Gaun Yang Indah

Berryl dan Elin sudah tiba di kediaman keluarga Ji, Elin menutupi lukanya dan kembali tersenyum seperti biasanya. Benar-benar gadis yang kuat, dia tidak menunjukkan keputusaasaannya di depan orang-orang yang tidak kamu sukai.

Baru saja menginjakkan kakinya di lantai rumah keluarga Ji, Berryl sudah di hadiahi dengan drama dalam keluarga besar.

"Dari mana saja kamu Elin?" tanya seorang wanita paruh baya saat Elin memasuki pintu kediaman Ji.

"Itu bukan urusanmu nyonya." jawab Elin ketus.

"Jangan begitu aku ini ibumu!." ucap wanita itu dengan ketus.

"Ibuku? Nyonya Shireen! Jangan lupa statusmu, nyonya keluarga Ji cuma ada satu yaitu ibuku. Kamu hanyalah seorang j*lang yang masuk kedalam kehidupan rumah tangga ayah dan ibuku." ucap Elin sambil berkacak pinggang, sungguh ironis drama dalam keluarga itu.

"Kamu!. Oh, siapa wanita yang baru kau bawa ini? apakah dia adalah orang yang mencarimu demi uang. Aku tidak akan memberikan banyak uang kepadamu."

"Nyonya Shireen, jika biarpun kamu tidak memberiku uang, aku tidak kekurangan uang. Ingat Margaku Ji dan kekuasaanmu tidak ada satu per empat dari kekuasaanku, aku calon presiden direktur Ji Group. Jangan harap anakmu bisa merebut harta ibuku. Jika anakmu mau marga beri saja marga Kong, itu adalah marga ayah dan Ji adalah marga ibuku. Ingat siapa yang berkuasa di rumah ini." ucap Elin sambil menarik tangan Berryl pergi, benar-benar perdebatan kecil yang membuat jantung Berryl serasa ingin berhenti. Dia gadis manja yang selalu mendapatkan kasih sayang orang tua, biarpun ibunya sudah meninggal namun dulu ibunya adalah orang yang sangat menyayanginya.

Berryl mengikuti Elin pergi ke kamar, dalam kamar besar megah bak kamar ratu itu dia duduk di atas kasur.

"Elin apakah itu ibu tirimu, dia memiliki marga Shireen seperti Mona, dan tidak ku sangka grub Ji adalah milik ibumu. Pantas saja kau tidak mengizinkan dia memiliki marga Ji." ucap Berryl sambil mengelus dadanya.

"Maaf Berryl, kau harus melihat adegan memalukan keluarga kami. Tapi aku benar-benar tidak tahan untuk memaki J*lang itu." ucap Elin.

"Haha tidak apa-apa, aku hanya sedikit kaget ternyata tidak semua nona besar hidup damai. Aku dulu sangat di cintai oleh ayah dan ibuku, namun ibuku meninggal karena penyakit ganas dan sampai sekarang ayahku tidak menikah lagi karena takut ibuku marah di alam baka." ucap Berryl menceritakan kisah hidupnya.

"Andaikan ayahku seperti ayahmu, ibuku meninggal saat ia tau ayahku memiliki selingkuhan dan anak mereka hampir sama usianya denganku." jawab Elin menunduk.

"Sudah sudah nona Ji, kau harus terlihat sempurna malam ini jangan sampai mereka mengambil perhatianmu." ucap Berryl.

ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya sudah pukul 16.00 namun mereka sama sekali belum menikmati makanan hari ini.

"Aku akan menyuruh pelayan mengantarkan makanan kemari. Mari kita mandi dan berganti pakaian." Ucap Elin.

Berryl sedikit kaget, kita yang di katakan Elin apakah itu dirinya. Namun dia tidak membawa gaun kalau ikut menghadiri pesta, Berryl berfikir dirinya hanya harus mendandani Elin tanpa harus ikut kepesta.

"Haha kau bengong, tenang gaunku sangat banyak. Kau bisa pake nanti, hitung-hitung hadiah pertemanan kita. Aku sudah meminta desainer ternama mendesain dua gaun untuk sepasang sahabat dengan ukuran tubuh sama. Oh tidak, dadamu lebih besar dari punyaku." ucap Elin sambil tertawa.

