*6 Tahun Kemudian
Bandara Soekarno-Hatta, Seorang wanita cantik baru saja menginjakkan kakinya kembali di negara asalnya setelah 6 tahun ia merantau ke negara tetangga.
Kesha Anarga, namanya kembali melambung tinggi sebagai model internasional. Rumor yang dulu menyerang nya kini telah sepenuhnya menghilang, Shasa tidak tahu kenapa, namun ia bersyukur atas hal itu.
Sebenarnya ia enggan untuk kembali menginjakkan kakinya di negara bhinneka tunggal ika ini, namun tuntutan pekerjaannya membuat ia terpaksa untuk kembali.
"Mommy, kita akan kemana?" Seorang anak laki-laki tampan menggandeng tangan nya.
Ya, dia adalah anak Shasa hasil dari kegiatan malam itu dengan laki-laki yang yang tidak ia ketahui nama bahkan wajahnya.
Kevan Ziovanso adalah nama putra kecil Shasa, anak kecil dengan kecerdasan di atas rata-rata itu adalah anaknya, satu-satunya alasan ia hidup setelah dunianya terasa hancur.
"Kita tunggu aunty Levy dulu ya, Kevan lelah?"
Bocah berusia 5 tahun itu menggeleng, "Tidak juga, aku hanya ingin segera pulang dan kembali memainkan laptop ku."
Shasa mendengus, "Apalagi yang akan kau lakukan bocah nakal? kau seminggu lalu baru saja membuat laptop ku kebakaran. Sebenernya apa yang kau lakukan hah?!"
Kevan mencebikkan bibirnya, "Aku hanya meretas keamanan perusahaan Zergan, siapa sang mereka akan mengirimi laptop mu virus yang sangat kuat." Batin Kevan kesal.
Karena hal itu, Kevan sempat di marahi habis-habisan oleh sang ibu s*alan!!
"Kenapa diam saja?!"
Kevan menatap sang ibu dengan puppy eyes, S*al, bocah itu selalu tahu apa kelemahan Shasa. "Baiklah, baiklah lupakan saja."
Shasa membawa Kevan duduk di kursi bandara, menunggu sahabatnya yang entah kenapa lama sekali datang menjemput.
"SHASA, LEVY DATANG!"
Suara menggelegar itu adalah pertanda datangnya Levy, satu-satunya teman yang Shasa miliki ketika dunia mengasingkan nya.
Levy adalah satu-satunya teman yang setia bersama Shasa disaat masa-masa terburuknya, Levy sangat berharga untuk Shasa, ia telah menganggap gadis itu seperti saudaranya sendiri.
"Aunty Lev sangat berisik, seperti Lily," Ucap Kevan kesal.
"Hey, bocah! Enak saja kau membandingkan ku dengan anjing peliharaan mu itu," Kesal nya.
"Tapi kalian terlihat mirip, seperti ibu dan anak." Lihat lah bagaimana santainya iblis kecil itu berbicara, wajahnya terlihat polos seperti anak yang tidak memiliki dosa.
"Hey, iblis satu ini!" Levy mengunyel pipi tembam Kevan dengan gemas.
Kevan meronta-ronta, meminta di lepaskan, namun Levy dengan jahat nya malah mendekap Kevan dengan begitu erat. "AAAA... MOMMY TOLONG...TOLONG...AKU AKAN DI CULIK!"
Teriakan bocah itu membuat beberapa orang yang berlalu lalang melihat mereka, Levy tersenyum canggung lalu membungkam mulut bocah itu. "Hey, kau sengaja ingin membuat ku malu ya?" Tanyanya geram.
Kevan langsung menginjak kaki Levy lalu bersembunyi di balik ibunya, "Mom..."
Shasa menghela nafas lelah dengan dua oknum yang tidak pernah akur ini, "Sudahlah, ayo kita pulang saja. Aku lelah, besok harus langsung pemotretan."
"Baiklah, baiklah ayo."
Levy membantu membawa satu koper besar milik Kevan, "Bocah ini, barangnya banyak sekali."
•
•
•
Kevan sangat menakjubkan, Levy akui itu. Anak seusianya yang biasanya hanya bisa bermain dan bermain, Kevan malah bisa melakukannya segala hal, mulai dari menanam saham, memasak, pintar tentang hal kesehatan dan yang lainnya.
