...-Pasti sulit menghindari pertemuan dengan Julian di masa depan. Berhubung mereka akan menjadi tunangan nanti, karena itu Elise pasti sering bertemu dengan Julian-...
...————...
'Dia terlambat'
Kesal, Elise hanya bisa mengetuk-ngetuk meja restoran sambil menunggu Julian selama dua jam dengan ekspresi yang sudah berantakan. Make-up cantik dan dress indah yang dia pakai mulai membuatnya tidak nyaman, ia ingin segera menyelesaikan pertemuan ini dan pulang ke rumah.
Mengapa Elise datang sangat awal? Penyebabnya adalah Gio. Sang ayah memintanya untuk datang lebih awal, katanya biar tidak membuat Julian menunggu lama nanti.
Namun lihatlah sekarang. Bukan Julian yang menunggu, melainkan dirinyalah yang menunggu. Elise sangat kesal dengan Julian, bisa-bisanya dia membuat seseorang menunggu lama saat pertemuan pertama mereka.
'Kalau dalam waktu lima menit dia belum datang aku mau pergi saja'
Karena bosan Elise mulai memainkan gawai miliknya. Tidak banyak yang bisa dilihat, hanya beberapa kabar burung dan gosip yang berseliweran di media sosial serta pesan dari teman dan rekan kerjanya dulu.
Saat dia sudah asyik berselancar di dunia maya, suara bariton seorang pria terdengar di depannya membuat atensi Elise teralihkan pada sang tuan.
"Elise Anderson?"
Elise mendongak, menatap sang empu yang menyebut namanya tadi. Lelaki itu menatapnya lurus, tak tersenyum dan hanya diam saja.
Tertegun sejenak. Elise terpesona pada ketampanan lelaki di depannya. Sosok yang membuatnya menunggu lama, Julian Eldegar. Dia memang sering melihat wajah Julian di dunia maya, tapi melihatnya secara langsung begini terasa sangat berbeda.
Apalagi ternyata dia lebih tampan daripada di foto.
'Dia juga lebih tinggi'
Balutan jas hitam membuatnya terlihat gagah dengan rahang tegas dan mata bak langit cerah disiang hari, kulitnya putih tidak terlalu pucat ditambah rambut pirang kecokelatan yang klimis ditata rapi kebelakang. Elise membatin. Sudah berapa banyak wanita yang jatuh dalam pesona pria ini?
"Aku akan diam di sini beberapa menit setelah itu mari kita akhiri pertemuan ini. Masih ada hal yang harus aku lakukan di kantor, tidak seperti dirimu yang sepertinya sangat santai aku ini orang sibuk"
Suaranya dipenuhi dengan sindiran dan sarkasme yang dihaluskan. Elise tersenyum secara terpaksa. Siapa disini yang seharusnya marah!? Meskipun tidak sebesar perusahaan Eldi Group yang Julian urus, Elise juga sibuk dengan perusahaanya sendiri! Dia juga masih harus membantu pekerjaan ayahnya. Lagipula yang membuat pertemuan ini lama adalah Julian, siapa suruh dia terlambat datang?
Untungnya tali kesabaran Elise masih panjang sehingga ia tidak terbakar hanya karena percikan kecil dari Julian. Elise mengangguk singkat, dia pun ingin segera pulang dari restoran itu.
'Mana tuan muda yang selalu dielu-elukan oleh para fans itu? Sifatnya nyebelin gini, aku yakin para fans nya tidak tahu sifat aslinya'
Melihat persetujuan dari Elise membuat Julian mengangguk puas. Ia duduk di meja restoran, tak lama kemudian seorang pelayan menghampiri mereka berdua.
Julian hanya memesan minuman sederhana begitu pula dengan Elise. Sambil menunggu pesanan mereka Julian kembali sibuk dengan ponselnya, mengabaikan entitas Elise yang menatapnya dengan tatapan jengkel.
"Kamu terlambat"
Mendelik, Julian mengerutkan keningnya mendengar ucapan singkat dari Elise. Meskipun tidak kelihatan, tapi Julian tahu Elise sedang kesal. Sebenarnya sangat terlihat dari raut wajah Elise, namun Julian tidak mempedulikan itu.
"Sudah aku bilang aku ini sibuk," Kata Julian singkat.
