Chapter 4. Dunia Baru! [Kemunculan Lucas & Patahnya Pedang Suci!]

"Marviinn!" sorak Nadya sambil menurunkan ketinggian terbangnya, dan menapakkan kakinya diatas tanah. Ia lalu berlari menghampiri Marvin yang tengah terkapar.

"T-tidak apa-apa Na...dya" lirih Marvin dengan terbata-bata.

Nadya mendapati tubuh Marvin terluka. "Aku akan menyembuhkanmu." Ia mengarahkan tangannya ke arah tubuh Marvin. "Heal!" Tangan itu seketika mengeluarkan cahaya berwarna hijau, dan segera meresap kedalam tubuh Marvin.

Selain dianugerahi kekuatan sihir dan mana yang luar biasa, Nadya pun turut diberkahi sihir penyembuh tingkat tinggi oleh para leluhurnya, karena gadis itu sedarah dengan mendiang raja pertama kerajaan Scandivall, Ernest Scandivall, yang sering mereka sebut sebagai sang dewa sihir yang agung.

Sihir penyembuh itu, mampu membuat luka-luka ditubuh Marvin menghilang, dan memulihkan sebagian mana-nya yang telah habis terpakai, saat melawan sang naga merah.

Marvin merasakan tubuhnya fit kembali seperti sedia kala, dan kapasitas mana-nya kembali terisi penuh. "Terima kasih, Nadya," ucap Marvin seraya tersenyum, dan mulai membangkitkan tubuhnya.

Nadya tak pernah melepaskan sandaran punggung Marvin dari tangannya. "Naga itu telah kuhancurkan, dengan pedang suciku," ucap Nadya. Ia lalu membantu Marvin untuk berdiri dengan tegak.

"Hmm ... memang sudah tak diragukan lagi kemampuanmu, Nadya," puji Marvin, yang menolehkan wajahnya ke arah wajah Nadya.

Nadya seketika memusatkan perhatiannya pada lokasi dimana dirinya bertarung dengan sang naga. Matanya pun memicing tajam, seakan sedang melihat sesuatu yang sangat aneh menurutnya.

Setelah kekuatannya kembali, Marvin dengan segera menghela nafasnya seraya menggeliatkan tangan ke belakang. Ia lalu menoleh ke wajah Nadya, yang sedari tadi menatap jauh ke arah depan.

"Nadya? Apa ada yang aneh?" tanya Marvin, yang juga turut memfokuskan pandangannya ke arah tempat pertarungan. "Apa kau tertarik, dengan sisik emas itu?" tanya kembali Marvin, saat perhatiannya terpusat pada sisik-sisik emas milik sang naga, berceceran diatas tanah.

"Tidak. Aku seperti melihat ada kehadiran seseorang diujung sana," Bila sedang mengintai sesuatu, yang jarak pandangnya bahkan melebihi jarak pandang manusia biasa, pupil mata Nadya akan bersinar. "Marvin! Ayo kita kesana!" seru Nadya, setelah matanya memastikan ada seseorang yang tengah terkapar dimedan pertarungan.

Nadya melayangkan tubuhnya, dan terbang dengan mencondongkan badannya ke arah depan. "Siapakah orang itu? Tidak mungkin naga merah menjelma menjadi sosok manusia!" pikirnya yang semakin dan semakin mempercepat laju terbang menuju seseorang yang tengah terkapar di medan perang.

Marvin pun turut terbang mengikuti Nadya, dan melesatkan tubuhnya dibelakang gadis tersebut. "Nadya, apa yang ingin kau lakukan?" batin Marvin dengan raut wajah herannya.

Setelah terbang beberapa saat, Nadya menurunkan ketinggian terbangnya dan menapakkan kaki tepat didepan tubuh Lucas, yang tengah meringkuk di atas tanah.

"Naaagaa ... naaagaaaaa ...," ucap Lucas sambil memeluk kedua lututnya yang menekuk didepan perut.