"Waw, apakah kau yakin dia adalah anak mu?"
"Hey! apa maksud dari perkataan mu?!" Shasa menatap galak sahabatnya.
Levy mengangkat bahu, "Anak mu itu sangat berbakat, bisa melakukan segala dan dia juga pintar. Sedangkan kau? cerdas tidak, berbakat tidak, bahkan kau selalu saja salah dalam melakukan semua hal. Kelebihan mu itu hanya wajah cantik mu tahu."
"YAK! S*ALAN KAU INI!" Hey! secara tidak langsung Levy mengatakan bahwa ia itu buruk dalam setiap hal tau.
"Hey, aku berkata jujur. Sepertinya anak mu menuruni semua kehebatan laki-laki itu."
Shasa yang tadinya marah-marah tiba-tiba terdiam, ia sangat tidak suka jika ada orang yang membahas tentang ayah dari Kevan, dan Levy tentu tahu itu makanya ia langsung terdiam setelah nya. "Sha...aku min_"
"Lupakan saja, aku akan istirahat lebih dahulu. Nanti tolong bawa Kevan tidur ya." Shasa berjalan dengan wajah suram menuju kamarnya.
Levy menepuk keningnya, merutuki dirinya yang dengan bodohnya malah mengungkit tentang laki-laki itu di hadapan Shasa.
Kevan yang sejak tadi diam pun akhirnya menggeser duduknya untuk lebih dekat dengan Levy. "Aunty Lev tahu tidak siapa ayah Kevan?"
Levy yang mendalam pertanyaan dadakan itu pun di buat gelagapan, ia tidak tahu harus menjawab apa pertanyaan Kevan. "Te_tentu saja aunty tahu, tapikan ayah Kevan sudah tiada."
Kevan menggeleng, tatapannya terlihat serius menatap Levy. "Kevan tahu kalau Kevan itu anak haram, mommy tidak tahu siapa ayah Kevan, aunty juga kan?"
Levy menelan ludahnya susah payah, "Hey, apa yang kau katakan. Dan dari mana kamu mendapat kata-kata itu Kevan? Ayah kamu sudah tidak ada, dia sudah meninggal."
"Terserah aunty mau bilang apa, tapi Kevan minta sama aunty, aunty jangan kasih tahu mommy ya kalau Kevan tahu soal ini."
"Selamat malam aunty Lev." Kevan turun dari sofa, bocah laki-laki berusia 5 tahun itu pergi ke kamarnya seorang diri.
Levy menghembuskan nafasnya kencang, anak sahabatnya ini benar-benar bukan bocah biasa. Levy kagum dengan bocah itu, "Kecerdasan nya menakutkan."
•
•
•
Pagi ini Shasa bersama Kevan dan manajer nya pergi ke Algreat Group untuk mengurus kontrak, Shasa harus melihat dengan baik kontrak itu, karena percuma saja dia kembali ke tanah kelahirannya ini jika kontrak yang di tawarkan sangat tidak memuaskan.
Selesai membaca isi kontrak itu Shasa kembali meletakkan nya di atas meja, "Kontra ini, saya setuju."
Shasa mengulurkan tangan, manajer nya yang paham pun langsung menyodorkan pulpen pada Shasa. Wanita itu langsung menanda tangani kontrak dari Algreat Group.
"Jadi, kapan saya bisa memulai pemotretan nya?" Tanya Shasa tanpa basa-basi.
Asisten CEO cantik itu tersenyum, "Anda bisa memulai pemotretan besok nyonya."
•
•
•
Karena pemotretan Shasa di mulai besok, maka hari ini ia free bukan? Jadi ia memutuskan untuk membawa Kevan bermain saja.
Ia membawa anak tunggal nya itu ke taman bermain, namun Kevan terlihat sama sekali tidak tertarik melihat wahana-wahana yang ada di sana.
"Hey, kamu main apa? ada apa dengan raut wajah mu?" Tanya Shasa kesal dengan raut datar yang selalu Kevan tunjukkan.
Kevan mengangkat bahu, "Tidak tertarik." Ucapnya dengan nada dingin seperti biasa.
Shasa yang terlampau gemas dengan wajah sang anak pun langsung mengunyel wajah wajahnya, "Ihh...kamu ini anak kecil tapi berlagak dewasa ya!"
