"Ada apa dia memanggilku? Apa ada kesalahan dalam bisnis kerja sama? Kurasa tidak ada. Rasanya tidak mungkin kalau dia memanggilku hanya karna pengawal itu. Lagipula tidak mungkin juga dia baru mengetahuinya sekarang kan?" gumam Zio mencoba mengingat ingat.
Beberapa saat kemudian Rendy, seorang ketua keamanan yang Zio tugaskan untuk mengatur anak buahnya terutama dalam hal pengawalan telah sampai.
Pria itu menunduk hormat
"Maaf bos, apa ada masalah?" Tanya pria itu.
"Kau tau suatu info?"
"Siap, tidak bos"
"Kau tidak tahu kalau anak buahmu sudah tertangkap?"
"Saya tidak tau bos"
"Sialan! Bekerja seperti saja anak buahmu tidak becus!" marah Zio pada anak buahnya itu.
"Maaf bos" Rendy menunduk.
"Anak buahmu tetangkap oleh Rifqi Yulandres, cepat urus mereka. Segera lakukan pembebasan sebelum pria itu tau kalau mereka adalah suruhanku"
"Siap bos"
Rendy keluar dari ruangan itu
Malam harinya Zio sudah menyiapkan dirinya untuk bertemu dengan seorang Rifqi Yulandres di restoran privat.
Pria itu hanya mengenakan pakaian kasualnya namun tetap terlihat tampan dan aura orang kaya nya tetap keluar.. wkwk
"Sialan, dimana pria tua itu" kesal Zio karna sudah 20 menit menunggu namun tak ada tanda kedatangan dari pria itu"
"Jika sampai 5 menit lagi tidak datang, maka aku akan pergi dari sini" lanjutnya.
Zio beranjak hendak pergi dari restoran itu merasa dikerjai karna ia sudah menunggu kurang kebih 25 menit.
"Mau kemana anak muda?"
Seorang paruh baya yang daritadi ditunggunya sudah datang.
"Kau mau mempermainkanku?! Aku sudah menunggu selama 25 menit. Kau sudah membuang waktuku sia sia!" Zio menatap tajam pria didepannya.
Tuan Rifqi justru malah terkekeh pelan
"Aku sedang menguji kesabaranmu, ternyata kau tidak lolos untuk menjadi calon menantuku"
"Hahh, aku tidak peduli. Dengan ataupun tanpa izinmu sekalipun aku bisa menikahi putrimu itu" sinis Zio tak peduli dengan pria paruh baya didepannya.
"Benarkah? Putriku seseorang yang memiliki pendirian kuat. Kau takkan mudah mendapatkannya"
Dua pria beda generasi itu saling menatap tajam.
"Duduklah" titah Rifqi.
Zio ikut duduk berhadapan dengan pria itu.
"Bagaimana peeusahaanmu?" tanya Tuan Rifqi basa basi.
"jangan banyak bicara, langsung ke intinya saja" decak Zio kesal.
"Kenapa kau menugaskan pengawal itu untuk putriku?" Tuan Rifqi langsung to the point.
"Karna aku ingin menjaga calon istriku"
"Calon istri yang mana? Putriku saja tidak mengenalmu jauh. Bagaimana kau bisa menyebutnya calon istri?" Ejek tuan Rifqi.
"Cih, siapa bilang dia tidak mengenalku. Dia mengenalku, mungkin dia malu mengakuinya"
"Memangnya apa yang kau lakukan sampai dia malu mengakuimu sebagai temannya. Apa kau terlalu buruk?" Ejek tuan Rifqi.
"Jaga bicaramu ya! Sebentar lagi aku akan menikahinya" tegas Zio.
"Cih, kau tak akan bisa menikahinya begitu saja. Kau kira aku akan melepaskannya padamu dengan mudah?"
"Terserah apa katamu, aku akan tetap menikahinya karna aku mencintai putrimu" tegas Zio.
"Tunjukan kemampuanmu dulu padaku, baru aku akan menilainya. Mana mungkin aku melepaskan putriku begitu saja pada laki laki yang belum jelas"
"Belum jelas katamu? Kau jelas tau siapa aku,"
"Ya aku tau, kau hanya penerus perusahaan ayahmu. Aku perlu bukti bahwa kau memang mampu menghidupi anakku dengan layak, dengan ataupun tanpa perusahaan itu" desak tuan Rifqi.
"Aku akan membuktikannya padamu" Zio berucap dengan nada penuh penegasan.
Tuan Rifqi hanya tersenyum tipis melihat pemuda didepannya ini yang begitu keras kepala.
