Waktu malam sudah hampir tiba. Keberangkatan menuju Laut untuk perpisahan jam delapan. Terlihat Sarah dengan rambutnya yang panjang terikat. Rok hitam panjang, disertai jaket putih tulang dengan bulu-bulu halus diciputnya. Dan tas ransal hitam, yang menjadikan penampilanya lebih terlihat dewasa. Dia sedang kebingungan mencari siapa yang akan mengantarkannya ke alun-alun kecamatan, sebagai tempat bus menunggu untuk keberangkatan.
Sebelumnya, Ayahnya sudah berpamitan untuk pergi Rapat dengan warga nya. Karena Ayah nya adalah seorang ketua RT. Sedangkan Ibu nya membantu mencari orang untuk mengantarkan anaknya berangkat menuju lokasi.
"Hallo? "
"Ya hallo Bu"
" Andi? Ibu mau minta tolong bisa anterin Sarah gak ke kecamatan? Dia mau berangkat perpisahan ke Laut Pangandaran." ucap ibu nya.
"Yahh. Maaf Bu saya lagi gak dirumah, ini lagi lomba Di Kabupaten."
"Owalah yasudah. Maaf ganggu ya ndi."
"Oke gak papa Bu."
Sarah masih kebingungan karena waktu hanya setengah jam lagi.
Trut Trut Trut
Suara handphone berbunyi.
Alangkah terkejutnya Sarah. Ternyata yang nelpon ialah Pak Rei. Dengan jantung yang berdebar dan suara yang agak gugup dia mengangkat telponnya.
"Hallo?" Suara lembut disebrang sana.
"Hallo pak?"
"Sarah dimana ya? udah setengah jam lagi kok belum kelihatan?" tanya Pak Rei.
Jlep jantung Sarah berdetak kencang. "Aku tidak pernah diperhatikan sejauh ini oleh nya." ucap Sarah dalam hati sambil senyum-senyum.
"Hallo?" Pak Rei masih menunggu jawaban. Karena Sarah belum menjawabnya.
"Maaf pak, saya masih dirumah. Gak ada yang nganterin soalnya ayah lagi rapar rt. Tetangga juga gak ada yang anterin. Tadi udah ditelpon tapi katanya lagi di kabupaten. Saya rumahnya juga kan jauh ke orang pak." Jawab Sarah.
"Tunggu disana saya jemput kamu."
"Tunggu! (nada keras) emangnya bapa tahu rumah saya dimana?"
"Tunggu saya didepan rumah Kamu!" Mematikan telpon.
"Iya."
Sarah bergumam sambil tertawa.
"Seberani itukah pak? Hmm biar jutek tapi perhatian hihi."
Sepuluh menit kemudian
Trut trut trut
"Pak Rei?" Spontan Sarah kaget
Sarah lan sung bergegas keluar sambil pamitan kepada ibu nya.
"Bu, aku pamit ya." Sambil mencium pipi kanan kiri ibu nya.
Ibu nya sudah mengetahui bahwa Sarah dijemput oleh Pak Rei, karena ibu nya yang menelpon Bu Ima agar menyuruh Pak Rei menjemput Sarah. Sarah membuka pintu dan keluar rumah. Sedangkan ibu nya pergi ke kamarnya telponan sama bu Ima.
Alangkah indahnya pertemuan seorang guru yang banyak dikagumi oleh muridnya. Dan sorang murid cerdas, sopan dan jadi primadona di sekolahnya.
"Selamat malam pa." Sambil mengulurkan tangan kepada pak Rei dan berusaha agar tidak gugup.
"Ya. Selamat malam." jawab Pa Rei sambil menerima uluran tangan Sarah yang mengajak nya salaman seperti halnya salaman guru dengan muridnya.
"Ayo. Udah pada mau berangkat."
Sarah pun tanpa berkata-kata naik ke motor Pak Rei.
"Aduh. Minyak wanginya wangi banget. Baru pertama kali dibonceng gini sama dia. Dek-dekan juga hm" ucap Sarah dalam Hatinya.
"Apa bapak ikut? Di bus nomor berapa?saya di bus nomor 4 pa." tanya Sarah menghilangkan kecanggungan.
"Ya. Nomor 2." jawab Pak Rei singkat.
"Baiklah kali ini aku tidak akan bertanya. Rasanya malu juga kalau dia menjawabnya singkat. Eh tapi kan dia memnang seperti itu.Ah yaudahlah diem aja" ucap Sarah kembali dalam hati nya sambil mengeluarkan nafas panjang.
Siulan dan sorakan ramai dari teman-temanya.
"Sarah? Kamu cantik banget."
"Beda banget gak pake seragam. Cakep bet dah"
"Cie. Mantap pak Rei ihiwwww."
"Jangan kaya begitu." ucap Sarah
Belum sempat Sarah bilang terimakasih.Pak Rei sudah pergi dengan wajahnya yang jutek.
Sarah hanya menengok ke arah pak Rei saat melihatnya pergi. Teman-temanya mendatanginya dan mengajaknya ke lapangan untuk mendengarkan arahan terlebih dahulu sebelum bus nya berangkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments