📲:Apa? Katanya om masih mau pulang bulan depan. Kenapa sudah ada di jakarta saja
📲:Karna saya tidak sabar ingin bertemu dengan calon istri yang cantiknya kayak bidadari.
📲:Dih apaan sih om. Geje
📲:Gak mau di panggil bidadari memangnya? Kalau hitu biar saya panggil nyi roro kidul. Mau?
📲:Terserah om saja lah.
Setelah itu, Zia memutuskan sambungan telponnya. Zia mendengus kesal saat mendengar jika Arka sudah ada di indonesia.
"Ah, Kenapa om itu harus kembali sekarang sih. Bagaimana caranya agar besok aku gak usah ketemu sama dia" ucap Zia sambil menikmati camilan di tangannya.
"Aku harus cari cara agar pertemuan besok gagal. Apa aku pura-pura sakit aja. Ah, Gak mungkin juga pura-pura sakit, Nanti yang ada om rese bakal datang kesini lagi" ucap Zia sambil mencoba mencari cara agar besok tidak usah bertemu dengan calon suaminya.
"Lama-lama aku gila kalau harus seperti ini terus. Arrgghhh. Mama kenapa harus ngeselin banget sih. Main jodohkan aku sama om-om duda"
Tanpa terasa waktu terus berputar, Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 02:00, Namun ternyata Elzia masih enggan untuk menutup kedua katanya. Wanita itu masih terjaga dan masih setia menjadi penunggu balkon sambil menikmati camilan yang selalu dia siapkan.
Selain suka tidur, Elzia memang juga ratu makan. Gak di rumah, Di sekolah. Tiada waktu tanpa makanan dan tidur.
Elzia menatap Langit-langit kamarnya. Tiba-tiba saja teringat akan kejadian yang begitu melukai hatinya.
"Kenapa aku malah gak bisa tidur begini sih" gumamnya sambil terus menatap langit-langit kamarnya.
1 Jam sudah berlalu, Elzia baru saja bisa memejamkan kedua matanya setelah cukup lama hanya terdiam di dalam kamarnya. Hingga tanpa sadar pagi pun datang.
Pagi sekali Elzia sudah bangun dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Melihat cucunya seperti itu membuat kakek serta neneknya Elzia saling lirik. Pasalnya ini adalah pertama kalinya Elzia bangun tanpa harus di bangun kan seperti hari-hari sebelumnya.
"Tumben kamu sudah bangun Zi? Memangnya hari ini masih ada les pagi?" tanya nenek Hanum sambil meletakkan masakannya di meja makan.
Elzia menggeleng"Tidak, Hanya saja pagi ini Zia pengen datang ke sekolah lebih pagi aja" jawabnya sambil menikmati segelas susu coklat hangat yabg sudah di siapkan oleh neneknya.
"Tumben? Ada apa memangnya. Mimpi apas semalam zia?"
Mendengar perkataan neneknya membuat Elzia meletakkan susunya dan menoleh pada sang nenek yang sudah mengulum bibir.
"Is nenek. Nenek itu bagaimana sih, Zia kayak gini bukannya seneng. Malah di tanyain mimpi apa semalem"
"Kan tumben aja kamu bangun pagi sekali Zia. Kali aja kamu semalem itu mimpi apa kek yang membuat kamu bangun pagi-pagi" seru nenek Hanum lagi.
"Nenek mau tau Zia mimpi apa?"
"Mau, Memangnya kamu mimpi apa Zia?"
"Mimpi paling buruk yang pernah Zia alami"
"Apa itu Zia?" tanya nenek Hanum yang terlihat begitu penasaran.
"Mimpi terburuk Zia adalah, Di jodohkan dengan seorang duda anak satu. Benar-benar menyedihkan" ucapnya dan langsung berlalu dari sana.
Pagi sekali aku memang sudah bangun untuk berangkat ke sekolah. Entah kenapa setelah mendengar berita perihal perjodohan antara aku dan ok duda itu membuat males untuk ada di rumah. Bayangan sosok om duda membuatku merasa takut. Bagaimana tidak takut, Jika seorang duda tentunya pasti tua, Jelek. Apalagi sudah punya anak satu. Astaga, Mimpi apa aku harus di jodohkan dengan sosok om duda yang sama sekali belum pernah aku temui.