Jawaban datar itu sukses membuat Elise geram. Ternyata Julian lebih menyebalkan dari yang ia duga. Oke, dia akan menjadi hatersnya Julian mulai sekarang.
"Kamu pikir hanya kamu yang sibuk? Aku juga sibuk!"
Pftt-
Suara tawa meremehkan terdengar dari Julian. Tatapannya beralih ke arah Elise yang kini menatapnya heran. Memangnya apa yang dia ucapkan itu lucu? pikir Elise.
"Apa yang kamu sibukkan? Perusahaan kalian bahkan hampir bangkrut kan? Karena itulah pertunangan ini terjadi"
Elise melotot. Ucapan Julian semakin keterlaluan. Dia heran, mengapa para wanita itu menyukai sosok pria seperti ini yang hanya bagus di wajahnya saja.
'Mulut jahat yang enggak difilter, cocok untuk dijahit rapat-rapat'
"Tidak ku sangka tuan sempurna yang dicintai para wanita itu bersifat menyebalkan macam dirimu. Aku kasihan sama fans kamu, mereka tertipu dengan topeng yang kau gunakan"
Kini Julian yang melotot ke arah Elise. Ia tidak terima menerima penghinaan seperti ini, apalagi yang berbicara adalah Elise. Perempuan yang tidak akan pernah masuk ke dalam daftar standar miliknya.
"Jaga bicaramu Elise Anderson, jika kau berbicara kurang ajar lagi maka aku akan membatalkan pertunangan ini" Kata Julian. Ia mengancam dengan wajah serius.
Elise mengangkat bahu. Bersikap tak acuh dengan ancaman Julian yang tidak mengusiknya sama sekali. Baginya itu bukan sebuah ancaman melainkan tawaran bagus.
"Terserah, batalkan saja pertunangannya. Toh aku juga tidak menginginkan ini," Dia to the poin. Tidak mau menutupi ketidaksukaannya dengan pertunangan ini.
"Kau!-"
Elise mendengus. Dia tahu Julian tidak bisa membatalkan pertunangannya, karena itu ia pun berbicara dengan nada mengejek.
"Apa? Kamu tidak bisa melakukan itu bukan? Harus ada persetujuan dari kepala keluarga Eldegar untuk membatalkan pertunangan ini dan kau bukan kepala keluarganya"
Belum sempat Julian membalas ucapan Elise, pelayan datang membawa pesanan mereka. Julian itu memiliki harga diri yang tinggi, dia tidak mau berdebat dengan Elise di restoran ini apalagi banyak saksi yang melihat mereka.
Gosip miring yang akan muncul bisa membuat reputasinya goyah. Ia kembali duduk, menstabilkan ekspresi wajahnya dengan tenang.
"Bersyukurlah karena aku mau bertunangan denganmu, dengan sifat mu yang buruk begini pantas saja tidak ada yang mau mendekatimu"
Rasanya Elise ingin menumpahkan minumannya ke arah wajah arogan itu.
Julian dan mulutnya yang sarkas. Elise tersenyum miring mendengar ucapan Julian, tidak merasa sepemikiran dengan otak sang lelaki menyebalkan.
"Bagiku bertunangan denganmu ini adalah kesialan tau"
"Sama, aku juga menganggap kau itu pembawa sial kok"
Elise berusaha sabar. Dia menahan dirinya sendiri untuk tidak melempar gelas berisi jus strawberry miliknya ke wajah tampan Julian seperti yang dia pikirkan tadi. Jika saja kesabaran Elise setipis tisu, mungkin cairan merah manis itu sudah membasahi baju bagus Julian atau wajahnya.
'Pria menyebalkan. Aku membencimu'
Pertemuan pertama yang buruk diakhiri dengan kesunyian diantara mereka berdua. Tidak ada yang mau berbicara, sampai akhirnya mereka pun memutuskan untuk pergi tanpa mengucapkan apapun.
Akan sulit menghindari pertemuan dengan Julian di masa depan, berhubung mereka akan menjadi tunangan karena itu Elise pasti akan bertemu lagi dengan Julian.
Hal yang dipikirkannya benar-benar terjadi. Dua hari setelah pertemuan di restoran itu Elise diundang untuk tinggal di kediaman keluarga Eldegar, sebagai tunangan Julian dan membantunya di perusahaan.
'Ini sangat buruk, aku muak bertemu dengan dia'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments