Menggelikan

Lahir ditengah keluarga kaya raya dan menyandang status sebagai Nona Muda tak lantas membuatnya bahagia.

Jika boleh jujur, Jessica sangatlah membenci kehidupannya saat ini. Dia benci kehidupannya, dia benci orang-orang munafik yang ada disekitarnya, dia benci pada mereka yang bermuka dua. Baik di depan namun buruk dibelakang. Dan kehidupan penuh drama seperti itu membuatnya muak.

Wanita itu menghentikan langkahnya ketika beberapa pelayan berjajar sambil menyeka air matanya. Kemudian dia berpikir 'Memangnya siapa yang mati?' dia bertanya dalam hati. Dalam hatinya, Jessica sangat berharap jika salah satu dari keluarganya ada yang mati. D

Semakin dalam dia melangkahkan kakinya. Semakin banyak pula orang yang berduka. Dan itu semakin membuatnya penasaran setengah mati. Sampai akhirnya dia melihat seekor Peppermint Angelfish mengapung di dalam aquariumnya.

Jessica tersenyum sinis melihatnya. Benar-benar sangat luar biasa. Dan itu adalah ikan kesayangan ibu tirinya. Gadis itu melangkahkan kakinya menuju aquarium, tangan kanannya menyambar jus jeruk yang ada di atas meja lalu menuangkannya ke dalam aquarium tersebut. Membuat beberapa orang terkejut melihatnya.

"Yakk!! Apa yang kau lakukan, hah?!" Teriak seorang wanita yang wajahnya sembab oleh air mata.

Kemudian Jessica menoleh pada wanita yang menangis dalam pelukan seorang paruh baya yang merupakan ayahnya. "Tentu saja memberikan penghormatan terakhir, apa lagi. Aku turut berduka untuk kematian ikan kesayanganmu ini, Ibu Tiri!!"

"Jessica, jaga sikapmu!! Ibumu sedang berduka dan kau malah bicara seperti orang yang tidak terpelajar. Apa menurutmu itu pantas?!" Bentak sang ayah penuh emosi.

"Kalian semua benar-benar menggelikan, menjijikkan dan memuakkan." Ucap Jessica dan pergi begitu saja.

"Jessica, kau~"

Jessica mengangkat bahunya tanda tak peduli. Wanita itu melenggang pergi meninggalkan kamarnya yang berada di lantai dua. Keluarga penuh drama, menangisi seekor ikan yang mati sampai membuat semua pelayan ikut berduka. Benar-benar sangat mengelikan.

Dan inilah yang Jessica benci dari keluarganya. Selalu penuh drama dan hal-hal konyol yang sebenarnya tak layak dilakukan. Salah satunya adalah dengan menangisi dan berduka untuk seekor ikan yang sudah mati.

-

-

Lelaki itu berjalan dengan tenang di lorong sempit yang kumuh. Diikuti oleh bawahannya yang ada di belakang, Xiao Luhan berhenti ketika mata hitamnya menatap dua orang yang sudah di kawal kesini untuk bertemu langsung dengannya.

"M-Maaf, Tuan. K-Kami tidak bisa mendapatkannya..."

Luhan terdiam. Ia menghisap rokoknya dan menghembuskannya tepat ke wajah kedua orang itu. "Tak apa. Aku mengerti."

"T-Tolong..." Salah seorang dari mereka berdua berlutut dan meminta maaf kepada Luhan. Luhan tak memberikan respon. "M-Maafkan kami, Tuan Xiao!"

"Hm?" Luhan mengangkat sebelah alisnya dan berpura-pura bingung, "Minta, maaf karena apa?"

"Karena kami... Tidak bisa menemukan barang Anda yang telah hilang karena keteledoran kami..." jawab pria itu, begitu pelan... Begitu ketakutan.

Luhan terdiam sebentar. Ia lalu menyuruh pria itu untuk berdiri, dan dia pun menurutinya. Kedua kakak beradik itu terus menatap Luhan dengan takut.

Luhan menatap keduanya dan menghela nafas berat. "Kalian benar-benar tidak berguna..." katanya sambil terkekeh.

BUAKH!

Luhan memukul salah satu dari mereka dengan telak, membuat saudara pria itu langsung berjengit kaget. Ia lalu menarik kerah pria itu dengan beringas, membuatnya menjerit keras.

"Dengar, para anak buah tidak berguna," ucap Luhan penuh penekanan. "Karena kalian tidak bisa mendapatkan barang itu, aku jadi rugi besar, kalian dengar itu!?"

"M-Maafkan kami—"

"Bawa mereka ke penjar*!" ucap Luhan sambil berbalik.

Ia menulikan telinganya saat terdengar suara jeritan kedua pria itu. Dan dapat terdengar suara sel tertutup. Ia lalu berhenti menatap bawahannya yang sudah menunggu untuk di perintahkan.

"Bakar mereka. Kita tidak perlu sampah seperti mereka berdua!!"

Dibalik wajahnya yang tampan namun terkesan cantik. Bersemayam sosok iblis yang sangat mengerikan. Bagi orang yang tak mengenalnya dengan baik. Pasti akan berpikir jika Luhan adalah seorang malaikat karena berwajah tampan dan memiliki sikap yang tenang.

Tapi jangan coba-coba mengganggu apalagi membuatnya marah, karena harga yang harus dibayar sangatlah mahal. Karena nyawa bisa melayang dengan sia-sia.

-

-

"Cih, dasar manusia-manusia menjijikkan!!"

Jessica menatap sinis pada sekumpulan manusia yang menurutnya sangat menggelikan. Berjajar mengelilingi sebuah kolam ikan yang Jessica ketahui sebagai tempat pemakaman ikan-ikan milik ibu tirinya yang telah mati.

Orang-orang mengelilingi kolam tersebut dengan balutan pakaian serba hitam. Dan tampak si ibu tiri yang menangis histeris, ada juga saudara-saudara tiri Jessica yang juga ikut menangis juga. Dan ayah Jessica yang juga menunjukan kesedihan yang mendalam. Parahnya lagi, kematian ikan kecil itu sampai disiarkan secara langsung.

Satu persatu melemparkan setangkai mawar putih ke dalam kolam tersebut. Tak ingin ketinggalan momen menggelikan tersebut. Jessica pun segera bergabung dengan mereka semua. Berbeda dari orang-orang itu yang memakai pakaian hitam, Jessica justru memilih pakaian berwarna cerah, yakni kuning.

Dan semua kamera wartawan kini menyorot padanya ketika dia berjalan ke arah kolam sambil membawa setangkai mawar merah. Jessica menoleh kearah ayah dan keluarga ibu tirinya sambil tersenyum lebar. Kemudian dia melemparkan bunga tersebut ke dalam kolam dan melenggang pergi.

Dia yang mencolok diantara semua yang ada disana tentu saja menarik perhatian banyak pasang mata. Apalagi acara ini di siarkan langsung oleh beberapa tv nasional Korea.

"Dasar manusia-manusia bodoh, berduka hanya untuk seekor ikan. Mati ya mati saja, kenapa harus ada ritual berduka?!"

-

-

Luhan menatap ketiga lelaki itu dengan bingung. Mereka terlihat begitu serius menyaksikan sebuah berita dari ponsel dan tab masing-masing. Penasaran apa yang tengah mereka lihat, Luhan mengambil ponsel milik salah satu dari ketiga orang itu.

"Yakkk!!" Dia berteriak dan hendak membuat perhitungan dengan orang tersebut. Namun hal itu dia urungkan setelah melihat siapa yang berdiri dihadapannya. "Hehehe, Bos. Aku kira siapa." Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Luhan tak memberikan respon apapun. Dia begitu serius melihat acara pemakaman yang menurutnya paling menggelikan. Pasalnya yang dimakamkan bukan manusia, melainkan seekor ikan. Luhan mendengus.

Baru saja dia hendak mengembalikan ponsel tersebut pada si pemilik namun ia urungkan ketika ada satu moment yang menarik perhatiannya. Kehadiran seorang perempuan muda yang terlihat paling mencolok diantara semua yang datang ke pemakaman itu.

Luhan menatap perempuan itu cukup lama. Wajahnya terlihat tak asing, dia merasa pernah melihat dan bertemu dengannya. Tetapi Luhan lupa kapan dan dimana. Lalu dia mengembalikan ponsel tersebut pada pemiliknya dan melenggang pergi. Dia sangat lelah dan ingin segera beristirahat.

-

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Sumawita

Sumawita

kayaknya karakter jessica ga bisa di tindas

2023-01-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!