Tiba diruang kerja ternyata sudah ada sekertaris David duduk dimeja kerjanya, karena yang Putri lihat di dalam ruangan kerja ini ada dua meja di sisi kiri dan sisi kanan masing-masing meja terdapat komputernya dan banyak sekali tumpukan dokumen.Dia bangkit dari duduknya menyapa kami.
"Selamat pagi tuan muda selamat pagi nona muda"
Putri kaget sendiri dari kapan darinya mendapat panggilan baru, " nona muda", ya ya walaupun dia memang masih muda sih bahkan terbilang kecil, tapi sudah bisa menikah di catatan hukum karena umur Putri sudah lewat angka tujuh belas menuju kedelapan belas.
"Selamat pagi juga sekertaris David"
Putri membalas sapaan sekertaris David, Satria sendiri berlalu duduk di meja kerjanya, dia bahkan tidak membalas sapaan sekertarisnya, apa mungkin tata cara kehidupan kalangan orang atas memang seperti ini, Putri sungguh tidak ingin menjadi bagian dari kalangan orang atas bila tidak mempunyai sopan santun dalam hatinya.
"Silakan duduk nona muda"
"Terimakasih sekertaris David, apakah anda sudah sarapan pagi tadi"
"Saya sudah sarapan, silakan duduk"
Sekertaris David menarik kursi yang ada di depan meja kerja Satria, mempersilahkan Putri duduk, mungkin dia melihat Putri berdiri termangu cukup lama jadi mempersilahkan nona mudanya untuk duduk, Satria sendiri hanya menatap sekilas tanpa berkomentar.
"Ini kartu untukmu, kamu bisa menggunakan sesukamu, saya akan menransfer uang setiap bulannya, kamu jangan kawatir walau kita hanya menikah kontrak tapi saya akan tetap memenuhi kewajiban saya memberi nafkah setiap bulan"
"Apakah saya bisa menggunakan untuk biaya kursus"
"Terserah, barang yang sudah saya berikan untuk kamu itu artinya milikmu"
"Terimakasih tuan"
"Ingat bila ada orang lain kamu harus mengubah panggilan kesaya, kecuali dia" Satria hanya menunjuk David dengan ekor matanya.
"Tidak usah kau perdulikan adik-adikku cukup kamu hormati ibuku, tapi jika kamu tidak mau ribut atau berurusan dengan meraka kamu bisa keluar rumah, terserah kamu mau pergi kemana, yang terpenting pulang sebelum saya tiba dirumah dan jangan sampai ada gosip diluar sana.
"Baik tuan"
"Kamu tenang saja saya juga masih manusia, saya tau batasan-batasannya, saya juga tau status kamu dikeluargamu.
"Terimakasih tuan" Putri cukup tersentuh dengan kebaikan Satria, ternyata ada sisi baiknya juga ora ini, kecuali sopan santunnya, mingkin baginya ucapan orang kecil seperti kita bagaikan lalat berdengung saja ditelinganya.
"Bila ada yang kamu tidak mengerti atau kamu membutuhkan sesuatu kamu bisa mencari dia, sekarang duduklah di sofa itu, tunggu saya berangkat kerja baru kamu bisa pergi terserah kamu mau pergi kemana".
"Baik tuan terimakasih, em sekertaris David apakah saya boleh meminta nomer kontak anda, agar saya lebih mudah untuk menanyakan sesuatu dan tidak membuat kesalahan kedepannya"
Sekertaris David menyerahkan selembar kartu nama kepada Putri, Putri duduk disofa mengeluarkan hp jadulnya dia berselancar di internet untuk mencari lowongan kerja dan tempat kursus.
Putri sudah merancang semua kegiatan yang akan dilakukannya, dia akan memanfaatkan sebaik mungkin sisi kebaikan Satria.
Agar terhindar dari masalah dengan adik-adik dan ibu suaminya dia akan berada diluar rumah seharian penuh dan pulang sebelum suaminya tiba, ini juga merupakan satu cara agar dia tidak terpikirkan dengan masalah yang ada.
Putri memilah-milah pekerjaan apa yang akan dia pilih, karena dikolom pencariaan lowongan kerja terdapat banyak sekali pilihannya, dia harus berhati-hati untuk memilih pekerjaan yang akan dia ambil, yang pertama jangan pekerjaan yang terlalu terlihat di publik, karena tidak mungkinkan istri dari seorang Satria Dirgantara bekerja di minimarket restoran restoran kecil atau warung warung makan tenda.
