Finding Lost Daddy
POV Nanas
•
•
•
"Dimana mempelai prianya?"
Aku berdiri kaku di hadapan penghulu dan keluarga besarku, ini adalah hari pernikahanku dengan kekasihku, namun sudah satu jam lamanya aku menunggu, tidak ada kabar darinya yang ku temui.
"Sabar yah, pak, saya lagi berusaha telepon," jawabku kemudian berjalan keluar dari area akad nikah.
Gedung akad nikah sudah full dengan segala tamu undangan yang kami undang, sedang pihak keluarga dari kekasihku tidak satupun yang datang kesini.
Ku pandangi setiap sudut tempat ini, raut wajah menanti dari tamu undangan menghantui pikiranku, apalagi wajah kedua orang tuaku yang sudah menunggu bagaimana kabar kelangsungan pernikahan putri mereka.
"Dimana?"
Kembali pertanyaan itu yang muncul di benakku, aku duduk di sebuah kursi hingga tak lama kemudian adikku datang menghampiriku.
"Delon, udah dijalan dek?" tanya Reza - Abangku.
"Gatau, Bang?"
"Nanas, coba kamu telepon dia lagi nak, barangkali dia telat atau macet," ujar Mamaku berjalan menghampiriku.
Rasanya tidak mungkin macet dalam keadaan begini karena sudah dua jam lamanya mereka menunggu. "Papa Ion mana?"
"Papa kamu ada didalam," jawab Mama Aida.
Aku langsung bergegas mendatangi Papaku yang berada didalam, sesampainya dihadapan Papa, aku langsung menatapnya intens.
"Pa, aku izin mau nyari Mas Delon dulu," ujarku yang membuat Papa Ion mengangkat kepala menatapku.
"Gausah," jawab Papa Ion.
Raut wajahnya tampak ada kekecewaan yang tidak bisa aku prediksi sebelumnya, wajah yang aku tidak bisa pastikan wajah seperti apa.
"Kenapa, Pa?"
"Dia sudah menikah lebih dulu dengan wanita lain," jawab Papa Ion memperlihatkan foto seorang pria bersama wanita diatas pelaminan dan aku kenal pria itu.
"Mas Delon?"
"Dia sudah menipu keluarga kita, bukannya datang menikah dengan kamu hari ini, dia malah pergi bersama wanita lain dan menikahi wanita itu, tapi Papa juga bersyukur, setidaknya Papa tahu dia bukanlah pria yang baik untuk kamu, Nas."
Mendengar penjelasan Papa Ion aku hanya bisa diam sejenak, tidak ada kabar, tidak ada pesan, Mas Delon, calon suamiku sendiri malah menikah dengan wanita lain, aku tidak tahu dimana Papa mendapatkan foto ini tapi aku tahu Papa mempunyai relasi yang besar untuk sebuah foto seperti ini.
Air mataku jatuh, ucapan terakhirnya adalah Mas Delon tidak sabar menjadi suamiku tapi nyatanya kini dia sudah menikah dengan orang lain, ingin rasanya aku datang kesana dan meminta penjelasan dari Mas Delon, namun semuanya hanya bisa menjadi keinginan.
Aku berlari menuju ke kamarku, tidak mempedulikan semuanya, aku masuk ke kamar dan membenamkan diriku di bantal dan ranjang, membiarkan semua rasa sedih ini mengalir.
Aku benar-benar menyumpah serapah diriku sendiri karena dengan bodohnya aku memberikan hatiku kepada pria seperti Mas Delon.
Aku tidak tahu berapa lama aku menangis sampai akhirnya aku terlelap sendiri dan berusaha melupakannya dan menganggap ini hanya mimpi.
•
Aku terbangun dikala hari sudah beranjak malam, aku tidak tahu berapa lama aku tertidur namun nyatanya pikiran pertama yang muncul dihatiku malahan.
Pernikahan ku yang baru saja gagal, betapa malunya keluargaku menanggung semua ini dan karirku yang sudah kubangan menjadi aib ketika semua orang tahu bahwa aku adalah wanita yang ditinggalkan pada akad nikahnya.
"Aku benci, sama kamu Mas! Kamu jahat," teriakku melempar bantal ke segala arah.
Aku bangkit dan berjalan ke kamar mandi, mencuci wajah dan membersihkan tubuh, aku butuh penyegaran sekarang, aku tahu kemana aku akan pergi.
"Kurang ajar, Dia sudah keterlaluan Pa, memperlakukan keluarga kita, dan dia tega-teganya mengkhianati adikku," teriak Bang Reza yang masih bisa kudenger saat aku keluar dari dalam kamar.
"Sudah Reza, sabar, sudah," suara Papa Ion tampak menenangkan Bang Reza.
Aku melangkahkan kakiku keluar, dan sesampainya di ruang tamu benar saja ada Mama, Papa dan Bang Reza disana.
"Nas, kamu mau kemana dek?" tanya Bang Reza saat melihatku yang sudah berpakaian rapih.
Aku berjalan ke arah keluargaku dan duduk di samping Bang Reza. "Aku mau ke rumah teman dulu."
"Mau, Abang anter?"
"Gausah Bang, aku naik mobil sendiri aja," Aku bangkit dan mencium tangan Mama, Papa dan Abang. "Nanas berangkat dulu yah."
"Hati-hati, dek," jawab Abang padaku.
"Assalamualaikum," ucapku yang kemudian dibalas oleh keluargaku.
•
•
•
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
SEPTi
di sini kalimatnya menyatakan adik menghampiri ku tapi yang bertanya Abang?
2023-03-10
2
ᑎᎥຮ𑜅🩷E𝆯⃟🚀ᵒⁿ`oғғ
aq ngikutin lg thor..
meninggalkan jejak2 keolengan di karyamu..🤭
semangat & sukses selau thor
2023-01-09
0
Chakira Silaban ❤️❤️❤️
mampir thor
2023-01-08
0