Marvin terkejut saat mendapati seorang pria yang tengah meringkuk diatas tanah. "Nadya! Hati-hati!" saran Marvin, yang merasa curiga dengan gerak-gerik dan tingkah laku Lucas.

Nadya tak menghiraukan Marvin, ia segera menghampiri Lucas, tanpa sedikitpun menaruh curiga pada pria itu. "Hei," ucapnya sambil menyentuh pundak kanan Lucas. "Kau baik-baik saja?" tanya Nadya dengan penuh raut wajah penasaran.

Lucas sontak menoleh ke wajah Nadya. "Aaaaaaa—" Namun, ia terkejut saat mendapati kehadiran seorang gadis cantik, yang tengah menyumpal mulutnya.

"Jangan takut! Aku tidak bermaksud jahat!" ujar Nadya sambil terus berusaha membungkam mulut Lucas, dan meyakinkan pria itu agar tak ketakutan saat melihatnya.

Lucas melunak seketika setelah mendengar perkataan Nadya. "C-c-cantik! Biar jahatpun aku tidak masalah! Asal tidak bertemu dengan naga itu lagi!" batin Lucas sambil menatap penuh kagum pada wajah Nadya.

Nadya lalu melepaskan mulut Lucas dari genggaman tangannya. "Kau sudah tenang? Apa sudah bisa berbicara?" tanya Nadya seraya memastikan kondisi mental Lucas.

"A—Aku baik-baik saja!" Lucas sontak bangkit dan terduduk diatas sebuah pecahan sisik emas sang naga. Ia lalu menoleh ke kiri dan ke kanan, hanya mendapati Nadya serta Marvin yang tengah berdiri didepannya. "D-dimana aku?!" tanya Lucas yang terus menolehkan wajahnya ke kiri dan kanan dengan cepat.

Nadya lalu berdiri dan berjalan menghampiri Marvin. "Marvin, sepertinya dia hanya manusia biasa. Aku tidak merasakan energi sihir dan mana apapun padanya," ucap Nadya dengan nada pelan.

Marvin masih menatap penuh curiga terhadap Lucas. "Ya, aku sependapat denganmu. Tapi, bagaimana caranya dia bisa ada disini? Jika memang dia sudah ada sejak pertarungan tadi, harusnya dia tidak selamat," duga Marvin, sambil bersedekap tangan.

Demi memberikan jawaban atas kecurigaan Marvin, Nadya mengeluarkan sihir penganalisis-nya. "Analyze!" ucapnya, seraya menerawang ke arah tubuh Lucas.

[****Starting To Analyze****]

[****Invulnerable Chemist ****]

[****Current Status****]

[****Power: 1****]

[****Health: ♾️****]

Nadya sontak terkejut, saat mendapati status kesehatan yang dimiliki Lucas. "T-tidak mungkin! Data kesehatannya tak dapat dilacak!" pikir Nadya dalam hatinya.

[****Stamina: 100****]

[****Mana: Locked****]

[****Element: Unknown****]

[****Skill: Potion Maker****]

"Perancang ramuan? Jadi kelasnya adalah healer. Tapi!" batin Nadya.

[****Information: This man is from another world. He is very genius and won't be able to be killed in any way. Not even a God, could kill him****]

[****Analyzing Completed****]

Pupil matanya yang memerah, kembali biru. Nadya seketika mencabut pedang dari sarung pedang yang menggantung di punggungnya. "Tidak mungkin!" Ia berjalan menghampiri Lucas seraya menodongkan pedang sucinya. "Tidak mungkin ada orang yang seperti itu!!" ucapnya dalam rasa ketidakpercayaan.

"Nadya! Apa yang ingin kau lakukan?!" Marvin sempat tertegun saat melihat perubahan sikap Nadya, yang tengah melangkahkan kakinya menuju Lucas.

"Aku hanya ingin memastikan, bila sihir analyzer-ku tidak rusak!" ungkap Nadya yang kemudian menyeret pedangnya lalu mendekat ke Lucas. "Berdiri kau!" serunya dengan pandangan yang menatap sangat tajam.

