"Jangan banyak bertanya! cepat jalan dan pergi!" jawab Mark dengan bersikap dingin.
"Kakak, tunggu aku sebentar! aku ingin ambil sepedaku," kata Careless yang berlari menghampiri sepedanya yang tumbang di tengah jalan sana.
Setelah Mark menaiki mobilnya yang dikendarai oleh Daniel, Careless pun mengayuh sepedanya ikut dari belakang mobil.
"Wah...mobilnya sangat mewah, pasti sangat mahal," ucap Careless yang mengayuh dengan cepat.
Sementara Mark duduk di dalam mobil sambil memejamkan matanya.
"Bos, dalam sehari kita bertemu dua kali dengan gadis itu," kata Daniel yang sedang menyetir.
"Gadis ini suka menimbulkan masalah, abaikan saja. tunjukan saja jalan besar setelah itu kita pulang," ujar Mark.
Saat Daniel sedang menyetir tiba-tiba saja dia menghentikan mobilnya.
"Aarrggh...," teriakan Careless yang langsung menekan rem sepedanya dengan tiba-tiba.
Brak.
Tabrakan sepedanya yang mengenai mobil itu sehingga dirinya terlempar ke atap mobil dan kemudian berguling jatuh ke jalan.
Bruk.
"Auhhkk...dasar supir kura-kura, kenapa kau tiba-tiba berhenti," rintihan Careless yang dalam posisi terlungkup.
"Hah...gawat gadis itu," teriak Daniel yang merasa cemas.
"Kenapa kau berhenti?" tanya Mark yang keluar dari mobilnya
"Aku melihat seekor kucing yang menyebrang jalan," jawab Daniel yang ikut keluar dari mobilnya.
"Apa kamu terluka?" tanya Mark yang menghampiri Careless yang terkapar di jalan.
"Mana mungkin aku tidak apa-apa, aku terlempar dari sana ke sini, bagaimana supirmu mengendarai mobil," gerutu Careless yang mencoba untuk bangkit.
"Sakit sekali tanganku," rintihan Careless.
"Maaf, Nona. tanganmu terluka. ini salahku. aku terpaksa berhenti karena ada seekor kucing yang menyebrang secara tiba-tiba," ucap Daniel.
"Apa kamu bercanda ya? di sini adalah hutan mana mungkin ada kucing di tempat ini," kata Careless dengan kesal.
"Tapi aku benar-benar melihat kucing tadi," jelas Daniel yang berusaha membuat gadis itu percaya.
"Tanganku sudah berdarah, dan sepedaku juga sudah rusak. bagaimana aku bisa pulang," kata Careless yang berjalan menghampiri sepedanya.
Ia berdirikan sepedanya dan melihat besi bagian depan telah bengkok.
"Semua ini karenamu, bagaimana aku bisa pulang dengan kondisi sepeda yang sudah rusak begini. aku bisa dibunuh oleh bibiku," ucap Careless.
"Begini saja! malam ini kau tinggal saja di tempatku, sementara sepedamu akan dibawa ke bengkel untuk diperbaiki," ujar Mark.
"Ini sudah malam mana ada bengkel yang masih buka," kata Careless.
"Daniel, nanti kamu antar sepedanya ke bengkel Tommy!" perintah Mark.
"Bos, dia sudah tutup jam segini," jawab Daniel.
"Bakar saja pohon yang di samping rumahnya, agar dia buka pintunya!" perintah Mark yang kemudian masuk ke dalam mobil.
"I-iya," jawab Daniel.
"Wah...apakah bos kamu sering membakar pohon orang?" tanya Careless.
"Jangan bertanya lagi! aku akan mengikat sepedamu di atap mobil," kata Daniel yang mengangkat sepeda Careless.
Setelah setengah jam kemudian Mark tiba di kediamannya.
Careless yang keluar dari mobil ia melihat mewahnya tempat tinggal bos mafia itu, tentun saja gadis itu sangat mengagumi kemewahan sebuah Villa yang ada di depan matanya.
"Kakak tampan, apakah kamu tinggal di sini?" tanya Careless yang ikuti langkah Mark.
"Hm...," jawabnya dengan dingin.
Setelah melangkah masuk ke dalam Mark disambut oleh asisten rumah tangganya yang adalah pria paruh baya.
"Tuan, Anda sudah pulang," sahutnya dengan sopan.
"Hm...Calvin, atur kamar untuk nona ini! malam ini dia akan tinggal di sini untuk semalam!" perintah Mark.
"Baik, Tuan," jawab Calvin dengan patuh.
"Dan hubungi dokter untuk membalut luka di tangannya!" perintah Mark pada asistennya.
"Baik, Tuan," jawab Calvin dengan patuh.
"Nona, silakan ikut dengan saya!" ucap Calvin pada Careless.
"Terima kasih, Paman," ucap Careless yang ikuti langkah asisten rumah tangga itu.
"Wah...paman berapa harga rumah ini? sangat besar dan indah sekali," tanya Careless yang penasaran.
"Sekitar hampir enam puluh juta dollar," jawab Calvin.
"Wah...kakak tampan sangat kaya, apakah dia sudah memiliki istri?"
"Tuan belum menikah," jawab Calvin yang menuju ke salah satu koridor.
"Lalu, apa dia sudah punya anak?" tanya Careless yang sambil melihat lukisan-lukisan yang ada di gantung satu lorongan itu.
"Tuan belum menikah tentu tidak memiliki anak."
"Dia sangat kaya, sangat di sayangkan dia belum memiliki anak," kata Careless
"Nona, ini kamarmu. silakan masuk dan istirahatlah. kalau butuh sesuatu katakan saja!" ucap Calvin yang membukakan pintu kamar.
Careless melangkah masuk ke dalam kamar tersebut, ia melihat betapa indah dan luasnya kamar itu.
"Cantik sekali, ini adalah kehidupan orang kaya raya," ujar Careless.
"Sebentar lagi dokter akan datang memeriksa luka Nona, harap menunggu sebentar," kata Calvin.
"Paman, apakah ada obat untuk luka? kalau ada tidak perlu dokter lagi. aku akan balut sendiri lukanya," tanya Careless.
"Ada! tapi...."
"Tidak perlu dokter, aku bisa obati luka sendiri. lihatlah tanganku ada bekas luka saat aku terluka dulu aku obati sendiri," ucap Careless yang menaikan lengan baju panjangnya.
"Kenapa bekas luka nona begitu panjang?" tanya Calvin yang melihat bekas luka di tangan kanan Careless.
"Ini terkena pedang saat aku masih kecil, saat itu aku obati lukaku sendiri," jawab Careless.
"Di mana keluarga, Nona?"
"Aku tidak memiliki orang tua, dan hanya paman dan bibi yang merawatku. mereka saat itu sedang berjualan dan aku sendirian berada di rumah. ada yang merampok ke rumah kami saat itu. dan aku hampir mati dibunuh. untung saja aku sempat lari. tapi tanganku terluka akibat pedang mereka," jawab Careless.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 Ney Maniez ❤
😲😲
2023-12-19
1
Meiya Lee
🤣🤣🤣
2023-04-01
0
mulai serius nih ceritanya 🥰
2022-12-28
0