanya telur, roti, oatmeal, beef slice dan buah-buahan serta susu segar yang dikirim setiap pagi oleh koperasi di dekat desa.
“Bu sudah selesai? Mana pesanan saya?”, suara dingin dan datar pria.
Sontak Dayana menoleh pada pria jangkung yang berdiri di sampingnya. Mendelik sebal karena pada akhirnya makanan yang siap untuknya diberikan oleh pemilik rumah makan pada Kevin.
“Maaf ya Mbak, sama lauk yang lain saja ya Mbak”
“Tapi kan saya lebih dulu uni”, Dayana mendengus kesal. “Hey, anda bisa mengantri kan? Sangat tidak sopan, kembalikan itu milikku”, seru Dayana sangat marah.
“Enak saja, perempuan kampung seperti mu minum air saja sudah cukup”, ejek Kevin, tepat sesuai dugaan Dayana jika pria ini sangat arogan tak memiliki hati.
“Heh, dasar anak ingusan. Berani sekali bibirmu itu menghina”, kesal Dayana berusaha menggapai satu bungkus nasi di atas tangan Kevin yang tinggi.
“Maaf mba, tadi Mas ganteng itu pesan lebih dulu sebelum ke toilet. Saya lupa, tiba-tiba mbak datang. Maaf ya mba”.
“Yasudah uni, lain waktu saja”, senyum Dayana, mungkin terpaksa malam ini ia hanya makan roti dan telur lagi.
Dayana berjalan kaki menuju rumah kontrakannya yang berjarak 1 km dari rumah makan itu. “Ahhhhh kurang ajar”, pekiknya pada mobil Honda Civic Turbo berwarna merah, melaju tanpa belas kasih dan menginjak genangan air sampai pakaian Dayana terciprat air kotor.
“Ups, maaf perempuan kampung”, ejek Kevin yang memang sengaja membawa mobilnya melintas genangan air kotor.
“Dasar bocah ingusan”, kesal Dayana. Wanita cantik kakak sepupu Dwyne Bradley ini kesal bukan main karena jas putih kebanggaannya pun kotor. Dayana hanya menghembus napas kasar. Ia pun tiba di persimpangan jalan, sebelum masuk rumah, Dayana melihat pintu gerbang Villa milik Kevin nuansa tropis sangat kental terlihat.
“Aku berharap kau sakit perut, karena makanan itu harusnya milikku”, geram Dayana mengacungkan jari manis ke arah villa. Tidak peduli dia artis atau bahkan CEO sekali pun kalau sikap menyebalkan kenapa tidak di lawan.
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Nuraini Nuraini
habis dari dwyne-adam lanjuut sinii🤩
2023-07-20
1
shanty
Dayana,, masih masuk dalam silsilah keluarga papa adam kah? Mungkin karena aku baca novelnya nggak berurutan,,, tp nggak apa2 biar nambah rasa penasarannya,,,
2023-07-19
1
Uthie
Mampir 👍♥️
2023-02-17
1