Ke esokan harinya,
Dengan wajah dinginnya pria itu berjalan memasuki sebuah restoran tempat dimana anak buahnya memberitahu bahwa gadis yang dicintainya sedang berada direstoran itu.
Tangan Zio terkepal erat melihat gadis yang dicintainya asik mengobrol dengan seorang pria yang tak ia kenali.
Bughh
"Hehhh!..." Nana kaget melihat temannya jatuh tersungkur karna sebuah pukulan mendarat keras dipipi temannya.
"Kau tidak apa apa?" Nana membantu pria muda itu untuk berdiri.
"Heh, ada masalah apa kamu sampai memukul temanku?!" Ketus Nana.
"Masalah apa katamu?" Wajah Zio menampakan amarahnya.
Pria itu mendekat lalu merengkuh pinggang wanitanya.
"Kau itu milikku, tak ada seorang pun yang boleh mendekatimu sekalipun hanya berteman biasa" tegas Zio tak terbantah.
Nana berusaha melepaskan tangan kokoh pria itu yang masih merengkuh pinggangnya.
"Memangnya kau siapaku? Kita tidak sedekat itu. Lagipula kita hanya sekedar teman kan?" Ejek Nana penuh sindiran.
"Aku calon suamimu" ucap Zio tegas menatap intens mata coklat didepannya.
"Cih, memangnya apa yang kau punya sampai berani menikahiku?"
"Aku punya restu dari papamu" Zio menyeringai.
"Sialan, kau mau mencoba membohongiku? Papaku bukan orang yang seperti itu. Dia memberiku kebebasan" ejek Nana lagi.
"Lihat saja nanti. Coba kau catat, 30 hari dari sekarang aku akan menikahimu apapun caranya" bisik Zio ditelinga gadis itu.
"Mundur..!!" Nana mendorong dada bidang Zio namun tak membuat pria itu bergeming.
"Oke, kita lihat saja apa yang akan terjadi 30 hari kedepan" tantang Nana.
"Good" Zio mengacak pelan rambut gadis didepannya.
"Arghh sialan kau!!" Hardik Nana menatap kepergian Zio setelah mengacak rambutnya.
"Dia itu siapa?" Tanya seorang pria yang tadi dipukuli Zio.
"Dia hanya anak rekan bisnis papaku" jawab Nana cuek.
"Kenapa dia terlihat begitu menyukaimu? Apa kalian punya hubungan?"
"Cih, hubungan apa. Dia itu pria bodoh yang membuang waktunya sia sia untuk hal tidak penting. Contohnya seperti ini, datang hanya untuk memukuli mu" kesal Nana.
"Oh, kukira dia kekasihmu yang sedang cemburu" goda pria itu.
"Sudahlah Max, lebih baik segera kembali ke perusahaan untuk mengobati lukamu" ucap Nana pada temannya yang bernama Max itu.
"Baiklah" Max pasrah karna memang lukanya lumayan sakit.
Sore harinya Zio pulang dari kantor,
Pria itu nampak termenung dibalkon kamarnya.
"Aku memiliki segalanya, ketampanan. Kekayaan, namun tak membuat gadis itu bertekuk lutut. Sebenarnya mana kurangku?" Batin Zio bertanya tanya.
"Aku harus mencari cara bagaimanapun di harus menjadi istriku" tekad Zio.
Malam hari,
Nampak suasana hangat dimeja makan. Ada papa Bryan dan mama Mia yang juga duduk disana.
"Kudengar kau tadi membuat keributan dikafe X. Kenapa?" Tanya papa Bryan.
"Ada laki laki yang mendekati wanitaku" jawab Zio cuek membuat papa Bryan menghela napasnya.
Memang dia akui sikap dingin putranya cerminan dari sikapnya dulu.
"wanita itu suka kelembutan, jika kau menunjukan sikap aroganmu terus menerus dia akan semakin menjauh darimu" nasehat papa Bryan pada putranya.
Zio hanya diam tak menanggapi ucapan sang papa.
yuhuuuuu,, jangan lupa beri Like dan Komen sebanyak banyak nya yaa.. jangan lupa vote karya author biar author tambah semangat
kasih author bunga dan kopi dong, biar tambah jrengggg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ita rahmawati
eh knp bicara nya bgtu sm camer 🤦♀️
2023-12-31
0
dike airlngga
suka am critax🤣
2022-12-28
2
Tha Ardiansyah
Ciihh... mentang-mentang punya uang bisa berbuat seenaknya
2022-12-28
1