*Wanitaku

Mereka menjadi pusat perhatian ketika baru saj keluar dari lift di lantai dasar perusahaan, banyak pasang mata yang menatap mereka dengan tatapan yang beranekaragam. Ada yang kagum dengan visual menawan mereka, ada yang iri dengan Shasa, ada juga yang sudah menyumpah serapahi model cantik itu dalam hati.

Shasa tentu menyadari seluruh tatapan-tatapan tak mengenakkan yang di tujukan padanya.

Dengan takut-takut, wanita itu menatap Zevan yang tengah menggandeng satu tangan Kevan. Laki-laki itu terlihat sangat santai seakan tidak ada yang terjadi.

Shasa menghela nafas gusar, "Aku takut jika sampai ada paparazi yang melihat lalu membuat berita yang tidak-tidak tentang kami."

Zevan membawa Kevan dan Shasa kesebuah restauran mewah bintang lima, restauran milik sang mommy.

Mereka langsung di sambut dengan sangat ramah oleh karyawan di sana, bahkan manajer restauran itu sendiri lah yang mengantarkan mereka menuju ruang VVIP khusus Zevan Lioner Algreat.

"Silahkan memesan tuan muda."

"Biarkan menunya pada wanita ini, biarkan dia yang memesan."

Manajer Jo sempat terkejut, namun ia langsung tersenyum dan memberikan buku menu di tangannya pada Shasa.

Shasa tersebut manis, senyuman wanita itu membuat sang manajer tertegun untuk sesaat. "Apakah dia adalah reinkarnasinya Dewi Yunani? cantik sekali."

Sadar dengan manajer Jo yang sepertinya tengah terpesona dengan Shasa, Zevan pun terdehem keras hingga pria setengah baya itu tersadar.

"A_ah... maafkan saya tuan muda." Manajer itu tersenyum canggung, merasa tak enak hati melihat tatapan membunuh dari Zevan.

Shasa menatap bingung manajer itu, kenapa dia meminta maaf? tapi sudahlah, bukan urusannya juga kan? Lebih baik Shasa segera memesan saja. "Saya ingin nasi goreng mozarella, minumnya milk shake taro saja."

Seorang pelayan yang berdiri di samping manajer Jo langsung mencatat pesanan Shasa, "Untuk anak saya samakan saja, tapi minumnya dia lebih suka leci squash."

"Punya ku samakan saja dengan Kevan," Ucap Zevan dingin, namun pandangan mata laki-laki itu entah kenapa hanya tertuju pada Shasa yang tengah berbicara dengan Kevan.

Perlahan, senyuman kecil nampak di bibir laki-laki itu. Sangat kecil hingga hampir saja tak terlihat.

Kevan menepuk paha sang ibu pelan, "Mom, Kevan mau pipis."

"Ah, baiklah ayo sayang." Shasa membawa putranya berdiri, "Tuan Algreat, saya dan putra saya izin kekamar mandi sebentar."

Zevan mengangguk, "Silahkan. Ingin saya antar?"

"Ah, saya rasa tidak perlu. Biar saya sendiri saja. Permisi."

Shasa pun menuntun anaknya untuk keluar dari ruangan VVIP menuju toilet setelah bertanya pada seorang pelayan yang lewat.

Karena tidak mungkin ia memasuki toilet laki-laki, maka Shasa pun menyuruh Kevan masuk sendiri sedangkan ia hanya berdiri di luar menunggu putra kecilnya selesai buang air.

Apakah ini hari sialnya atau apa, Shasa malah bertemu dengan musuh lamanya. Wanita yang hari itu sempat bertemu dan mencercanya di bar. Ella Yorgin, seorang model yang juga tengah naik daun.

"Wah wah wah, siapa ini? seorang model menjijikkan yang sudah memiliki anak tanpa seorang suami ya?" Wanita itu tertawa mengejek Shasa.

Ella melipat tangan di depan dada, "Dimana anak haram mu itu? apakah kau menyembunyikan nya karena malu?"

Tatapan itu, tatapan yang selalu di benci oleh Shasa. Tatapan merendahkan yang di tunjukkan orang lain bukan untuk dirinya, namun untuk anak satu-satunya.

Tangan Shasa terkepal, ia bisa menerima jika ada yang menghinanya, namun tidak dengan sang anak, apalagi jika nama anaknya di ucapkan dengan disematkan gelar anak haram di sana.

"Kamu jangan asal bicara! Aku tidak mungkin malu memiliki dia sebagai anakku. Dan jangan berani kamu mengatakan jika dia adalah anak haram!"

Wanita itu tertawa cukup keras, "Anak haram mau di sebut apalagi jika tidak di sebut anak haram?"

Plak...

Shasa tidak akan menahan diri jika untuk wanita tidak tahu diri seperti Ella Yorgin ini. Biarkan saja jika wanita itu melotot sampai meneriakinya, karena itu pantas ia dapatkan.

"KAU?! BERANI-BERANINYA KAU!"

Tangan Ella sudah terangkat, siap untuk menampar Shasa. Namun tangannya di tahan oleh seseorang dari belakang.

"Apa yang kau_" Wanita itu terdiam, tak berani berkutik melihat siapa yang senang menahannya dan menatap nya dengan tatapan dingin. "Tu_tuan Zevan?"

Zevan menghempaskan Ella begitu saja hingga wajah wanita itu mencium tembok, Zevan berganti posisi berdiri di samping Shasa.

"Tu_tuan Algreat, apa yang anda lakukan? Apakah anda juga sudah masuk ke dalam jebakan jal@ng ini?" Ella perlahan mendekati Zevan.

"Tuan Algreat, tidak kah anda tahu jika Shasa ini adalah wanita yang sudah menjadi bekas orang banyak? Dia bahkan melahirkan seorang anak haram dari pekerjaan nya sebagai jal@ng." Ella tersenyum jahat, ia tengah berusaha memprovokasi Zevan rupanya.

"Siapa yang kau sebut anak haram, dasar tante-tante bedak tebal!" Itu adalah Kevan yang baru saja keluar dari toilet.

"Hei, bocah! siapa yang kau bilang tante-tante bedak tebal hah?!" Ella tentu saja marah.

Kevan mengangkat bahu, "Sepertinya tante ini sangat bodoh ya, bahkan hal sesederhana ini saja tidak mengerti."

Ucapan Kevan semakin membuat Ella naik pitam, "DASAR ANAK HARAM"

PLAK...

Kali ini bukan Shasa, tapi Zevan lah yang menampar wanita berbisa itu.

"Berani sekali anda mengatakan anak saya sebagai anak haram, nona Yorgin."

Tatapan mematikan dari Zergan membuat tubuh wanita itu bergetar takut, "A_apa?"

Bukan hanya Ella, namun Shasa juga terkejut, apalagi ketika Zevan merangkul pinggang nya sambil berkata, "Karena anda telah berani menghina putra dan wanita saya, maka jangan harap anda bisa hidup dengan damai setelah ini."

Zevan menatap Shasa, sambil tersenyum laki-laki itu berkata, "Benar begitu, wanitaku?"

Wanitaku... Wanitaku... Wanitaku...

Kata-kata itu terus saja berputar di kepala Shasa, membuat wanita itu tak bisa menikmati makan siang nya dengan baik .

Shasa melirik Zevan yang terlihat tenang seolah tak pernah terjadi apapun. Shasa pun menghela nafas. Jika Zevan saja bersikap seolah tak terjadi apapun, kenapa ia harus memikirkan nya?

Menghela nafas pelan, Shasa pun memutuskan untuk segera menyelesaikan makan nya dan kembali melakukan pemotretan saja. Semoga saat bekerja nanti pikiran Shasa tidak buyar karena hal ini.

Kevan yang sejak tadi memperhatikan perubahan ekspresi sang ibu pun tersenyum penuh arti, "Hohoho, sepertinya mommy sedang memikirkan perkataan Daddy tadi."

Selesai makan siang, Zevan pun mengantarkan Kevan dan Shasa kembali ke perusahaannya karena ia tahu jika Shasa masih memiliki jadwal pemotretan di sana.

Suasana di dalam mobil sangat hening bahkan terkesan canggung untuk Shasa, perkataan Zevan beberapa saat lalu sangat mengganggu pikiran Shasa.

"Tuan Algreat, seharusnya anda tidak mengatakan itu. Saya tahu jika anda ingin berbaik hati dengan membantu sayang, namun rasanya ini sedikit berlebihan." Akhirnya setelah sekian lama terdiam, Shasa pun berani menyuarakan isi hatinya.

