Bab.4. Saran Riyad

Riyadh tercengang dan kedua bola matanya seolah akan melompat saking terkejutnya melihat gadis yang tertidur pulas di atas bangkar rumah sakit.

"Ya Allah… ini tidak mungkin!! Aku yakin dia bukan gadis malam itu kan!" Cicitnya Riyadh.

Riyadh begitu terkejut melihat siapa orang yang terbaring lemah tak berdaya di atas salah satu bangkar rumah sakit yang ada di dalam ruangan ICU.

"Ini tidak mungkin, kenapa gadis yang hampir aku tabrak adalah gadis yang tanpa sengaja aku renggut kegadisannya beberapa bulan yang lalu," batinnya Riyad.

Riyadh berdiri mematung tidak jauh dari tempatnya Fatimah berada. Salah satu perawat yang melihat kedatangan Riyad segera datang untuk menghampirinya.

"Malam Pak, maaf apa Anda suaminya Mbak Ini?" Tanyanya perawat itu seraya memeriksa selang infus nya Fatimah.

Riyad segera mengalihkan perhatiannya ke arah perempuan yang barusan menyapanya dengan bertanya tentang Fatimah dengan Riyad itu berhubungan suami istri atau bukan.

"Ehh maksudnya apa Sus, kenapa meski bertanya seperti itu padaku?" Riyadh mulai panik karena ketakutan jika apa yang pernah ia lakukan itu ketahuan sama orang lain.

Suster itu tertawa sambil memperhatikan dengan seksama raut wajahnya Riyad yang mulai panik dan gugup.

"Saya hanya ingin mengabarkan kepada Anda jika istri Anda positif hamil dan sudah jalan empat bulan," jelasnya Suster tersebut seraya memeriksa kondisi kesehatannya Fatimah yang masih pingsan.

Baru saja Riyad ingin menyangkal perkataan dari perawat itu dan meluruskan jika mereka telah salah paham, tiba-tiba tantenya Riyad sudah berdiri di belakangnya sembari ikut menimpali percakapan mereka berdua.

"Makasih banyak Suster atas informasinya," timpalnya Bu Gina dengan senyuman lebarnya.

Riyad menolehkan kepalanya ke arah samping tepatnya ke arahnya saudara dari bundanya itu.

"Kayak kepada Tante! Apa sebenarnya hubungan kamu dengan gadis ini kenapa bisa dia hamil?" Tanyanya Bu Gina sambil duduk di samping bangkarnya Fathimah.

Riyadh menaikkan kedua tangannya ke arah depan wajahnya Bu Gina untuk menyanggah perkataan dari suster tersebut, "Eehh it salah paham Tante, aku sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan gadis ini kenal saja tidak jadi bagaimana mungkin aku ayah dari anak yang dikandungnya," kilahnya Riyad yang berbicara gugup dan panik serta kecemasan mendera hati dan pikirannya itu.

Bu Gina tersenyum tipis sambil menepuk pundaknya Riyad," oke kalau gitu bantuin Tante untuk jagain dia karena Tante mau pulang sepertinya tubuhku butuh istirahat sejenak, besok Tante pasti akan datang lagi ke sini," imbuh Bu Gina lalu berjalan meninggalkan Riyad yang masih berdiri mematung di tempatnya semula dengan berbagai macam pemikiran yang berkecamuk di dalam hatinya.

Riyad berdiri sambil memandangi dengan lekat wajahnya Fathimah yang teduh itu.

"Maafkan aku, pasti gara-gara aku kamu hamil aku tidak sengaja melakukan hal itu dulu, saking sedihnya aku mendengar istri yang sangat aku sayangi dan kami sudah menikah hingga delapan tahun lamanya tapi, dia tiba-tiba divonis kanker serviks semakin kecil pula kesempatan kami untuk memiliki keturunan, kamu datang ke hadapan mobilku dengan kondisi yang sangat tidak seperti biasanya sehingga aku pria bajingan telah memanfaatkan kesempatan dan keadaan untuk menikmati indahnya tubuhmu malam itu," cicitnya Riyad yang sangat merasa bersalah.

Beberapa jam kemudian, Riyad baru saja ingin memejamkan matanya,suara intrupsi seseorang mampu mengalihkan perhatiannya dan perasaaan ngantuknya buyar seketika itu juga.

"Tolong, aku haus sekali," lirihnya Fatimah yang bangun dari tidurnya dan sudah duduk di atas tempat tidurnya.

"Tunggu aku akan ambilkan kamu air, jangan banyak gerak entar kamu jatuh lagi," cegahnya Riyad yang segera bergegas mengambil air putih lalu menuangkan ke dalam gelas kosong yang ada di atas meja nakas.

Fatimah sedikit terkejut melihat siapa pria yang ada di hadapannya,ia celingak-celinguk mencari keberadaan abangnya dan melihat ke sekelilingnya. Dia menautkan kedua alisnya melihat tempat dimana ia berada.