"Mommy..." Terlihat sekali wajah jengkel Kevan atas perlakuan sang mommy.
Shasa tertawa, lalu menggandeng tangan Kevan. "Kamu mau kemana kalau begitu?"
Kevan terlihat berpikir sejenak, "Warnet."
Shasa langsung melotot pada anak laki-laki nya itu, "Hey! kamu itu masih kecil, ngapain main ke warnet."
"Ya sudah, terserah mommy saja." Kevan tuh malas kalau harus mendengar ocehan panjang lebar dari mommy nya tercinta, jadi sudah lah, lebih baik ia ikuti saja apa yang mommy nya itu ingin kan.
Shasa tersenyum senang, ia langsung mencium pipi sang anak dan membawa buah hatinya itu untuk bermain banyak permainan.
Shasa tersenyum senang, berteriak dengan gembira saat menaiki wahana-wahana seru, namun lihatlah putranya, wajah datar yang tidak pernah berubah sungguh membuat jengkel. Terkadang Shasa berfikir, kenapa anaknya tidak seperti anak umur lima tahun kebanyak, Shasa heran dengan kelakuan anaknya.
Jika anak lima tahun biasanya bermain dengan mobil-mobilan, bermain dengan keluarga dan teman. Berbeda dengan Kevan yang lebih suka bermain dengan laptop, meretas data atau hak semacamnya. Memiliki anak yang jenius itu tidak mudah karena Shasa sering kali diragukannya sebagai ibu dari Kevan.
"Yuhu!! hari ini sangat menyenangkan bukan?"
Kevan hanya mengangguk, lalu tersenyum tipis melihat bagaimana sang ibu sangat bahagia.
"Kita makan di luar yuk, mommy pengen makan sushi."
"Tidak perlu, biar aku saja yang masakan untuk mommy."
Shasa menatap anaknya berbinar, "Anakku memang luar biasa, aku tidak perlu pergi ke restoran untuk makan enak. Lebih hemat, dan yang pasti rasanya terjamin."
Tapi ada untungnya juga punya anak kayak Kevan gini, bisa jadi chef pribadi di rumah, bisa membantu Shasa dalam banyak hal. Ia bangga dan senang memiliki Kevan sebagai putra nya.
•
•
•
Hari sudah sangat malam, Shasa dan Levy sudah tertidur. Ini waktu yang pas untuk Kevan mencari tahu siapa ayah kandungnya.
"Aunty Levy bilang kejadiannya di bar Star Night, lima tahun yang lalu, tanggal 28 November." Kevan meretas keaman CCTV Star Night bar dengan mudah.
Kevan memutar video CCTV malam itu, melihat rekaman dengan seksama. "Oh, jadi laki-laki ini adalah Daddy. Dia tidak terlihat seperti laki-laki hidung belang."
Setelah melihat wajah Daddy nya, Kevan pun lanjut mencari informasi tentang ayah kandungnya ini. Namun, seperti nya tidak semudah itu.
"Oh, virus s*alan ini lagi. Dia menyadari nya ternyata, s*al. Aku tidak boleh membiarkan laptop ini terbakar lagi atau mommy akan marah besar."
Yah, sekuat apapun Kevan berusaha, ia tetap tidak bisa mengalahkan virus itu dan harus merelakan laptopnya kembali terbakar.
Seperti nya Kevan harus siap-siap mendapatkan omelan dari sang mommy tercinta.
...*Di sisi lain...
"Cih, pengacau kecil, berani sekali ingin meretas data-data ku." Laki-laki itu menyeringai.
Namun jika di pikir-pikir, orang yang baru saja hampir meretas datanya cukup hebat juga. Ia hampir saja mendapatkan data-data tentangnya jika ia tidak segera mengirim virus andalan keluarga nya pada orang itu.
"Heh, aku penasaran dengan orang ini."
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Kevan
Shasa
Levy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
🌸ラヒマ🌸
lah masak dia bilang mamak nya sendiri syalan 🤨
2024-06-20
0
🌸ラヒマ🌸
kok 5 thn? bukannya 6 tahun telah berlalu atau mungkin dia belum ulang tahun yang ke 6 ?
2024-01-15
0
🦋⃟Fly🍾⃝Kͩᴀᷞᴛͧɪᷡᴇͣ
sudah ku duga bakal ada anak setelah kejadian malam itu..
2023-05-07
5