2

Kairo langsung berlari dan mendekati Dara untuk membantu gadis yang telah lama menjadi sahabatnya. Hanya Kairo yang tahu kesulitan Dara saat ini. Ia sedang berada dalam masalah yang sangat besar.

"Loe gak apa -apa Dara? Mana yang sakit?" tanya Kairo dengan pelan sambil mencari luka di bagian tubuh Dara yang terbuka.

Dara hanya bisa menghembuskan napasnya dengan pelan. Ia tak menyangka, Yoshua begitu kasar kepada dirinya. Yoshua seakan lupa dengan apa yang pernah Yoshua perbuat terhadap dirinya.

Raut wajah Dara sudah basah. Air matanya terus luruh ke bawah menjalar ke arah pipi dan dagunya. Rambut pendek Dara pun terlihat mulai kusut dan tak beraturan.

"Gue gak apa -apa, Kai. Gue mau pulang, tapi gue takut, Kai," ucap Dara pela.

Kedua tangannya mengepal erat dan memukul paving blok halaman sekolah tempat ia terjatuh tadi.

"Kaki loe luka, sini gue obatin," ucap Kairo pelan, saat melihat lutut Dara yang terluka dan mengeluarkan darah. Ia sungguh peduli dengan sahabatnya itu. Dulu, ia pernah berharap, suatu hari Dara bisa menjadi kekasihnya, dengan semua perhatian, kebaikan dan ketulusannya kepada Dara.

Tapi, makin kesini, menjadi orang yang bisa menjaga Dara saja, itu sudah merupakan kesenangan tersendiri bagi Kairo. Jadi, Kairo tak pernah sekali pun menginginkan hal lain kecualibisa selalu dekat dan menjadi sahabat Dara.

Dara melihat darah yang keluar dari lututnya akibat luka bentursna dan gesekan dengan paving blok saat di dorong oleh Yoshua.

"Yuk ... Pulang. Atau loe mau main ke rumah gue? Gue masakin indomie goreng spesial," ucap Kairo semangat.

Dara menatap Kairo lekat. Hanya ada Kairo di saat situasi apapun. Mkaanya banyak orang mengira, ia dan Kairo adalah sepasang kekasih, padahal sama sekali bukan. Perasaan Dara pun sangat biasa kepada Karo. Bukan karena Kairo tidak ganteng, malahan kalau di lihat -lihat kairo lebih tampan di banding Yoshua. Bedanya, Yoshua lebih terlihat macho, sedangkan Kairo lebih trekesan alim dan dingin.

"Kalau gue ke rumah loe? Gak apa -apa gitu??" tanya Dara pelan. Dara memang sudah sangat sering main di rumah Kairo. Bahkan kedua orang tua Dara dan Kairo pun saling mengnal baik.

Kedua orang tua itu tahu, kalau anak mereka memiliki hubungan persahabatan yang sangat kental.

"Ya, gak apa -apa. Bunda sama Ayah juga sudah kenal kamu dengan baik," ucap Kairo pelan.

Skip ...

Dara memutuskan untuk main ke rumah Kairo. Ia memberikan pesan singkat kepada Mamanya, jika ia sedang main ke rumah Kairo.

"Bunda kemana? Sepi banget?" tanya Dara pelan. Sejak tadi ia duduk di sofa ruang tengah milik Kairo. Tapi, sama sekali tak mendengar suara Bundanya Kairo.

Kairo sudah duduk di samping Dara dengan menggunakan celana pendek dan kaos oblong.

"Bunda pergi, kayaknya jadi ke Bandung," jawab Kairo pelan.

Tak lama, asisten rumah tangga Kairo pun datang membawakan minuman dingin dan kue basah kesukaan Dara jika main ke rumah Kairo.

"Oh gitu ...." jawab Dara santai. Kairo mengambil satu gelas minuman dingin itu dan menyuapkan kue onde -onde berisi kacang hijau ke dalam mulutnya sambil mengganti channe TV kabelnya.

Hanya ini yang biasa di lakukan Dara di rumah Kairo. Menonton TV bersama, kerja kelompok, kadang tidur siang di kamar Kairo.

Dara juga ikut mengambil minuman dingin yang ternyata sirup merah rasa cocopandan, seketika rasanya mual sekali di perutnya. Padahal biasanya Dara paling suka minuman sirup itu.

Ia langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua yang sudah masuk ke dalam perutnya. kairo hanay menatap bingung ke arah Dara.

Hoek ... Hoek ... Hoek ...

Suara Dara begitu keras hingga membuat asisiten rumah tangga dan Kairo ikut menghampiri Dara yang terlihat leas setelah muntah -muntah Dara menguatkan tubuhnya yang mulai lemas dengan berpegangan pada keran wastafel.