Ya walaupun mungkin tidak banyak orang yang akan mengenali dirinya sebagai istri dari Satria Dirgantara, atau bahkan tidak akan ada yang ingat karena mereka juga hanya melihat sekilas saja wajah Putri itupun wajah yang dibaluri dengan mik up atau apalah namanya Putri tidak perduli.Tapi untuk menghindari dari segala kemungkinan terjadinya gosip publik atau gosip pribadi, Putri akan sangat berhati-hati memilih pekerjaan.
Pilihan Putri jatuh pada toko online meraka sedang mencari karyawan, disitu tidak dituliskan pendidikan harus tamatan apa. Karena dia sendiri hanya berbekal ijasah SMA.
"Vid kamu belikan hp baru untuknya dan belikan juga dia pakaian baru serta semua kebutuhannya, jangan sampai ada yang melihat istri dari Satria Dirgantara seperti gembel"
"Baikk tuan muda, Tuan sudah waktunya kita berangkat, jam sepuluh pagi kita ada miting penting dari klien Singapura"
Putri melihat suami dan sekertarisnya bersiap-siap membereskan dokumen dan memasukkan kedalam tas kerja, Putri segera bangkit dari duduk untuk mengantar suaminya berangkat bekerja, dia mengantar sampai di depan pintu mobil, Satria mengulurkan tangan dihadapan Putri, tapi Putri terbengong tidak tau apa yang mau dilakukan suaminya.
"Cium tanganku, ini juga bagian dari akting kita", Satria menyuruh Putri mencium tangannya, dia sendiri mencium pipi Putri dan bibirnya.
Putri membeku di tempatnya berdiri, dia bahkan tidak sadar jika mobil yang membawa suaminya sudah berlalu tidak terlihat oleh mata.
"Vid kenapa dia jadi patung, apakah dia bodoh apakah dia belum pernah berciuman"
"Nona muda belum pernah berpacaran tuan muda, data riwayatnya juga sangat baik, jadi dia mungkin juga masih minim pengetahuan.
"Tapi lucu ya dia"
Sekertaris David tersenyum dia melirik tuan mudanya dari kaca spion, sudah lama tuan mudanya tidak tersenyum.
Sementara Putri dia tersadar dan melihat mobil sudah hilang dari pandangan matanya, dia masuk kerumah, baru beberapa langkah dia sudah dicegat oleh ketiga adik iparnya, dia melihat ibu mertuanya dari lantai atas berjalan menuruni tangga.
"Selamat pagi ibu , selamat pagi adik ipar"
"Siapa yang adik iparmu"
"Kamu kira kamu pantas menjadi kakak ipar kami"
"Apakah kamu tidak pernah berkaca?"
"Dari segi apapun kamu tidak layak menjadi bagian dari keluarga kami"
"Lihatlah penampilanmu yang tidak berkelas itu, bagaikan gembel,
"Ibu dari mana tante Indah memungut gembel ini"
"Mungkin dari pasar loak, sudah jangan perdulikan dia, kita harus segera pergi ke salon bersiap siap nanti siang menghadiri acara.
"Terimakasih nasehat dari adik ipar, kalau sudah tidak ada yang mau dikatakan lagi saya permisi" sialan, baru juga hari pertama sudah di caci maki, siapa juga yang mau jadi bagian dari keluarga kalian, kalau bukan dimintai pertanggung jawaban oleh wanita yang bergelar ibu kandung, untuk mengembalikan budi aku juga tidak sudi tinggal di rumah yang mengerikan ini, tentu saja Putri hanya mengatakannya di dalam hati.
"Hei ****** berhenti kami sedang berbicara denganmu, jangan pikir kamu mendapat perlindungan dari kak Satria kamu jadi kurang ajar"
"Iya betul kamu tidak sebanding jika disandingkan dengan kak Fransiska"
Putri berlalu pergi dia tidak mau mendengarkan adik iparnya yang silih bersahut-sahutan mencaci-maki dan merendahkan dirinya", suruh kakak Fransiska kalian yang berkelas atas itu untuk segera pulang agar aku bisa segera pergi, putri ngedumel sambil berganti pakaian, dia akan keluar untuk melakukan wawancara kerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments