Aidan tahu bahwa Nana sudah bangun. Lelaki itu langsung bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kamar untuk melihat Nana. Tidak biasanya dia seperti ini, karena umumnya dia tak acuh dengan apapun yang terjadi pada wanita itu.
Saat masuk ke dalam kamar, ternyata dalam keadaan kosong membuat Aidan merasa bingung. Namun tak lama, terdengar suara gemericik air dari kamar mandi hingga Aidan tidak lagi mencari wanita itu.
Tidak lama kemudian, Nana keluar sembari membawa botol berisi air. Aidan tahu bahwa itu air keran.
Saat menyadari keberadaan Aidan di kamarnya, Nana mundur. Dia berniat untuk kembali masuk ke kamar mandi karena takut pria itu akan melukainya lagi.
"Jika kau lapar, ambil saja ke dapur," ucap Aidan membuat Nana sontak menghentikan langkahnya yang akan kembali lagi ke kamar mandi.
Setelah mengatakan itu, Aidan pun pergi dari sana. Dia meninggalkan Nana yang kebingungan karena tidak biasanya pria itu bersikap seperti ini.
Nana tahu bahwa selama ini Aidan tidak akan peduli separah apapun kondisinya, pria itu akan selalu memaksanya untuk menuruti apa yang dia pinta.
Lalu kini, dia heran kenapa Aidan melepaskannya begitu saja?
Nana tersadar dari lamunan karena perutnya yang bersuara. Dia yang memang sedang lapar, akhirnya kembali keluar dari kamar kemudian dia berjalan ke dapur untuk memasak.
Nana tahu bahwa tidak ada makanan apapun di rumah, karena dia sendirilah yang selalu memasak untuk semuanya. Bukan hanya itu, Nana juga dipaksa untuk membereskan seisi rumah, padahal rumah Aidan begitu luas. Namun, Nana tidak punya pilihan selain pasrah dengan apa yang terjadi di hidupnya.
Saat Nana melewatinya, Aidan menoleh ke belakang menatap punggung Nana lekat-lekat. "Sebenarnya aku merasa kasihan padanya, tapi ... ah, sudahlah," ucapnya.
Terkadang, rasa iba itu muncul pada diri lelaki tampan itu tapi jika mengingat apa yang telah dilakukannya kepada Nana atas hasutan Fitri membuat egonya kembali muncul hingga tampak benar-benar membenci istrinya.
Dua puluh menit kemudian, Nana sudah selesai dengan acara memasaknya. Wanita itu langsung menarik kursi kemudian mendudukkan dirinya di sana. Dia menyimpan makanan di atas meja.
Malam ini, Nana memasak nasi goreng. Meskipun makanan itu masih panas, tapi dia dengan cepat melahapnya karena benar-benar merasakan lapar yang luar biasa.
Sampai kini, acara makan malam pun selesai. Nana dengan cepat pergi dari ruang makan kemudian berjalan untuk kembali ke kamarnya.
Lalu diperjalanan saat dia kembali ke kamarnya, Aidan tampak masih asyik menonton. Secara tiba-tiba, pria itu menoleh membuat pandangan mereka beradu. "Apa?"
Nana tidak menjawab. Dia sungguh takut, hingga akhirnya dia mempercepat langkah menuju kamar tak peduli meski tubuhnya masih terasa lemas dan tidak bertenaga.
Nana yang sudah berada di dalam sana, merebahkan diri di atas ranjang dengan posisi menyamping. Wanita itu meringkuk dan meringis pelan saat sakit di tubuhnya yang telah 'remuk' kembali terasa.
Nana pun tidak mau memasangkan lagi selang infus, karena tentu saja dia tidak bisa melakukan itu. Lagi pula, percuma dia melakukannya karena besok pasti Aidan dan Fitri akan menyuruhnya untuk melakukan pekerjaan rumah yang berat.
Perlahan, Nana kini memejamkan matanya. Dia berusaha untuk terlelap walaupun sulit karena merasa tubuhnya benar-benar remuk. Sampai beberapa jam kemudian, akhirnya wanita itu berhasil tiba di alam mimpi membawa serta rasa sakit yang luar biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
ary
kenapa mengalah aja sih kamu kan bisa kabur dr rumah terkutuk itu dr pada dijadikan budak gak jelas gitu..
2023-05-26
2
Triiyyaazz Ajuach
sampai kpn kau ky gini Nana
2023-04-20
0
Herlan
kok sama ?
2022-12-28
0