03

Acara akad nikah pun selesai, karena pernikahan ini pernikahan rahasia maka hanya ada akad nikah.

Zakia masih menangis, selesai akad ia langsung kembali ke kamarnya dan meninggal kan Zain, Tuan besar Syailendra beserta ayahnya di ruang tamu.

ceklek... bunyi pintu kamar Zakia terbuka, tanpa ucapan salam hanya dengan wajah dingin Zain memasuki kamar Zakia.

"berhenti menangisi sesuatu yang tidak seharusnya kau tangisi, ku rasa kau cukup senang bisa menikah dengan ku dan menjadi nyonya Syailendra yang terhormat dan akan di segani banyak orang, lantas kenapa kau malah menyambut ku di kamar ini dengan air mata buaya mu itu" ucap Zain sinis.

Deg... tubuh Zakia seketika menegang, air matanya yang sedari tadi tidak berhenti mengalir seolah-olah berhenti mengalir dengan seketika akibat ucapan menohok itu, Zakia merasa sangat sesak di dada nya, suaminya yang baru menikahinya tadi mengucapkan kata-kata yang sungguh menyakitkan. Zakia tidak ingin membalikkan badannya menghadap Zain, rasanya ia tidak rela jika lelaki itu melihat sisa-sisa air mata di pipinya.

" kemasi semua barang-barangmu, hari ini juga kita akan langsung pulang ke mansion Syailendra, ku beri kau waktu 15 menit untuk mengemasi barang-barang mu" ucap Zain lalu keluar dari kamar Zakia.

Tanpa protes Zakia menguatkan hatinya dan mulai mengemasi semua barang-barang nya di bantu oleh bik Sumi. Zakia sedikit menarik dan membuang nafas nya kasar ketika ia melihat semua barang-barang nya sudah terpacking dengan rapi.

"non Kia" panggil bik Sumi dengan mata berkaca-kaca

Zakia menoleh ke arah bik Sumi dan langsung memeluk bik Sumi dengan erat sambil terisak.

"bik, maafkan Kia, selama ini Kia sudah banyak merepotkan bibi, dan terimakasih sudah merawat dan membesarkan Kia seperti anak bibik sendiri" ucap Zakia terisak di dalam pelukan bik Sumi.

Bik Sumi hanya menganggukkan kepala serta mengecup pucuk kepala anak majikannya yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

"Bik, setelah ini Kia akan pergi dari rumah ini untuk mengikuti suami Kia, kia minta do'anya yah bik semoga Kia bisa jadi istri yang baik untuk suami Kia, bibik jaga diri yah" ucap Kia lagi menambah haru momen perpisahan antara mereka berdua.

"do'a bibik tidak akan pernah putus untuk kamu nak" ucap bik sumi tulus.

"setelah non Kia pergi, bibik juga akan mengundurkan diri jadi asisten rumah tangga dirumah ini" ucap bik Sumi lagi, Zakia mendongak kan kepalanya menatap bik Sumi, ingin tahu apa alasan ART Setia keluarga nya ini ingin berhenti kerja di kediaman Wijaya.

"jangan menatap bibik seperti itu sayang" ucap bik Sumi yang sedikit gemas melihat tatapan bingung anak majikannya ini dengan hidung yang memerah karena menangis.

"tapi kenapa bibik berhenti bekerja disini?" tanya Zakia yang sudah sangat penasaran dengan alasannya bik Sumi berhenti bekerja.

"karena tugas bibik sudah selesai disini sayang" ucap bik Sumi sambil tersenyum.

"tugas? tugas apa yang sudah selesai? ayah masih membutuhkan bibik untuk mengatur kediaman ini" tanya Zakia bingung.

Bik sumi menghela nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan dari anak majikan kesayangan nya, ia terdiam ingatan nya kembali ke masa silam di mana ibu dari Zakia masih hidup.

...(flashback..... )...

18 tahun yang lalu sebelum nyonya Wijaya meninggal dunia setelah melahirkan Zakia.

Pukul 3 dini hari terdengar suara gelas terjatuh dari dalam kamar yang di tempati oleh nyonya Wijaya, bik Sumi yang pada saat itu hendak ke dapur setelah selesai melaksanakan sholat tahajjud mendengar suara gelas terjatuh itu. Ia pun langsung dengan cepat berlari menuju kamar dimana nyonya Wijaya tempati. pada saat itu nyonya Wijaya menempati kamar yang berada di lantai bawah rumh mereka atas permintaan Adam Wijaya suaminya di karenakan beliau tidak tega melihat istri kesayangan membawa perut besar nya menaiki tangga untuk ke kamar pribadi mereka yang ada di lantai dua.

tok tok tok (bunyi ketukan pintu)

"nyonya... anda tidak apa-apa?" tanya bik Sumi sedkit khawatir.

"m..mbak Sum, to..long aku" jawab nyonya Wijaya dari dalam kamarnya.

Bik Sumi yang mendengar permintaan tolong dari majikannya itu seketika panik dan langsung membuka pintu kamar tanpa bertanya kembali.

"ny.. nyonya kenapa? apakah mau melahirkan?" tanya bik sumi panik, saking paniknya ia tidak menyadari jika pertanyaan nya sangat konyol.

"m.. mbak to.. long aku, aku su.. dah ng.. gak taa.. han" jawab nya terbata-bata menahan rasa sakitnya.

"nyonya yang sabar yah, saya hubungi dulu pak Syaiful untuk mengantarkan kita ke rumah sakit" ucap bik Sumi dan di jawab dengan anggukan oleh nyonya Wijaya dengan raut wajah yang berusaha menahan rasa sakit akibat kontraksi itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!