Malam berganti pagi, Nana membuka matanya seluruh tubuhnya terasa remuk, dia melihat ke sekitarnya ternyata tirai belum terbuka pertanda Aidan tidak berada di kamar mereka.
Sejenak otak Nana terasa kosong, dia merasa tubuhnya mengambang tidak tahu memikirkan apa dan tidak tahu harus bagaimana. Kejadian semalam benar-benar memukul Nana.
Sebenarnya bukan hanya semalam saja dia mendapatkan perlakukan buruk dari Aidan, setiap Aidan kesal dialah yang selalu dijadikan sasaran amukan suaminya, dia tidak mengerti kenapa Aidan begitu dendam padanya. Padahal dia juga tidak bersalah dan tidak tahu kenapa saat itu dia masuk ke dalam kamar Aidan, hingga petakan itu terjadi, petaka yang membuatnya sengsara.
Yang pasti, kehidupan Nana setelah menikah dengan suaminya benar-benar hancur..Nana tidak diperbolehkan kuliah, Nana tidak diperbolehkan untuk bergaul dengan siapapun sedangkan Aidan bisa pergi kemanapun dengan kakaknya.
Jika ditanya Apakah Nana tahu hubungan Aidan dengan Fitri.Ya, Aidan tahu, karena kakaknya selalu datang ke rumah mereka dan memamerkan kemesraan di hadapannya
Jika ditanya Nana cemburu, tidak Nana sama sekali tidak cemburu. Dia tidak mempunyai perasaan apapun pada suaminya yang ada hanya rasa takut yang luar biasa, dia hanya berharap Aidan dengan segera melepaskannya.
Dia sudah sering mengadu pada kedua orang tuanya. Tapi, ayahnya seolah tutup mata sedangkan ibunya tentu saja mendukung apapun yang kita lakukan Fitri. Sebab Dia dan Fitri berbeda ibu, atau yang tak lain mereka adalah saudara tiri.
Ayahnya tidak peduli apapun yang dia rasakan, karena dipikiran ayahnya hanya uang-uang dan uang, hingga Nana hanya bisa pasrah dan tidak bisa mengadu pada siapapun, dia pun Hanya bisa meneruskan takdirnya tanpa bisa mengeluh pada siapa pun.
Nana bangkit dari berbaringnya, saat dia melepas selimut, dia meringis saat melihat kondisi tubuhnya yang dipenuhi memar. Tak lama Nana memegang perutnya yang terasa nyeri. Bahkan setelah bangun, dia merasa tubuhnya berkali-kali lebih remuk.
Hingga Nana terus menghela nafas kemudian menghembuskannya, berusaha untuk tetap menenangkan dirinya agar rasa sakit tidak terasa wanita malang itu turun dari ranjang, kemudian dia berjalan ke arah kamar mandi untuk menyegarkan dirinya.
Setengah jam berlalu, Nana keluar dari kamar untuk sarapan, dia memejamkan matanya saat mendengar suara gaduh dari arah ruang makan Tak perlu bertanya lagi, dia tahu kakaknya datang ke rumah mereka.
Perlahan Nana kembali mundur. Dia memutuskan untuk sarapan nanti. “Nana kemari kau!” tiba-tiba Nana menghentikan ucapannya saat mendengar suara dari arah belakang, hingga wanita itu menoleh lalu memejamkan matanya.
Jika Fitri memberi perintah dan di samping Fitri ada Aidan, ia tidak akan bisa menolak sehingga dia pun langsung menghampiri kedua orang yang sangat dia benci
“Ada apa?”
“Buatkan aku makanan!” titah Fitri. Sungguh, Nana ingin sekali mengamuk, dia merasa tubuhnya tidak enak dan sekarang dia masih harus bekerja untuk melayani Kakak dan suaminya
“Cepat kau tidak dengar!” kali ini Aidan yang berbicara membuat Nana menggangguk, dia tidak punya pilihan lain.
Setelah itu, dia pun langsung berbalik lalu berjalan ke arah dapur untuk membuat makanan, 20 menit kemudian sarapan pun siap, dia membuat 3 porsi roti bakar untuk Fitri dan Aidan.
“Kau hanya membuat ini? Apa kau tidak tahu aku ingin makanan berat?” Hardik Fitri. Sungguh, Nana benar-benar ingin mengamuk dan melemparkan semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Caca
ya ampun kasian kali Nana
dari awal bab suka bgt bacanya' seru
2023-06-13
1
Triiyyaazz Ajuach
cerita baru ya kak
2023-04-20
0
marisa yohana
kalau aku jadi nana itu makanan nya pasti udah tak kasih sianida
2023-01-11
0