"Nanti Nana pikirkan lagi pi"
"Suruh kakakmu keruangan papi" pinta Rifqi.
Nana mengangguk lalu memanggilkan sang kakak.
"Kak, dipanggil papi"
Qian menoleh lalu sepersekian detik kemudian pria itu memasuki ruangan sang papi bersama adiknya.
"Ada apa pi?"
"Besok ada acara peresmian taman dikota X. Pagi untuk acara konfersi pers dan malamnya untuk peresmian. Jadi kau harus menginap disana semalaman. Papi tidak bisa hadir karna papi akan menghadiri undangan tuan Andre dikota A"
"Pi, kalau malemnya Qian nggak bisa pi. Papi kan tau Seina sedang sakit. Kalau malam dia nggak mau tidur kalau nggak sama aku pi, jadi aku nggak bisa ninggalin dia"
Papi Rifqi sedikit berfikir, tak mungkin juga ia membatalkan acara itu. Apalagi ia sudah berjanji pada Zio.
"Apa Nana aja pi? Pagi berangkat bareng sama kak Qian. Terus sorenya kak Qian pulang, Nana tinggal semalem disana. Paginya Nana balik" usul gadis itu.
"Kamu yakin? Peresmiannya malem loh" papi Rifqi tak tega melepaskan putrinya.
"Nggak papa pi, Nana kan udah gede. Kan bisa ada pengawal juga"
"Gimana?"papi Rifqi meminta pemdapat putranya.
"Yakin kamu aman? Kakak nggak tenang ninggalin kamu" Qian ragu.
"Yakin kak, lagian kan pasti nanti disana banyak orang juga. Kan ada pengawal juga yang jaga"
Qian menghela napasnya
"Ya udah, nggakpapa. Asal sama pengwal terus"
Nana mengangguk yakin
"Papi, peluk dong pi" Nana mulai bergelanyut manja pada papinya.
"Mulai, mulai deh" cibir Qian melihat kemanjaan adiknya pada sang papi.
"Kenapa emangnya? Mau juga dipeluk papi?" Goda papi Rifqi pada putranya.
"Aku udah punya anak 2 ya pi" Qian mengingatkan sang papa agar tak terus terusan menganggapnya anak kecil.
"Iya iya, udah gede udah bisa buat anak" goda papi Rifqi lagi.
Qian menggelengkan kapalanya heran melihat tingkah absurd papinya.
Pria itu keluar dari ruangan sang papi.
"Pi, nanti pulang kerja Nana pengen dibuatin sup sama papi"
"Sup? Tumben? Kan ada mami yang buatin" Rifqi mengusap kepala anaknya yang sudah berbaring dipahanya.
"Nana pengennya papi yang buatin. Kan papi udah lama nggak masakin buat Nana"
"Iya nanti papi masakin buat kamu" seorang yang dulunya terkenal arogan justru malah luluh hanya dengan rengekan putri manja nya.
"Oh ya pi, nanti malem Nana juga pengen tidur sama papi sama mami ya?" Pinta gadis yang sudah tak kecil lagi itu.
"Nana, kamu kan udah besar. Udah 25 tahun loh"
"Ya tapi kan Nana tetep pengen manja sama mami papi"
Papi Rifqi menghela napasnya
"Ya udah, nanti malem tidur sama papi"
"Ughh sayang papi" Nan bangun lalu mencium pipi sang papi.
"Udah, balik kerja. Papa juga mau ngelanjutin kerjaan"
Nana mengangguk, gadis itu berjalan keluar dari ruangan papinya lalu menuju ke ruangannya sendiri.
Malam hari,
Sesuai janjinya papi Rifqi membuatkan semangkuk sup ayam untuk putri kesayangannya.
"Ini, sup ayam spesial untuk princess kesayangan papi" papi Rifqi menyajikan sup itu tepat dimeja makan.
"Uhh makasih papi" Nana berdiri lalu memeluk papinya erat.
"Nana doang yang dibuatin nih? Masak mami enggak sih" mami Ara nampak sedikit cemburu.
"Siapa bilang papi nggak buatin mami? Bentar papi ambilin dulu" papi Rifqi berjalan menuju dapur lalu mengambil 2 piring chikhen steak yang masih mengepulkan asapnya.
"Nih, chicken steak kesukaan mami" papi Rifqi tersenyum.
"Uhh papi romantis banget. Makasih ya pi"
"Aduh aduh, mulai lagi deh" Nana kesal melihat keromantisan didepannya.
"Cie, cemburu ya?" Goda mami Ara memeluk tubuh tegap suaminya.
"Nggakpapa, peluk aja papinya. Lihat aja nanti kalau pas tidur" gadis itu menyeringai penuh kemenangan.
"Ya kamu tidur sendiri lah,.papi tidur sama mami"
"Enggak, siapa bilang? Kan mau tidur bareng" Nana tersenyum menang.
"Pi, emang mau tidur bareng?" Tanya mami Ara membuat papi Rifqi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal melihat kelakuan anak dan istrinya itu.
"Udah udah, semua adil. Kan sama sama udah papi masakin makanan kesukaan kalian"
"Duhh, kayaknya kita kalah mesra" celetuk Qian yang baru saja datang kemeja makan bersama istrinya.
"Jelaslah, papi yang paling kompeten kalau hal gini" sombong papi Rifqi.
"Cih, udah tua masih banyak gaya. Hati hati pi, nanti encok" ejek Qian pada papinya.
"Mana ada?papi rajin olahraga"
"Yayaya percaya deh"
"Arsen sama Seina mana?" Tanya papi Rifqi tak melihat keberadaan kedua cucunya.
"Arsen dikamar Seina pa. Dia nggak mau ninggalin adiknya yang sakit. Makannya tadi Vio udah suapi mereka duluan" Vio menjelaskannya lembut.
"Oh gitu, udah panggil dokter?"
"Udah pi, katanya cuma demam biasa. Tapi tau sendiri kan pi gimana manjanya Seina. Apalagi kalau ada papanya" sindir Vio melirik suaminya.
"Kalian berdua memang sama saja" mami Ara menunjuk suami dan putranya.
"Udah udah, ayo makan" ajak papi Rifqi tak mau terus disalahkan.
Dan benar saja, setelah makan malam Nana langsung bergelanyut pada papinya.
"Ayo cepet papi, biar mami nggak kebagian" ucap Nana menarik narik lengan papinya.
"Iya iya, sabar"
Sesampainya dikamar papi Rifqi memilih tengah agar kedua perempuan kesayangannya itu tidak bertengkar.
"Loh kok papi disitu sih. Nanti mami meluk papi"
"Udah udah, nanti kalian berantem.npapi udah pusing pengen tidur" ucap papi Rifqi yang melihat istrinya sudah memasuki kamar.
Beberapa menit kemudian papi Rifqi menghela napasnya lega setelah melihat anak dan istrinya tidur sambil memeluknya posesif.
Paruh baya itu mengusap kepala putrinya yang sudah terlelap.
"Memang persis seperti copy an ku" papi Rifqi terkekeh menatap wajah anaknya yang benar benar mewarisi wajah tampannya.
Mulai dari hidung, mata, pipi, bulu kata dan lainnya.
Hanya saja sifatnya menuruni sang mami yang sangat manja dan suka bergelanyut oadanya yang terkadang membuatnya pusing sendiri.
Pagi hari,
Nana dan Qian berangkat menuju kota A bersama.
Papi Rifqi sudah memberi beberapa peringatan pada putrinya agar berhati hati.
Sesuai agenda ada konfensi pers yang diadakan.
Nana menatap sebal pada Zio yang menatapnya penuh damba.
"Ayo ikut aku sebentar" Zio menarik lembut lengan Nana.
"Mau kemana kalian?" Tanya Qian yang melihat adiknya dibawa Zio.
"Kami ingin berbicara penting. Hanya 10 menit saja" tawar Zio.
"Hmm, jangan macam macam. Papiku sudah mempercayaimu, awas jika sampai kau melanggarnya" ancam Qian.
Zio hanya diam tak gentar dengan acaman itu sedikitpun.
"Sekarang aku sudah menyelesaikan tantangan papimu. Otomatis papimu sudah memberiku restu. Jadi bagaimana? Kau mau kan menikah denganku?" Tanya Zio serius.
"Tidak" jawaban Nana yang jelas dan lugas.
"Kenapa tidak?"
"Karna aku tidak mencintaimu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ita rahmawati
semena² si nana nya,,gale dia sm papinya sendiri yg udh janji eh dg mudahnya nolak 😏😏
2023-12-31
0