Shasa tidak mengerti apa maksud reaksi Zevan karena laki-laki itu hanya menyunggingkan senyum tipis, cukup lama hingga laki-laki itu buka suara.

"Sudahlah seharusnya saya melakukan itu."

"Maksud anda?" Shasa mengernyit bingung, namun Zevan hanya diam tak menjawab wanita itu.

Merasa suasana sedikit tegang, Kevan pun mencairkan suasana dengan mengajak sang mommy mengobrol. "Mom, Bangtan Sonyeondan bulan depan ngadain konser di LA loh, mommy gak mau liat konser nya?"

"Ah... mommy sudah tahu, mommy juga sudah membeli tiket nya untuk kita. Pasti bisa menyenangkan melihat konser para Daddy mu. Akh! mommy tidak sabar."

Kevan tersenyum paksa melihat sang mommy yang langsung antusias, bahkan wanita itu tak segan berteriak-teriak seperti orang kesetanan padahal di sana masih ada Zevan.

Laki-laki itu pun tak henti-henti memperhatikan betapa senangnya Shasa ketika membicarakan konser boygrup asal Korea Selatan ini.

Zevan baru saja selesai melakukan meeting dengan klien, semua orang sudah meninggalkan tempat meeting, di sana hanya tersisa Zevan dan sang sekertaris.

Ingatan tentang hal yang Shasa dan Kevan bicarakan di mobilnya siang tadi membuat Zevan berfikir, bukankah bagus jika ia ikut bersama mereka?

"Linda, tolong belikan saya tiket konser boygrup Korea yang terkenal itu," Perintah dingin Zevan pada sekertaris nya, membuat wanita itu mengernyit bingung.

"Boygrup yang mana tuan? banyak sekali boygrup yang terkenal dari Korea."

"Ck, itu loh, Bangtan-Bangtan apalah itu."

"Oh...BTS," Sang sekertaris mengangguk paham. "Tapi tuan, war tiket BTS ini tidak mudah, lagipula setahu saya, anda tidak menggemari mereka."

"Saya tidak mau tahu, kamu harus mendapatkan tiket itu secepatnya atau pekerjaan mu menjadi taruhannya."

Zevan pergi dari ruangan meeting tanpa memikirkan sekertaris nya yang setres karena permintaan bosnya, namun seharusnya mendapatkan tiket konser itu tidak akan sulitkan, karena ini yang menginginkannya adalah Zevan Lioner Algreat.

Jika ada uang dan kekuasaan, semuanya akan beres.

"Daddy." Kevan sudah berdiri di samping mobil Zevan ketika laki-laki itu hendak pulang.

Mengangkat satu alis, laki-laki itupun langsung menggendong sang anak, "Jagoan Daddy kenapa disini? apakah ibumu tidak akan mencari mu?"

Supir pribadi Zevan cukup terkejut melihat dan mendengar bagaimana lembutnya Zevan pada bocah berusia 5 tahun itu, seakan ia benar-benar adalah ayah dari anak itu. Oh, tapi itu memang benar.

"Aku ingin ikut Daddy hari ini, aku ingin melihat bagaimana keluarga Daddy. Jika mereka adalah contoh-contoh keluarga jahat yang tidak akan menerima mommy, maka aku akan membawa mommy pergi jauh."

Mendengar ucapan putra tunggalnya membuat Zevan terkekeh, "Keluarga Daddy sangat baik, mereka pasti akan menerima kamu dan Mommy dengan baik, Daddy janji."

"Aku tidak akan mempercayai Daddy begitu saja sebelum aku melihatnya secara langsung."

Zevan mencubit hidung sangat anak pelan, "Baiklah jagoan, ayo ikut Daddy." Zevan membawa Kevan masuk kedalam mobilnya diikuti sang supir.

"Kau ingin menginap?"

Bocah itu menggeleng, "Mommy akan khawatir nanti, dan aku tidak ingin membuat mommy khawatir."

"Baiklah, Daddy mengerti."

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

Ella

Terpopuler

Comments

🌸ラヒマ🌸

🌸ラヒマ🌸

"membantu saya" kok jadi "sayang"🤭

2024-06-20

0

🌸ラヒマ🌸

🌸ラヒマ🌸

"sudah" aja gak usah pake "lah"

2024-06-20

0

Lusianina

Lusianina

anak paling peka sedunia🤣

2024-04-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!