05

Tuan besar Syailendra dan Zain terdiam setelah mendengar permintaan Zakia yang mereka rasa itu adalah hal yang sangat sederhana kenapa ia seolah-olah ketakutan meminta hal mudah seperti itu.

Lain hal dengan Pak Adam ia seketika menegang mendengar permintaan anak perempuan nya yang ia rasa adalah sesuatu yang sangat berlebihan.

"yaa boleh nak, kenapa tidak, berpamitan lah kepada ayah mu" ucap Tuan besar Syailendra seolah tidak mengetahui apa yang terjadi diantara ayah dan anak itu.

Zakia seketika mengangkat kepalanya dan melihat ke arah tuan besar Syailendra seolah memastikan dan diangguki oleh tuan besar Syailendra, Zakia beralih menatap ke arah ayah nya pak Adam Wijaya ingin melihat reaksi ayahnya, apakah ayah nya bersedia di peluk oleh nya atau tidak, namun sayang Adam Wijaya hanya berdiri mematung tanpa respon apapun, melihat itu tuan besar Syailendra segera menegur nya.

"Tuan Adam Wijaya, anak mu ingin memeluk mu sebagai perpisahan, kenapa memasang wajah tanpa ekspresi seperti itu?" ucap tuan besar Syailendra.

"ohh yaa, maafkan saya tuan besar" ucap Adam Wijaya sedikit gelagapan. Kemudian ia pun merentangkan tangan memberi kode kepada Zakia untuk memeluk nya.

Tanpa mengucap satu kata pun Zakia langsung berhambur ke dalam pelukan ayah nya, air mata Zakia mengalir tatkala ia merasakan dekapan dari sang Ayah yang sangat ia rindukan selama ia berada di dunia.

Sesi berpelukan dan berpamitan selesai, sekarang Zakia sudah berada di dalam mobil mewah milik keluarga Syailendra.

Mansion Syailendra...

Semua pelayanan dan pengawal berdiri menunduk sambil berjejer dengan rapi menyambut kedatangan para majikan mereka.

Tuan besar Syailendra beserta Zain turun bersamaan di ikuti Zakia dan setelahnya asisten pribadi Zain yaitu Zidan.

"selamat datang tuan besar, tuan muda dan nyonya muda" ucap mereka serempak.

Zakia terkagum-kagum melihat betapa megah nya mansion Syailendra ini, Ayahnya pun merupakan pebisnis yang kaya namun tidak sekaya keluarga Syailendra ini.

"cucu mantu silahkan langsung beristirahat di kamar suami mu di lantai dua nanti akan di arahkan sama pelayan ini" ucap tuan besar Syailendra sembari menunjuk salah satu pelayan perempuan yang ada di mansion nya.

"baik kek, terimakasih" ucap Zakia disertai senyuman nya yang tulus. Zakia pun berjalan sesuai arahan sang pelayan.

"Zain, ikut kakek ke ruang kerja" ucap Tuan besar Syailendra kepada Zain dan di jawab anggukan oleh Zain.

Di ruang kerja Tuan besar Syailendra...

"Zain, cucu kebanggaan dan kesayangan kakek, selamat untuk pernikahan mu boy" ucap Tuan besar Syailendra sembari memeluk Zain.

"ya terimakasih kek" ucap Zain apa ada nya.

"Zain, maafkan kakek jika keputusan kakek untuk menikahi mu dengan Zakia itu melukai hati mu, tapi percayalah ini yang terbaik untuk mu boy" ucap Tuan besar Syailendra

Zain hanya mengangguk, ia masih sedikit kesal dengan kakek nya yang menurut nya seenak-enak nya mengatur kehidupan pribadinya seperti yang sekarang ini ia lakukan, menjodohkan nya dengan perempuan yang sama sekali ia tidak kenali, 'apa kakek nya ini lupa bahwa perempuan adalah racun yang mematikan' pikir nya.

"kakek tau kau masih marah boy, tapi nanti kau akan mengerti maksud dan tujuan kakek menikahi mu dengan Zakia, dia anak yang manis dan polos, dia baik, dan satu lagi dia sangat cantik meskipun dia masih sangat muda sekali dari mu, kau tahu Zain daun muda lebih menggoda" ucap Tuan besar Syailendra sambil terkikik geli.

"kakek tahu dia masih muda, lalu kenapa kakek menikahkan ku dengan nya? aku 28 tahun sedangkan gadis kecil itu 18 tahun, aku dan dia bagaikan om dan keponakan kek" ucap Zain berdecak sebal, ia sangat tidak mengerti dengan jalan pikiran kakek nya saat ini.

"boy kamu memiliki pacar saja tidak, apa salahnya kakek menikahimu dengan gadis cantik itu, kamu tenang saja boy, kedepannya kamu akan berterima kasih atas keputusan kakek ini" ucap tuan besar Syailendra lagi.

Zain hanya diam, melihat cucunya kesayangan nya hanya diam Tuan besar Syailendra pun kembali berbicara "Zain kakek harap kamu menghargai dia sebagai istrimu, jangan pernah kau lukai hati, perasaan bahkan fisik nya" nasehat Tuan besar Syailendra.

"ya ya ya, Zain tidak berjanji untuk hal itu kek, Zain harap untuk urusan rumah tangga Zain kakek jangan lagi mencampuri nya, cukup berhenti di perjodohan gila ini saja kek" ucap Zain dengan rahang yang mulai mengeras.

"kau akan menyesal nanti Zain jika melakukan kekerasan terhadap istri mu, entah kekerasan dalam bentuk apapun itu" ucap Tuan besar lagi berusaha agar cucu kesayangan nya itu mengerti. Tuan besar ingin Zain meninggal kan dendam nya terhadap makhluk yang bernama wanita, tidak adil menurut nya jika hanya satu orang yang berbuat lalu ia menyamaratakan semuanya, sungguh pemikiran yang sangat kejam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!