BAB 2 : Soraya Larasati

2 Tahun kemudian.

Umurku sudah menginjak usia 20 tahun, aku sudah menjadi mahasiswi semester 4 jurusan Sastra Korea, Universitas Indonesia. Ya, perjalananku dalam mengejar cinta kak Joon belum berakhir. Aku masih dengan pendirian untuk mengambil universitas yang sama dengan dirinya. Namun berbeda kali ini, Aku mengambil fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya sedang Kak Joon mengambil fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Tapi tak mengapa aku berusaha agar bisa sedekat mungkin dengan dirinya walau hanya melihatnya dari kejauhan saja hatiku sudah bahagia luar biasa.

“Kak Joon, kamu pasti akan menyerah dan melihatku sebagai seorang wanita.” Tekad ku yang tak pernah pudar seiring berjalannya waktu.

Di ruang olah raga

“Aakkhhh!! Kak Joon! Kak Joon!.” Teriak para mahasiswi kepada Joon Woo yang sedang bermain basket di lapangan.

“Raya, kamu betah banget sik di acara begini?.” Keluh Ratna teman satu kelas ku.

“Yah, karena hanya dengan ini aku bisa bertemu Kak Joon!.” Dengan mataku yang  fokus ke arah Joon Woo berada.

“Bener-bener ya!. Kamu itu udah cinta mati sama dia!. Kalau bukan karena aku kasihan sama kamu yang datang ke sini sendirian. Mana mau aku kemari!. Dengar deh berisik banget!.” Lagi-lagi Ratna mengoceh karena suara berisik mahasiswi di sekelilingnya.

“Makasih temanku sayang!.” Aku memeluk Ratna sebagai rasa terima kasih ku padanya.

Kak Joon Woo adalah blesteran Indonesia dan Korea dengan wajah yang tampan dan kepintaran yang di atas rata-rata telah mengundang hasrat para wanita untuk mendekat padanya. Apalagi dengan kemampuannya yang tak hanya di akademis saja. Kak Joon juga jago olah raga yaitu bola basket. Ia sudah beberapa kali memenangkan kejuaraan nasional bersama timnya. Namun tak satupun dari mereka yang menarik perhatian Kak Joon, itulah yang membuatku yakin untuk memiliki Kak Joon di sisiku. Karena bagiku hanya diriku lah yang pantas mendapatkannya. Terdengar naif memang tapi itulah perasaan cintaku kepadanya.

“Lihat!. Lihat!. Itu Joon Woo!. AarrggHH!.” Teriak para mahasiswi yang ada di kursi penonton.

“Kak Joon!.” Aku yang melihat Kak Joon yang sangat tampan dengan seragam olah raga basketnya, sangat tampan dengan postur badan yang sempurna menambah tingkat ketampanannya.

“Kak Joon!. Aza!.” Teriak ku ke arah Kak Joon dan entah mengapa aku merasa kak Joon membalas ku dengan senyuman.

“Wah!. Tampannya!.” Puji ku dalam hati sambil tersipu malu.

Selepas pertandingan, aku dan Ratna menuju ke parkiran di mana motor Ratna terparkir di sana. Namun langkah kami terhenti oleh segerombol mahasiswi.

“Heh!. Kamu yang namanya Raya?.” Ucap salah seorang mahasiswi yang ada di gerombolan tersebut.

“Iya, ada apa ya?.” Tanya Ku.

“Kamu jangan suka nempel ya sama Oppa Kami!. Kami tahu!. Kamu kan udah ditolak dua kali masih aja nempel sama dia!.” Ucap mahasiswi itu sembari menunjuk-nunjuk ke arah ku.

“Dasar perempuan gak tahu malu!.” Ucap beberapa mahasiswi lainnya.

“Maaf, memangnya kalian siapa berani berkata seperti itu pada ku?.” Tekan ku pada gerombolan itu, aku merasa mereka tidak pantas berkata seperti itu sebagai orang yang bukan siapa-siapanya Kak Joon.

“Kamu tanya kami siapa?. Kami ini fansnya Joon Woo!. Kamu tahu itu!. Bagi siapa saja yang seperti parasit baginya harus di musnahkan!. Kami lihat Kak Joon Woo gak suka dekat-dekat denganmu!.” Tekan mahasiswi itu yang sepertinya ketua dari gerombolan tersebut.

“Lalu?. Kalian mau apa?.” Tanya ku dengan penuh penekanan sekali lagi.

“Hey!. Kamu berani berkata seperti itu?.” Ucap mahasiswi itu yang mulai meraih kaos milik ku lalu menariknya dengan kasar.

“Hey!. Apa yang kau lakukan?.” Teriak Ratna mencoba membela diriku yang dalam posisi tertekan saat itu.

Sebenarnya aku sangat takut dengan segerombolan mahasiswi itu yang siap kapan saja menerjang diri ku. Namun aku tak bisa menyerah begitu saja, aku harus tetap tenang dan berusaha baik-baik saja.

“Raya!.” Suara lantang seseorang yang sangat aku kenal dari kejauhan.

“Kau harus segera pulang ke rumah, karena Ayah mu mengkhawatirkan mu!.” Tiba-tiba saja Kak Joon datang dan menyelamatkan ku dari terjangan gerombolan mahasiswi itu.

“Bawa ini!.” Kak Joon melemparkan tasnya kepada ku.

Lalu ia menarik lengan tanganku agar menjauh dari gerombolan itu.

“Eh, Raya! Kok aku ditinggal?.” Teriak Ratna yang tertinggal aku dan Kak Joon yang sudah menjauh dari gerombolan mahasiswi.

“Kak Joon!. Ratna tertinggal di belakang!. Aku harus bareng dia!.” Pinta ku agar Kak Joon melepaskan genggaman tangannya.

“Sudah!. Kau diam saja!. Ikutlah bersama ku pulang ke rumah!.” Ucap Kak Joon yang tak sedikitpun menatap ke arah ku saat berbicara.

Dalam hati ku “Mengapa sikapnya tiba-tiba berubah?. Apa dia salah makan?.”

Aku pun hari itu tepaksa pulang menumpang mobil Kak Joon hingga ke rumah ku. Selepas itu tak ada sedikit pun kata-kata yang terucap olehnya hanya dehaman yang keluar dari mulutnya saat aku mengucapkan rasa terima kasih ku karena dirinya yang sudah mengantar ku pulang.

Aku pun tak ingin memusingkan hal itu, aku anggap itu adalah sebuah kemajuan di mana Kak Joon kembali peduli pada ku.

“Kak Joon, akhirnya kau membuka hati mu.” Ucapku sambil terkikik geli.

Hari itu aku sangat bahagia dengan perubahan Kak Joon dan hari itu aku menandai kalender perjuangan ku dengan hari di mana perjuangan ku memiliki kemajuan.

Ku tandai hari itu dengan sebuah garis kuning di mana tanda merah yang sebelumnya selalu memenuhi kalender perjuangan ku.

“Cihuy!.” Lagi-lagi diri ku yang tak dapat menahan rasa bahagia karena hal itu.

***

“Soraya Larasati!!!.” Teriak Ratna dari gerbang kampus.

“Ya ampun Ratna, ngapain kamu teriak-teriak?.” Tanya ku yang tak habis pikir karena Ratna teriak sampai mengganggu mahasiswa yang lewat.

“Hey!. Kamu tuh ya!. Mentang-mentang si Junaedi ajak pulang, trus kamu ninggalin aku gituh aja?.” Teriak Ratna yang selalu memanggil Kak Joon dengan sebutan Junaedi karena benci dengan sikap sok gantengnya.

“Kak Joon, Ratna!.” Tegas ku yang tak ingin nama Kak Joon dirubah seenaknya.

“Yah!. Bodo amat deh siapa namanya!. Pokoknya aku tuh kesel karena kamu tinggal gituh aja!. Kamu gak tahu kan kurang berkorban apa aku sama kamu. Sampe itu si Junaedi nyakitin kamu aku juga yang turun tangan!.” Ucapan Ratna yang langsung dihentikan Raya karena tak ingin orang lain mendengarnya.

“Ssttt!!. Udah-udah aku minta maaf!. Gak kejadian lagi deh!. Pliss!.” Ucapku sambil memohon kepada Ratna agar dirinya diam tak membahasnya lagi.

“Gak mau!. Pokoknya kamu harus traktir aku makan hari ini!.” Ancam Ratna yang masih ngambek.

“Ok!. Ok!.” Aku yang akhirnya menyerah dengan ancaman Ratna.

“Ayok!. Kita ke dalam!.” Ratna yang merangkul bahu ku dan langsung menyeret ku masuk ke dalam kampus.

Di dalam kelas tatapan orang-orang berbeda hari itu terhadap ku. Mereka semua seolah mengintimidasi ku dengan hal yang tidak aku ketahui.

“Na!. Kenapa ya? Kok mereka sepertinya marah sama aku?.” Tanya ku kepada Ratna yang mungkin tahu persoalannya.

“Gak tahu tuh, aku aja kan kemari bareng kamu. Jadi mana aku tahu?.” Jawab Ratna.

“Tapi kok aneh banget ya?.” Ucap ku sambil melihat sekeliling kelas.

Aku pun melihat Gisel yang biasanya ramah kepada ku mendadak membuang muka entah apa sebabnya?.

“Aneh banget sih?.” Ucap  ku yang masih heran dengan sikap semua orang di kelas itu.

“Ratna, aku mau izin ke toilet dulu ya!.” Ucap ku kepada Ratna.

Namun saat aku menuju ke toilet tiba-tiba saja ada seorang mahasiswi yang sengaja menabrak ku hingga diri ku terjungkal dan menyentuh lantai. Lutut ku lecet dan tak satu pun dari mereka yang membantu ku berdiri.

Aku tak ambil pusing, aku langsung beralih ke wastafel toilet dan mencuci luka ku yang kotor terkena lantai.

“Heh!. Tahu gak?. Ada orang yang gak tahu malu ngejar Oppa!. Dan dia ke ge’eran!. Dia pikir dia itu bisa dapetin Oppa apa?. Dasar sok kecantikan!.” Teriak seorang wanita di toilet yang bermaksud menyindirku.

Rupanya gosip antara diri ku yang mengejar cinta Joon Woo sudah tersebar luas di kampus. Padahal aku tak pernah menceritakan hal itu pada siapapun terkecuali teman masa SMP dan SMA ku.

Dan aku baru berpikir bagaimana gerombolan wanita itu tahu dan juga orang sekampus tahu soal kisah ku dan Kak Joon Woon kecuali ada seseorang yang membocorkannya.

Dan aku pun teringat dengan Gisel yang tiba-tiba saja bersikap aneh terhadap ku. Gisel adalah teman satu SMA ku yang saat itu sebangku dengan ku. Selain Ratna, aku pun kerap kali menceritakan kisah ku dengannya

“Apa karena dia?.” Batin ku yang masih tak percaya.