"Maaf, saya ada dimana Pak? Kakak saya Salim di mana?" Tanyanya yang kebingungan dengan situasi yang terjadi.

Riyadh yang sedang menuang air putih ke dalam gelas segera menyelesaikan pekerjaannya itu.

"Minumlah dulu air nya setelah itu aku akan jelaskan kepada kamu, apa sebenarnya yang terjadi di sini," tampiknya Riyad yang menyodorkan sebuah gelas kehadapannya Fatimah.

Fatimah sama sekali tidak ragu untuk mengambil gelas itu dari dalam genggaman tangannya Riyad.

Gluk.. glukk…

Suara tegukannya Fatimah cukup nyaring sehingga Riyad mampu menderanya. Dia tersenyum simpul mendengar hal itu. Wajahnya Fatimah spontan memerah menahan rasa malunya. Wajahnya sudah seperti buah apel merah.

Setelah kondisi sudah stabil dan tenang, Riyad pun mulai menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya dan apa alasannya sehingga Fatimah berada di dalam sana.

"Saya tidak sengaja menabrak kamu dan kamu sudah pingsan beberapa jam, maafkan saya sama sekali tidak sengaja untuk melakukan kecelakaan itu," ucapnya Riyad dengan penuh penyesalan.

Fatimah segera memeriksa kondisi perutnya,ia baru bisa bernafas lega karena perutnya masih buncit seperti kemarin sebelum ia diusir oleh ibu sambungnya yang hanya ibu angkat saja.

"Syukur Alhamdulillah, anakku baik-baik saja dalam kandunganku," lirihnya Fatimah sambil menghembuskan nafasnya dengan panjang.

Fatimah merasa cukup lega karena kondisi kehamilannya baik saja. Fatimah menatap ke arah Riyad dengan senyuman termanis nya itu. Senyuman manis itu mampu membuat meleleh hatinya Riyad seketika.

"Cantik!" Gumamnya Riyad yang masih mampu di dengar oleh telinganya Fatimah.

"Maaf tadi Anda ngomong apa?" Tanyanya Fatimah dengan selidik.

Riyadh salah tingkah karena ketahuan diam-diam mengagumi gadis belia yang ada di depannya itu.

"Aku hanya mau ngomong kalau sampai detik ini tidak ada seorang anggota keluarga kamu yang mencarimu, apa kamu mau menelpon salah satu dari mereka?" Tanyanya Riyad yang mengalihkan pembicaraan dan perhatiannya Fatimah seraya memberikan hpnya itu.

"Tidak perlu Pak, saya sudah tidak punya siapa-siapa di dunia ini, bapak dan ibu saya sudah lama meninggal dunia dan mereka itu hanya keluarga angkat saya saja," sahutnya Fatimah.

Riyad terenyuh dan tersentuh mendengar perkataan dari mulutnya Fathimah.

"Ya Allah… kasihan juga nasibnya gadis ini, aku harus bertanggung jawab padanya dan aku berjanji akan menikahinya," batin Riyad yang sama sekali sudah melupakan kemelut rumah tangganya bersama dengan istrinya yang sudah diambang perceraian itu.

Riyadh dengan penuh perhatian membantu Fatimah seharian penuh. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Tantenya sudah kembali ke Jakarta. Bu Gina menginformasikan hal tersebut melalui telpon dan meminta kepada Riyad untuk menjaga gadis yang ditabraknya hingga sembuh total.

Riyad memberanikan diri untuk memberitahukan apa yang terjadi di dalam rumah tangganya. Fatimah dengan sungguh-sungguh dan serius mendengarkan penjelasan dari Riyad.

"Ternyata ada juga yang lebih prihatin kehidupannya di dunia ini, aku kira hanya aku di dunia ini yang kesulitan dan memiliki cobaan yang begitu besar," Fatimah membatin.

"Fatimah karena kamu mengandung bayi,maukah kamu menjadi istriku aku siap menikahimu walaupun hanya sekedar sebagai istri siri aku saja tapi, ini demi kamu dan anak yang ada di dalam kandunganmu tapi, aku berharap hanya kita berdua yang mengetahui hal ini, apa kamu setuju?" Terangnya Riyad dengan penuh keyakinan.

Fatimah sangat terkejut dan shock mendengar penuturan dari pria yang baru dua hari ia kenal.

"Tapi, pak aku sedang hamil anak dari pria lain yang sama sekali tidak jelas asal-usulnya dan juga Anda sudah menikah, apa itu tidak terlalu terburu-buru lagian aku tidak ingin menjadi perusak rumah tangga orang lain, aku juga seorang perempuan Pak, aku masih punya hati nurani," pungkas Fatimah yang menolak keinginan dari Riyad.

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

ya ampun riyat itu ank kamu

2023-09-08

1

Oira Akiem

Oira Akiem

riyad kamu harua sayang juga dgn istri keduamu

2023-01-31

1

Asriani Nara

Asriani Nara

kamu harus bertanggung jawab lah masa kagak

2023-01-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!