Kecurigaan Nadya bahkan melebihi Marvin, setelah gadis penyihir itu menyaksikan dan mengetahui bagaimana status yang dimiliki Lucas, dengan mata kepalanya sendiri.

Lucas pun sontak berdiri. "T-t-tungguu!! Apa yang ingin kau lakukan dengan pedang itu?!" tanya Lucas, dengan penuh kepanikan serta rasa takut yang membuat tangan dan kakinya bergetar hebat.

Tanpa basa-basi, Nadya segera menghunuskan pedang sucinya, ke arah perut Lucas.

"Nadyaa!!" sorak Marvin, sesaat sebelum pedang yang sangat tajam itu, melesat dengan cepat menuju perut Lucas.

"Aaaaaaa!!!" Nadya turut bersorak, demi mengeluarkan kekuatan secara maksimal, dalam mendorong pedang tersebut.

Lucas menjadi pasrah. "Aaah ... ternyata, didalam perut naga itu jauh lebih baik, daripada harus berhadapan dengan gadis ini," batinnya sambil siap menerima hunusan pedang ke arah perutnya.

(Prrtangg!!!)

"Ha?" Nadya tercengang.

"Ha?" Marvin pun turut tercengang.

Pedang suci yang sangat dibangga-banggakannya, menjadi retak saat beradu dengan perut Lucas. "Haaaaaaa!" Nadya terkejut bukan kepalang, setelah melihat retakan pedangnya jatuh berhamburan ke atas tanah.

Melihat pedang suci milik Nadya hancur berkeping-keping, membuat Marvin menjadi berang dan kembali bertranformasi kedalam wujud salju es-nya. "Nadya! Menyingkir! Dia bukan manusia biasa!" seru Marvin seraya menarik tangan Nadya, lalu berdiri membelakangi gadis penyihir yang sedang tercengang tersebut.

"Ha? P-patah? Apakah itu hanya pedang mainan?" Lucas pun turut terkejut saat mendapati pedang yang seharusnya menancap ke tubuhnya, malah hancur berserakan diatas tanah tempat kakinya berpijak.

Marvin dengan segera memunculkan panah sihirnya. "Aku tidak tahu siapa kau! Tapi, sepertinya kau sangat berbahaya dan layak untuk ku musnahkan!" ucapnya sambil menarik anak panahnya kuat-kuat.

"Cih! Aku bahkan tidak tahu dimana letak kesalahanku! Kenapa orang-orang ini sangat ingin membunuhku?! Aku harus lari!" pikir Lucas. Demi memastikan kelangsungan hidupnya, Lucas pun sontak berlari menjauhi Nadya dan Marvin.

"Hei kau! Jangan lari!" sorak Marvin.

"Biarkan dia, Marvin!" larang Nadya, sambil memegang pundak kiri Marvin dari belakang. Nafasnya pun tersengal-sengal, karena merasa shock, atas apa yang telah menimpa pedang sucinya.

Marvin menunda melepaskan anak panahnya, setelah mendengar ucapan Nadya. Ia membiarkan Lucas berlari-lari terbirit-birit meninggalkan mereka sejauh mungkin. "Nadya, apa kau yakin membiarkannya begitu saja?" tanya Marvin seraya kembali bertranformasi ke wujud semula.

Dengan nafas yang masih terengah-engah, Nadya terus menatap ke arah Lucas, yang semakin menjauh dari pandangannya. "Ya! ... aku sangat yakin ... kita pasti akan bertemu kembali ... dengannya!" ucap Nadya dengan pandangan yang menatap sangat tajam.

~To be continued~

Terpopuler

Comments

d'Nadia¿ "EROR" -/ Server EN*

d'Nadia¿ "EROR" -/ Server EN*

Eh, Cantik... biarpun jahat aku tak masalh. wow wow kamu membawa karakter yang sama seperti kamu kyaaa🔪😈

2023-01-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!