Berryl menyentil hidung gadis seusianya itu, entah kenapa dia nyaman sekali bergurau dengan wanita bangsawan tersebut.!

Tak butuh waktu lama, Berryl dan Elin bergantian mandi di kamar besar itu kemudian masing-masing dari mereka menggunakan kimono agar lebih cepat saat berganti gaun nantinya.

"Apa kau tidak takut mereka meracunimu?" tanya Berryl saat melihat Elin sibuk memotong steak yang di hidangkan dari dapur rumahnya.

"Tenang Berryl, mereka tidak akan membunuhku di rumahku. Jika itu terjadi, kakekku akan menguliti mereka dan menguburnya bersamaku. Walaupun kematianku tidak ada hubungannya dengan mereka, mereka harus menanggung itu karena sudah masuk kedalam keluarga Ji tanpa niat baik." ucap Elin sambil menyuapkan steak kedalam mulutnya.

"Kakekmu? bukankah kakek oh tidak maksudku tuan tua keluarga Ji sudah meninggal." ucap Berryl ia sangat ingin sekali bergosip hari ini.

"Benar, Kakek Ji sudah meninggal tapi Kakek Kong belum." jawab Elin.

Berryl ikut menyantap steak yang sudah di sajikan itu biarpun Elin hidup dalam lingkungan buruk namun tidak terlalu buruk karena masih ada kakeknya yang melindunginya. Elin tersenyum, setelah drama hidupnya ia benar-benar memiliki teman saat ini dan begitu juga dengan Elin hal yang tidak bisa dia lakukan dia bisa meminta bantuan kepada Berryl untuk melakukannya.

jam sudah menunjukkan pukul 17.00 , Elin membawa Berryl ke ruang gantinya. Ruangan yang cukup besar dan mewah semua yang ada disana adalah dari merek ternama, mulai dari tas, sepatu, gaun, baju dan lain-lain semua limited edition, sudah jelas betapa kayanya keluarga Ji.

Elin menarik tangan Berryl menuju sebuah ruangan rahasia, ruangan itu dulu adalah milik ibu Elin untuk menyimpan benda-benda yang penting.

"Ruangan apa ini Elin, kenapa ada ruangan seperti ini di kamarmu?" tanya Berryl bingung, namun ia melihat keindahan di sana.

"Ini ruangan milik ibuku Berryl, kamu orang pertama yang masuk setelah ibu dan ayah. Lihat disana, aku meletakkan gaun kita di sana, jika aku meletakkan di kamar tadi mungkin pelayan ataupun orang Shireen sendiri bisa menghancurkannya." ucap Elin.

"Baiklah nona sekarang gantilah pakaianmu kemudian aku akan meriasmu." ucap Berryl.

Elin mengangguk, kemudian ia memakai gaun berwarna hitam sementara gaun warna biru ia berikan kepada Berryl.

"Berryl ini adalah pasangan dari gaun ini, kamu pakailah. Kamu tau kenapa aku memilih gaun warna hitam. karena gaun ini mewakili perasaanku saat ini, kecewa dan putus asa. Aku memberimu biru muda, agar kau bisa menjadi cahaya atau menjadi sahabatku melewati kegelapan ini. Jujur aku tidak tau bagaimana mengatakannya, aku sudah melihatmu berkali-kali dan aku ingin dekat denganmu. Maukah mulai sekarang kita berteman." ucap Elin sambil menyerahkan gaun itu.

"Tentu saja asal kau bisa menerimaku yang seorang rakyat jelata." ucap Berryl sambil menerima gaun itu.

Elin tersenyum kemudian masing-masing dari mereka bergantian memakai gaun yang sudah di desain khusus itu. Selesai menggunakan gaunnya Berryl membantu Elin merias wajah nya dengan anggun, wanita tomboy yang menarik lengannya di kampus sekarang berubah bak putri yang cantik, keanggunan dan kecantikannya memang pantas jika dia adalah Nona Besar Ji Group, Orang terkaya nomor 3.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!