...--🌸🌸--...
Saat setelah Jaka duduk di bangkunya Cika kemudian memutuskan untuk kembali menulis beberapa penjelasan yang telah ditulis oleh ibu guru di permukan papan tulis. Bu Dewi kembali menjelaskan materi yang sebelumnya tertunda karena kedatangan murid baru yang saat ini masih duduk di samping.
Cika sesekali menggerakkan kedua matanya berusaha mencuri pandang ke arah Jaka yang terlihat sangat serius mendengarkan penjelasan dari ibu Dewi yang memaparkan materi.
"Nama kamu siapa tadi, ya?" tanya Cika dengan nada berbisik membuat anak laki-laki yang berada di sampingnya ikut melirik.
"Jaka," bisik Jaka dengan pelan membuat Cika mengangguk.
"Namanya bagus," ujar Cika lagi membuat anak laki-laki itu tersenyum kecil.
Cika yang terdiam beberapa saat dan tak berselang lama ia menggeser kursi yang diduduki sehingga kedua bahunya berhasil menyentuh bahu Jaka.
Jaka menoleh ia menatap Cika yang tersenyum memperlihatkan giginya yang terlihat tersusun dengan rapi. Wajah gadis itu benar-benar terlihat sangat cantik. Entah karena sengaja memperlihatkan kecantikannya atau memang ia sedang benar-benar hanya memperlihatkan senyumnya saja.
"Nanti kita main sama-sama ya. Cika akan kenalin Jaka ke kakak Puput."
"Kakak Puput?"
"Iya kakak Puput, dia itu sepupu Cika. Nanti kita main bareng, ya!" ajak Cika.
Tanpa menjawab Jaka hanya mengangguk lalu ia kembali fokus pada penjelasan sang guru.
Bel berbunyi tanda habisnya pelajaran dan digantikan dengan jam istirahat. Guru masing-masing kelas melangkah keluar disusul murid-murid yang berhamburan keluar sekedar hanya untuk ingin bermain ataupun mengisi lambung-lambung mereka yang kelaparan.
Saat setelah ibu Dewi keluar dari kelas semua anak-anak yang sebaya dengan Cika melangkah ke arah Jaka yang nampak masih duduk sambil membereskan beberapa buku dan perlengkapan alat tulis lainnya yang telah ia gunakan.
"Hai Jaka! Nama aku meli!"
"Hai Jaka aku namanya Tono. Kamu mau main bola sama aku?" tawar beberapa murid lainnya membuat Cika menatap tak suka.
Wajah Cika cemberut menahan amarah dan menjeling teman-temannya satu persatu.
"Maaf ya teman-teman semuanya terima kasih atas ajakannya tapi Jaka nggak bisa karena Jaka mau main sama Cika. Iya kan Jaka?"
Tak Ada jawaban dari Jaka. Ia mengkerutkan keningnya tidak mengerti.
"Iya kan Jaka?" tanya Cika yang sedikit meninggal nada suaranya.
"Jaka mau kan main sama Cika?"
Jaka hanya menatap bingung membuat Cika tampa pikir panjang langsung meraih pergelangan tangan Jaka dan menariknya membuat Jaka yang masih kebingungan itu hanya mampu menurut. Ia melangkah menuruti kemana Cika membawanya pergi.
Semua murid-murid menoleh menatap ke arah mana Cika membawa anak laki-laki murid baru itu. Baru kali ini mereka semua melihat Cika nampak begitu akrab dengan orang baru dan itu terjadi antara Cika dengan Jaka.
Semua murid-murid sekolah dasar itu menatap bingung dan bahkan ada yang saling berbisik saat mereka melihat Cika yang memegang tangan Jaka. Mungkin ini hanya hal biasa tapi menurut bagi anak sekolah dasar yang seusia baru hitungan jari itu adalah hal yang sangat luar biasa.
Seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki berpegangan tangan. Jaka yang masih melangkah itu kini menghentikan langkahnya, tak menemukan sosok kakak Puput di dalam kelas.
"Kakak Anto!" panggil Syifa membuat pria bertubuh agak tinggi itu menghentikan langkahnya.
Cika berlari membuat Jaka terpaksa harus ikut berlari mengikuti ke arah mana Cika membawanya.
"Kakak Puput mana ya? Kok Cika cari-cari nggak ada."
"Oh si Puput, si Puput nggak ada."
"Kemana?"
"Dia pergi latihan pramuka."
"Latihan pramuka."
Cika menghela nafas berat dan tak berselang lama pria bertubuh tinggi itu langkah pergi meninggalkan Cika yang akhirnya menoleh menatap Jaka.
"Kenap" tanya Jaka.
"Kakak Puput nggak ada. Gimana, dong padahal kan Cika mau kenalin Jaka ke kakak Puput."
"Yah nggak apa-apa, sih mungkin besok aja," ujar Jaka hingga beberapa detik kemudian mereka berdua saling diam.
Cika yang hanya memikirkan tentang kepergian kakak Puput yang pergi latihan pramuka tanpa memberitahunya sementara Jaka hanya terdiam sambil menatap ke sekeliling sekolah yang masih bernuansa baru ini.
"Oh iya-"
"Apa?" potong Cika yang begitu sangat antusias membuat Jaka yang begitu kalem terus nampak kaget.
"Ka-kantin dimana, ya?"
"Kantin?" tanya Cika membuat Jaka mengangguk.
"Kantin ada di belakang. Oh iya Jaka kamu mau makan, ya?"
Jaka mengangguk.
"Kalau begitu Jaka nggak usah ke kantin mending Jaka makan bareng Cika aja."
"Makan bareng?"
Dengan senyum ceria jika mengeluarkan kotak bekal berwarna merah ke atas pahanya sementara Jaka terlihat duduk di sampingnya ketika mereka berdua memutuskan untuk duduk di atas bangku yang berada di belakang sekolah. Tempat yang begitu sangat rindang ada pohon asam yang melindungi keduanya.
"Ayo makan bareng Cika!"
Jaka terdiam menatap isi bekal yang Cika perlihatkan.
"Mama buatin ini buat Cika" jelas Cika yang membuka penutup bekal memperlihatkan sosis goreng dengan saus kecap dan beberapa potong buah apel.
"Cika sering dibuatin ini sama mama Cika. Jaka suka makan buah apel kan?" tanya Cika membuat Jaka hanya mengangguk dan ia tersenyum tidak nyaman dan sedikit menggaruk kepalanya.
"Kenapa?" tanya Cika.
Jaka menggeleng membuat Cika yang tidak mau banyak tahu itu kemudian menyantap beberapa sosis.
"Jaka suka makan sosis?"
Jaka mengangguk dengan senyum manis tentunya membuat Cika ikut mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Oh iya Jaka hobinya apa?"
"Hobi Jaka adalah mendengarkan musik."
"Mendengarkan musik? Emang itu hobi, ya?"
"Iya mungkin tapi aku suka mendengarkan musik."
Cika terdiam sejenak lalu senyumnya yang menghilang sejenak kembali mengembang dengan begitu indah.
"Cika juga suka musik."
"Oh ya?"
Cika mengangguk memaksakan diri untuk bisa mengatakan suka.
"Lagu favorit kamu apa?"
Dan kali ini Cika terdiam. Dia tak punya jawaban untuk itu. Sebenarnya Cika tidak terlalu tertarik dengan kata musik.
"Semuanya," jawab Cika asal-asalan.
"Kalau Jaka suka hanya pada satu musik."
"Oh ya? musik apa?" tanya Cika antusias membuat Jaka dengan pelan menoleh ke kiri dan kanan memastikan tak ada orang yang melihatnya membuat Cika ikut melakukan hal itu dengan wajah kebingungan.
"Jaka bakalan dengerin musik itu tapi Jaka nggak bawa kaset audionya tapi kalau Cika mau dengar besok Jaka bakalan bawa kasetnya."
"Mau, mau, mau! Cika mau dengar," jawab Cika dengan semangat.
Jaka tersenyum lalu mengangguk. Ia tak menyangka di hari pertamanya sekolah ia bisa mendapatkan sahabat yang satu seferkuensi dengannya karena sebenarnya di sekolah awalnya tak banyak yang suka dengan hobinya yaitu mendengarkan musik.
Sebenarnya jika kalian ingin tahu maka Jaka adalah salah satu murid yang paling terdiam di kelasnya sehingga itulah ia memutuskan untuk pindah sekolah karena tidak memiliki teman dan kali ini harapannya terkabul.
Saat hari pertama sekolah di sekolah barunya ia mendapatkan sahabat yang bernama Cika. Gadis ceria dan juga mempunyai hobi yang sama yaitu mendengarkan musik.
...--🌸🌸--...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments