ketahuan selingkuh

Keesokan pagi nya, Bara terbangun dari tidur seraya melihat Hanna yang sedang melakukan solat subuh, ia pun langsung duduk dan memperhatikan Hanna.

"Dia gimana cara wudhu nya ya, kan gak bisa lihat apa jangan jangan dia pura pura" Batin Bara.

Bara pun segera berjalan ke kamar mandi untuk bersih bersih kemudian ia pun solat di musolah rumah nya, Saat sarapan pagi Bara melihat Hanna yang sedang berjalan menuju ruang makan, mata nya mengarah ke pada tongkat yang sedang di pegang oleh Hanna.

"Oh pantas aja dia bisa jalan tanpa jatuh atau nabrak, ternyata pake tongkat" batin Bara.

Hanna pun di bantu oleh nyonya Nadia untuk duduk di kursi makan, tuan Herwin melotot pada Bara yang hanya diam tidak membatu istrinya.

"Bara, kamu suapi Hanna" Titah tuan Herwin.

"Ayah yang benar saja, Bara harus buru buru ke kantor" bantah Bara.

"Ayah, Hanna bisa makan sendiri ko" Tutur Hanna, dengan suara lembutnya.

Tuan Herwin pun mendengus kesal, Bara melirik ke arah Hanna, ia heran mengapa orang buta bisa makan sendiri.

Bara pun segera menghabiskan sarapannya kemudian bergegas pergi ke kantor.

Setelah Hanna selesai menghabiskan sarapannya, Nyonya Nadia mengajak Hanna ke taman belakang untuk menghirup udara pagi yang menyegarkan, mereka pun duduk santai di taman itu, sedangkan tuan Herwin sibuk memilihkan rumah untuk Bara dan Hanna, hingga ia menemukan rumah yang cocok dan segera menghampiri nyonya Nadia dan Hanna ke taman belakang.

Tuan Herwin pun memperlihatkan gambar rumah itu kepada istri nya, Hanna hanya mencoba menyimak semua pembicaraan mertua nya, ia pun membayangkan rumah yang sedang di bicarakan oleh mertuanya, dan Hanna berharap jika Bara bisa menerima nya setelah mereka hanya tinggal berdua di rumah itu.

"Hanna apakah kamu setuju dengan rumah yang ayah pilih untuk kalian" tanya tuan Bara memastikan.

"Hanna menurut saja ayah, mungkin suatu hari nanti Bara bisa menerima Hanna dengan tulus" Hanna pun tersenyum pada kedua mertua nya.

Di perusahaan Bara sangat di sibukkan dengan proyek yang baru saja ia terima, sehingga tidak sempat menerima panggilan telfon dari Leona, saat jam makan siang Leona datang ke perusahaan Bara, tapi sayangnya saat itu bara sudah pergi makan siang dengan klien, Leona pun sangat kesal dan menaruh kotak makanan nya di meja kerja Bara, kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.

Setelah Bara kembali ke ruangannya, ia melihat kotak makan yang ada di atas meja nya, Bara mengerutkan dahi nya kemudian meraih kotak itu dan membuka nya, ia pun sudah menebak jika itu pemberian dari Leona.

Selain cantik dan berbakat, Leona juga sangat pintar memasak, semua ia pelajari karena hanya ingin terlihat sempurna di mata Bara.

Saat Bara selesai bekerja, ia pun berinisiatif untuk menjemput Leona ke kampus, ketika Bara tiba di parkiran kampus tempat Leona mengajar, ia pun melihat Leona sedang berpelukan dengan seorang pria, kemudian pria itu mencium bibir Leona.

Bara pun langsung memutarkan mobil nya dan menginjak pedal gas dengan sangat kuat, emosi nya memuncak saat teringat adegan yang baru saja ia lihat, Bara pun pergi ke bar untuk minum beberapa gelas bir, itu yang ia lakukan saat sedang dalam suasana hati yang buruk.

Melihat Leona sedang bermesraan dengan pria lain, itu bukanlah hal yang pertama kali ia lihat, Bara sering melihat Leona dengan pria lain, awalnya Bara masih memaklumi hal tersebut, tapi kini perbuatan Leona sudah semakin menjadi-jadi, saat Bara sedang mabuk ternyata Irfan sedang ada di bar yang sama, ia pun langsung mengantar Bara pulang karena jika membiarkan diri nya mengemudi di saat mabuk, takutnya membahayakan keselamatan Bara.

"Lo kenapa lagi sih Bara, kenapa sampe mabuk begini, ada apa lagi sama Leona" Ucap Irfan sambil memapah Bara untuk berjalan.

Irfan sudah paham dengan kondisi bara saat itu, ia pun segera mengantar Bara pulang, tiba nya di kediaman Kartajaya, Irfan langsung memapah Bara untuk masuk ke dalam kamar nya, saat Irfan membuka pintu kamar ia terkejut saat melihat ada seorang wanita di kamar Bara, Irfan pun teringat dengan apa yang pernah Bara katakan padanya, Bara sudah menikah karena di paksa oleh kedua orang tua nya.

Irfan pun meninggalkan Bara kemudian menutup pintu secara pelan pelan.

Hanna mendengar suara pintu itu tertupup, ia pun segera berjalan ke arah pintu tersebut, karena Hanna tidak bisa melihat ia pun menabrak Bara yang masih berdiri di dekat pintu, Bara pun langsung menyerang Hanna dan membaringkan nya ke atas kasur, Hanna terkejut dengan perlakuan Bara, ia sempat memohon pada Bara agar mau melepaskannya.

Dengan kondisi Bara yang sedang mabuk berat, Bara pun menggagahi Hanna dengan buas, Hanna yang sudah tidak berdaya pun akhirnya pasrah, ia pun sadar bahwa dirinya memang tidak ada hak untuk menolak, sudah kewajibannya melayani suami.

Saat masih melakukan pergerakan, Bara selalu menyebut nama Leona, air mata Hanna pun seketika mengalir saat mendengar Bara sedang menyebut nama wanita lain sedangkan dirinya sedang meniduri Hanna.

Setelah selesai Bara melepaskan kenikmatannya, ia pun langsung tidur dengan pulas nya, sedangkan Hanna masih tetap menangis, karena perlakuan Bara yang masih saja belum menerima nya.

Saat malam tiba Bara pun terbangun karena di bangunkan oleh Hanna, Bara langsung terperanjat ketika menyadari bahwa dirinya tidak memakai pakaian sehelai benang pun.

Bara melihat ke arah Hanna yang sudah rapih dengan rambut yang masih basah.

"Apa yang udah aku lakukan tadi" Bara pun mencoba mengingat kejadian sebelum nya.

Bara pun ingat dengan apa yang sudah ia lakukan, bahkan Bara ingat saat ia sedang menyebut nama Leona, seketika ia pun mengingat Leona yang sedang bermesraan dengan pria lain.

"Kamu segeralah mandi, waktu magrib akan habis" ucap Hanna setelah mengetahui bahwa Bara sudah bangun.

Bara pun langsung pergi ke kamar mandi, ia pun membersihkan tubuhnya dengan air shower, setelah selesai mandi Bara langsung pergi ke musolah rumah nya.

Hanna yang sudah duluan solat pun langsung membuka alqur'an untuk mengisi waktu kosong nya, sambil menunggu Bara kembali ke kamar.

Beberapa saat kemudian, Bara pun kembali dan langkahnya terhenti saat mendengar suara lantunan ayat suci Alqur'an yang di bacakan oleh Hanna, ia tak menyangka jika Hanna pandai mengaji padahal kondisi matanya tidak bisa melihat.

Bara pun secara perlahan berjalan ke arah sofa dan duduk sambil terus mendengarkan Hanna yang sedang mengaji, hati nya sangat tenang mendengarkan lantunan ayat suci yang sedang Hanna baca, Saat Hanna menghentikan suara nya Bara langsung mengerutkan dahi nya dan secara reflek meminta agar Hanna mengaji lagi untuk nya.

"Kamu mau mendengarkan aku mengaji lagi? " Tanya Hanna memastikan, ia takut jika dirinya salah mendengar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!