Ingin rasanya aku pergi jauh dari rumah ini. Tapi satu hal yang masih aku pikirkan, Nenek. Aku tidak mau jika kejadian dua tahun yang lalu terulang kembali. Aku masih begitu menyayangi nenek. Biarpun terkadang dia suka membuat aku kesal, Tapi setidaknya nenek yang terbaik.
Aku keluar dari rumah meninggalkan nenek yang masih menatapku di meja makan. Pagi ini rasanya hatiku benar-benar kesal saat teringat akan perjodohan itu.
"Kamu sudah mau berangkat, Zia? tanya nenek sambil mengejar ku.
"Iya, Zia males lama-lama ada di rumah" jawabku sambil mengeluarkan motorku.
Aku liat nenek mengambil nafas panjang, Sangat terbaca dari raut wajahnya jika mungkin nenek ikut merasakan apa yang sedang aku rasakan. Nenek memberikan uang kertas 50 ribuan padaku. "Ini uang jajan nya, Zi. jangan lupa makan ya, Nanti jangan lupa setelah pulang sekolah langsung pulang, Karna hari ini orang suruhan Arka akan datang menjemput kami untuk bertemu dengannya" ucap nenek padaku.
Deg!
Perkataan nenek membuatku terdiam untuk beberapa saat, Bagaimana bisa nenek tau akan hal ini. Ah, Ini pasti kerjaan si om duda rese. Bagaimana caranya agar aku tidak perlu bertemu dengan om itu siang ini. Pikirku.
"Jangan coba-coba menghindar kalau kamu tidak mau mama mu marah" ucap nenek lagi.
Astaga, Kenapa nenek seakan bisa membaca pikiranku, Apa jangan-jangan nenek adalah para normal. Aduh kok malah ngawur begini, Ya gak mungkin lah nenekku seorang para normal. Orang dia kerjaannya berkebun.
"Zia, Kok diam saja. Jangan lupa nanti langsung pulang" ucap nenek lagi.
Astaga, Jika begini terus aku bisa stres"Iya iya nek, Nanti jam 11:00 Zia pulang" balasku.
"Emang hari ini ada berapa pelajaran? Kenapa kamu mau pulang jam sebelas. Bukan nya pulang sekolah jam 14:00 ya?" ucap nenek sambil menatapku.
"Mau bolos biar nenek sama mama puas liat Zia ketemu sama om duda itu" balasku dan langsung melajukan motorku.
Di sepanjang perjalanan, Tidak ada hal yang aku pikirkan, Kecuali wajah om duda rese yang begitu menyebalkan dalam bayanganku. Kalau menurut mama, Dia orangnya tinggi, tidak banyak bicara, Dingin, brewokan. Astaga, membayangkan wajahnya saja sudah membuat aku takut pada sosok itu. Tanpa aku sadari ternyata motorku sudah tiba di pertigaan.
tit...tit....tit...
Suara itu menyadarkan ku yang mengendarai motor sambil termenung. "Woy Zia, Kalau naik motor jangan kebiasaan ngelamun" ucap Novita si bestie bengek ku.
Aku menghentikan laju motorku"Apaan sih Nov, Kamu ngagetin aku aka tau gak" balasku lesu.
"Lebih baik aku kagetin dari pada liat kamu ciuman sama jalan aspal" balasnya.
Astaga, Karna membayangkan wajah si om duda rese hampir saja aku jatuh dan kenalan sama jalan aspal itu.
"Apa sih yang kamu pikirin Zia, Sampek gak fokus begitu?" tanya Novi sambil menoleh ke arahku.
Aku tak langsung menjawab, Masih mengambil nafas panjang sejenak"Biasa Nov, Ini masih tentang om duda" balasku.
Mendengar perkataan ku seketika membuat Novi tertawa"Nanti kalo sudah ketemu aku jamin kamu tidak akan berpaling" balasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
jalani az Zia...kalo kebanyakan mikir yg ada stress duluan...
2023-06-01
0
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝐀⃝🥀𝑰voᷠnͦeͮℛᵉˣ
Hahaha panggilan om dudanya keren,nyai roro kidul 😂🤣
Belum juga ketemu udah bayangin om duda tua muka jelek jangan gitu dong,nanti kalau kamu terkejut gimana 🤔
2023-05-31
0
🥰
nyi roro Kidul??
serem banget om, masa calon istrinya dipanggil kek gitu?
2023-05-31
0