"Dara? Loe gak apa -apa?" tanya Kairo khawatir. Tubuh Dara terlihat sangat lemas sekali dan tak ad tenaga.

Asisten rumah tangga itu juga langsung membantu menolong Dara.

"Den Kai, bawa saja, Non Dara ke kamar, biar istirahat. Mungki kecapekan," ucap Asisten itu pelan.

"Ohh ... Benar juga, biar Kai angkat ke kamar Kai," ucap Kairo pelan.

Tubuh mungil Dara yang sedikit memucat sudah di angkat kairo menuju kamar tidurnya. Selimut tebal juga sudah di pakaikan Kairo untuk menutupi tubuh Dara.

Kedua mata Dara tlihat sayu dan menatap lekat ek arah Kairo.

"Makasih Kai. Loe emang baik banget. Gue mual banget," ucap Dara lirih sambil memegangi perutnya.

"Jangan -jangan, ini efek loe hamil, Ra? Loe muntah -muntah dan mual begini," tuduh Kairo berbisik kepada Dara.

Dara tak menjawab. Pandangannya di palingkan melihat benda lain ynaga ada di kamar ini. Ini memnag kamar Kairo dan sudah beberapa kali, Dara main dan masuk ke kmar ini, bahkan tidur di kamar ini, atau ganti baju dengan baju Kairo yang masih bisa di pakai di tubuh Dara.

"Gue harus bilang apa sama orang tua gue. Mau gak mau, gue harus keluar dari sekolah kan?" ucap Dara lirih.

Kairo diam dan duduk di tepi ranjang. Ia ikut memikirkan nasib Dara, sahabatnya.

"Kalau loe masih mau mertahanin kehamilan loe, gue saranin loe ikut paket C aja. Biar gak ketinggalan. Setelah itu loe bisa lanjut kuliah," ucap Kairo pelan memberikan ide.

"Segampang itu? Lelaki itu lebih mudah cari solusi, tanpa memikirkan efek jangka panjangnya," ucap Dara pelan.

"Terus? Loe mau gugurin anak loe? Anak yang gak punya salah sama sekali," ucap Kairo sedikit tegas mengingatkan.

"Gue harus bertahan? Mempertahankan ini semua yang berakhir gue dan keluarga besar gue malu? Gitu?" ucap Dara dnegan nada yang mulai meninggi karena emosi.

Keduanya saling diam. Dara yang keras kepala dengan segala prinsip hidupnya yang kaku. Berbeda dengan Kairo yang lebih realistis melihat suatu masalah dengan sudut pandang ynag berbeda.

"Permisi, Den, Non, Ini bubur untuk Non Dara dan juga teh manis panas, sepertinya bisa buat badan Non Dara lebih enakan.," ucap asisten Kairo itu yang tuba -tiba datang.

Dara langsung menatap Kairo dan melihat ke arah asisten kairo yang terus menunduk. Dara tidak mau, satu orang pun tahu tentang masalahnya saat ini.

"Nanti di makan, Mbok. Mbok bisa pergi dulu, biarkan Dara istirahat," ucap Kairo pelan.

Mbok Jum hanya mengangguk pasrah. Ia sama sekali tak membantah apa yang di titahkan oleh Kairo, anak majikannya itu.

Kairo menutup pintu kamarnya dan kembali duduk di tepi ranjang.

"Cariin gue obat penggugur, Kai. Tolongin gue," ucap Dara meminta dengan nada sangat memohon.

Kairo langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Gak ada. Gue gak bisa nolongin loe untuk itu," ucap kiaro pelan.

"Bokap loe kan dokter, Kai. Loe pasti bisa tanya," ucap Dara memohon.

"Gue gak bisa, Ra. Tolong jangan paksa gue," ucap kairo semakin keras berbicara.

Ia tidak ingin membentak Dara. kairo hanya ingin masalah ini selesai tanp aada masalah lagi.

"Gue ... Gue akan nikahin loe, Ra. Gue yang bakal tanggung jawab sama anak loe. Gue akan bilang sama Ayah dan Bunda, kalau gue mau nikahin loe secepatnya," ucap Kairo dnegan suara tegas serta lnatang membuat Dara semakin terkejut dnegan keinginan Kairo.

Terpopuler

Comments

Alya Yuni

Alya Yuni

Aduh Dara dah brdosa jgn tmbah dsa ank gk tau ap apa yg goblok it kmu Dara lbih jga bayimu jngn trllu pikir anggaplah satu peljarn buatmu

2023-06-02

0

Srie wibi

Srie wibi

jangan mau ra, kl gk ada alasannya. termasuk cinta. ngapain nikah kl gk saling cinta, hny dg kasihan. tambah menyedihkan hidupmu ra

2022-12-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!