Terpopuler

Comments

Nabilah

Nabilah

hadeh fans fanatik bangettt

2023-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 BAB 1 : Joon Woo
3 BAB 2 : Soraya Larasati
4 BAB 3 : Pengkhianatan
5 BAB 4 : Kehadiran Wanita Itu
6 BAB 5 : Kepergian Ayah
7 BAB 6 : Mengubur Kenangan
8 BAB 7 : Perpisahan
9 BAB 8 : Awal Baru
10 BAB 9 : Keluarga Achilles.
11 BAB 10 : Tugas Ke Indonesia
12 BAB 11 : Model Bernama Jane
13 BAB 12 : Kembali Ke Jakarta
14 BAB 13 : Pertemuan Kembali
15 BAB 14 : Minta Maaf?
16 BAB 15 : Tangisan Leon
17 BAB 16 : Berhadapan Dengannya
18 BAB 17 : Kecurigaan Joon Woo
19 BAB 18 : Menagih Janji
20 BAB 19 : Ketahuan
21 BAB 20 : Ada Apa Dengan Leon?
22 BAB 21 : Cinta Pertama?
23 BAB 22 : Kembali Ke Kampus
24 BAB 23 : Tugas Baru
25 BAB 24 : Apa kamu benci pada ku?
26 BAB 25 : Pergi Dinas
27 BAB 26 : Kegugupan
28 BAB 27 : Perhatian Yang Tak di Harapkan
29 BAB 28 : Perubahan Sikap
30 BAB 29 : Semalam dengan mu
31 BAB 30 : Kedatangan Nyonya Chae
32 BAB 31 : Perasaan Joon Woo
33 BAB 32 : Bertemu Jane
34 BAB 33 : Aku Mencintaimu
35 BAB 34 : JANE VS RAYA
36 BAB 35 : Kedatangan Darren
37 BAB 36 : Kegalauan Joon Woo
38 BAB 37 : Persaingan
39 BAB 38 : Kesalahpahaman
40 BAB 39 : Kembali Bekerja
41 BAB 40 : Panggil Aku Aunty!
42 BAB 41 : Darren Bukan Tunangan ku
43 BAB 42 : Bertemu Gisel
44 BAB 43 : Sebuah Jawaban
45 BAB 44 : Permohonan Kak Joon
46 BAB 45 : Aku Merindukan mu
47 BAB 46: Tamu Dadakan
48 BAB 47 : Tak Mau Mengalah
49 BAB 48 : Pertemuan Dengan Ratna
50 BAB 49 : Tinggal Bersama
51 BAB 50 : Amarah Kak Joon
52 BAB 51 : Lamaran Darren
53 BAB 52 : Percayalah Padaku
54 BAB 53 : Bouquet Mawar
55 BAB 54 : Masak Bersama
56 BAB 55 : Titik Terang
57 BAB 56 : Hari Patah Hati
58 BAB 57 : Pertemuan Darren dan Raya
59 BAB 58 : Ratna Menghilang
60 BAB 59 : Jalal Tertangkap!
61 BAB 60 : Kejutan Untuk Ratna
62 BAB 61 : Kedatangan Jane
63 BAB 62 : Bertemu dengan Darren Kembali
64 BAB 63 : Kenyataan Yang Sebenarnya
65 BAB 64 : Permohonan Joon Woo
66 BAB 65 : Kisah Baru Pohon Manggis
67 BAB 66 : Dokter Fadil Nugroho & Nyonya Chae
68 BAB 67 : Kedatangan Ayah
69 BAB 68 : Pertemuan Kak Joon & Ayah
70 BAB 69 : Perdebatan Ayah dan Anak
71 BAB 70 : Kisah Malam Itu
72 BAB 71 : Pengakuan Darren
73 BAB 72 : Kemalangan Sherly
74 BAB 73 : Curhatan Joon Woo
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1 : Joon Woo
3
BAB 2 : Soraya Larasati
4
BAB 3 : Pengkhianatan
5
BAB 4 : Kehadiran Wanita Itu
6
BAB 5 : Kepergian Ayah
7
BAB 6 : Mengubur Kenangan
8
BAB 7 : Perpisahan
9
BAB 8 : Awal Baru
10
BAB 9 : Keluarga Achilles.
11
BAB 10 : Tugas Ke Indonesia
12
BAB 11 : Model Bernama Jane
13
BAB 12 : Kembali Ke Jakarta
14
BAB 13 : Pertemuan Kembali
15
BAB 14 : Minta Maaf?
16
BAB 15 : Tangisan Leon
17
BAB 16 : Berhadapan Dengannya
18
BAB 17 : Kecurigaan Joon Woo
19
BAB 18 : Menagih Janji
20
BAB 19 : Ketahuan
21
BAB 20 : Ada Apa Dengan Leon?
22
BAB 21 : Cinta Pertama?
23
BAB 22 : Kembali Ke Kampus
24
BAB 23 : Tugas Baru
25
BAB 24 : Apa kamu benci pada ku?
26
BAB 25 : Pergi Dinas
27
BAB 26 : Kegugupan
28
BAB 27 : Perhatian Yang Tak di Harapkan
29
BAB 28 : Perubahan Sikap
30
BAB 29 : Semalam dengan mu
31
BAB 30 : Kedatangan Nyonya Chae
32
BAB 31 : Perasaan Joon Woo
33
BAB 32 : Bertemu Jane
34
BAB 33 : Aku Mencintaimu
35
BAB 34 : JANE VS RAYA
36
BAB 35 : Kedatangan Darren
37
BAB 36 : Kegalauan Joon Woo
38
BAB 37 : Persaingan
39
BAB 38 : Kesalahpahaman
40
BAB 39 : Kembali Bekerja
41
BAB 40 : Panggil Aku Aunty!
42
BAB 41 : Darren Bukan Tunangan ku
43
BAB 42 : Bertemu Gisel
44
BAB 43 : Sebuah Jawaban
45
BAB 44 : Permohonan Kak Joon
46
BAB 45 : Aku Merindukan mu
47
BAB 46: Tamu Dadakan
48
BAB 47 : Tak Mau Mengalah
49
BAB 48 : Pertemuan Dengan Ratna
50
BAB 49 : Tinggal Bersama
51
BAB 50 : Amarah Kak Joon
52
BAB 51 : Lamaran Darren
53
BAB 52 : Percayalah Padaku
54
BAB 53 : Bouquet Mawar
55
BAB 54 : Masak Bersama
56
BAB 55 : Titik Terang
57
BAB 56 : Hari Patah Hati
58
BAB 57 : Pertemuan Darren dan Raya
59
BAB 58 : Ratna Menghilang
60
BAB 59 : Jalal Tertangkap!
61
BAB 60 : Kejutan Untuk Ratna
62
BAB 61 : Kedatangan Jane
63
BAB 62 : Bertemu dengan Darren Kembali
64
BAB 63 : Kenyataan Yang Sebenarnya
65
BAB 64 : Permohonan Joon Woo
66
BAB 65 : Kisah Baru Pohon Manggis
67
BAB 66 : Dokter Fadil Nugroho & Nyonya Chae
68
BAB 67 : Kedatangan Ayah
69
BAB 68 : Pertemuan Kak Joon & Ayah
70
BAB 69 : Perdebatan Ayah dan Anak
71
BAB 70 : Kisah Malam Itu
72
BAB 71 : Pengakuan Darren
73
BAB 72 : Kemalangan Sherly
74
BAB 73 : Curhatan Joon Woo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!