Suara bus yang beriringan meramaikan jalan yang sangat sepi dengan hutan yang lebat disisi kanan kirinya. Jauh dari pemukiman warga menjadikan suasananya mencekam. Membuat hampir semua siswa-siswi dan gurunya tertidur pulas. Hanya ada beberapa siswa -siswi yang masih terbangun, salahsatu diantaranya Sarah. Parasnya yang sangat cantik, dengan bulu mata yang lentik dan matanya yang begitu bening. Dia sedang melamun melihat ke atas bus. Mengingat moment ketika dirinya dijemput Pak Rei. Lamunan itu membuatnya senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba handphonenya bergetar, mendandakan ada notifikasi yang masuk.
Dia pun langsung mengeceknya. Ternyata chat dari Pak Rei.
Mulut nya mangap karena kaget, kepalanya yang tadinya nunduk melihat handphone spontan diangkat, lalu melihat ke kanan dan ke kiri. Kemudian dia melihat chat nya kembali. Sambil menghembuskan nafas panjang dan menempelkan handphone nya ke dada. Lalu melihatnya lagi dan membukanya.
Isi chat
"kamu tidur apa nggak? Bentar lagi bus nya mau berhenti direst area."
"Rest area mana ya? Ini aja masih hutan. Saya gak tidur."
"Jangan jutek-jutek saya gak suka."
"Tapi bapa juga jutek kan."
"Kalau Saya jutek. Ngapain tadi jemput kamu?ngapain sekarang saya chat kamu?"
Spontan Sarah tertawa dan tidak sengaja membangunkan sahabat yang duduk disampingnya.
"kenapa rah? " tanya Emeli Sahabatnya
"Nggak kok. Maafya kamu jadi ke ganggu."
"Gak apa-apa. Aku pusing banget nih. Kebelet lagi haduh" Sambil melihat ke arah jendela, Emeli menyandarkan badanya ke jok mobil.
"Sebentar lagi kita akan istirahat di rest area."
"Kata siapa?."
"Pak Rei lah. Eh" Sambil tutup mulut dia keceplosan.
"Iiihhhh pantesan" Emeli spontan langsung mendekati Sarah dan mencubit pipi kananya
"Aww. Sakit tahu." Sambil manyun dan melihat chat nya kembali.
Emeli pun tersenyum ketus sambil mengeluarkan air minum dari tas kecilnya.
Lanjut chat dengan Pak Rei
"Lucu pak, hihihi."
"Bagi saya gak lucu."
Saya mau tanya boleh gak.
"Boleh pa. Apa?"
"Kamu kan sudah keluar Sekolah. Kapan tidak panggil saya bapa lagi?."
"Loh emang harus panggil apa? Bapa kan guru biologi, wakasek Kurikulum lagi."
"Saya masih muda. Apa terlihat sudah tua?dan baru beberpa bulan ngajar biologi. Kalau wakasek kurikulum saya hanya handle Pak Ridwan saja."
"Oh gitu. Memangnya bapa berpa usia nya sekarang? "
"Kalau Saya kasih tahu. Apa manfaat nya buat kamu? ".
"Gak ada sih hihi
"hmmm
"Tadi saya tanya mau kapan kamu berhenti panggil saya bapa?."
"Jawab dulu. Usia nya sekarang berapa?."
"27".
"Pantes gelarnya Magister sains (M.Si.). Oh iya saya juga pernah dengar bapa ngajar juga di kampus Ternama Daerah Jakarta ya pa?."
"Hemmm. Udahan dulu ya chat nya. Ayo siap-siap istirahat!"
"hmm". Hanya di read oleh Pa Rei.
Sarah pun merapihkan pakaian dan Rambutnya, lalu memasukan handphone ke saku jaketnya.
Pemandu wisata sudah siap-siap memberikan arahan, dengan menyalakan mix.
"Test test. Perhatian - perhatian semuanya.
5 menit lagi kita akan sampai di rest area. Ayo bersiap-siap semuanya. Ingat! Waktu Istirahat hanya setengah jam saja. Dikarenakan perjalanan masih jauh dan kita mengejar waktu sunrise saat sudah di laut."
Semua bus mulai berbelok untuk masuk ke area parkir. Satu per satu siswa-siswi dan pembina nya turun dari bus.
"Rah, tungguin dong." Suara Emeli yang kenceng membuat Sarah berhenti berjalan cepat.
"Ya ampun Emeli. Maaf aku terburu-buru tadi"Sambil menengok ke belakang. Ternyata Emeli masih didalam bus.
"Tunggu rah, powerbank ku jatoh. Aku cari dulu sebentar." Sambil mencari power bank nya yang jatoh Emeli panik, karena lampu bus sudah dimatikan. Dia kesusahan mencari power bank nya yang hanya menggunakan senter handphone nya.
Sarah masih berdiri menunggu Emeli. Tiba-tiba ada suara yang membuat dia kaget.
"Ehm?."
Spontan Sarah melihat ke belakang. Dan alangkah terkejutnya dia, teryata itu adalah pak Rei. Lalu dia balik badan berpura-pura melihat ke arah Emeli.
"Apa mau membelakangi saya seperti itu?" Sambil mengangkat satu alisnya dan menutup rapat mulutnya.
"Nggak. Hanya kaget saja. Emeli lagi kehilangan powerbank nya Rei. Upppsss."
Pak Rei kaget karena Sarah memanggil namanya. Awalnya dia melotot yang akhirnya dia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Terimkasih!"ucap pak Rei.
"Untuk apa? "
Pak Rei tidak menjawab.
"Suruh temanmu turun. Biar saya yang cari. Cepat istirahat karena waktunya tidak banyak."
Sarah pun pergi memanggil Emeli dan ngasih tahu kalau powerbank akan dicari oleh pa Rei. Lagi-lagi Emeli suka menggoda Sarah.
"Oh yaa? Romantiiiissss. Mari kita turun. Aku udah kebelet" ajak Emeli sambil manyun.
Emeli mengajak Sarah berlari dengan memegangi tangannya.
"Makasih banyak ya pak." ucap Emeli sambil tersenyum.
Merekanpun pergi. Sedangkan Pa Rei naik ke bus mencari powerbank milik Emeli.
Saras yang saat turun dari bus merasa kepalanya pusing dan merasa ingin muntah.
Saras tidak sanggup berjalan sendiri, dia nunggu Risa yang dari tadi ke toilet dan belum kembali. Disisi lain Sarah dan Emeli terburu-buru ke toilet karena waktu istirahat hanya sebentar. Beberapa menit kemudian Sarah baru keluar dari kamar mandi dan bertemu dengan Risa, sedangkan Emeli masih di toilet.
"Loh Ris? Saras mana?"
"Nunggu aku di kedai kopi tadi. Katanya kepalanya pusing. Tapi tadi aku kebelet banget, ini aku baru keluar soalnya tadi ngantri banget."
"Yaudah. Aku kesana kamu tolong tungguin Emeli disni yaa. Nantin, bareng-bareng aku nunggu disana."
"Oke oke deh. Pesenin aku Kopi panas satu yah."
"Ya iya.Tar aku pesenin."
"Makasih ya"
"Santay." Sebari pergi menemui Saras
Dari kejauhan Saras yang merasa pusing memaksakan diri untuk bangun. Sarah yang melihatnya langsung bergegas lari, hampir dia terjatuh. Untungnya ada Pa Hendra yang spontan memegang Lengan kanan nya.
"Jangan terburu-buru!" Dengan wajah datar
Belum sempat Sarah mengucapkan terimakasih pak Hendra sudah pergi.Tanpa pikir panjang, Sarah kembali berlari. Untungnya dia tepat waktu saat Saras yang akan jatuh keburu dirangkul oleh nya.
Terlihat Emeli dan Risa yang berlari dari kejauhan. Mereka langsung membantu Sarah, lalu membawa Saras ke toilet untuk memaksakan nya agar saras muntah.
selesai itu Saras pun ke toilet, sedangkan mereka bertiga nunggu diluar.
"Kalian tunggu disini, aku akan memesan 4 teh panas. kalian langsung ke bus aja, nanti aku langsung kesana."
"Iya rah".
Sarah pun pergi membeli 4 teh manis.
Saras keluar dari toilet dengan wajah yang sangat pucat.
"Aku lemas sekali, sepertinya masuk angin. Apa ada yang bawa tolak angin?"
"Aku bawa. Tapi di tas aku yang satunya di bus" ucap Risa.
"Yaudah ayo masul ke bus aja" ajak Emeli.
"Sarah mana?" tanya Saras.
"Lagi beli teh panas buat kita. Nanti dia langsung ke bus" ucap Risa.
"Yaudah ayo ke bus." ajak Saras.
Mereka pun langsung pergi masuk ke bus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments