orang baru masalah baru

Setelah beberapa hari istirahat akhirnya Nina pun kembali pulih setelah dirawat oleh Arlan, siang itu Arlan bangun, dan terlihat jam menunjukkan pukul 11 siang.

Arlan hari itu bangun kesiangan, dikarenakan beberapa hari terakhir ia selalu bergadang saat Nina sedang sakit, entah bangun untuk memeriksa kondisi tubuh Nina

Pagi itu Arlan melihat sekeliling dan hanya ia sendiri dikamar, Arlan berpikir Nina sudah mulai bekerja kembali

"Kayaknya dia udah mulai kerja lagi" sambil mengusap wajah

Arlan pun segera bangun dari tempat tidurnya, dan bergegas menuju dapur dan sesampainya di dapur Arlan nampak terkejut karena melihat hidangan di atas meja

"Ya ampuun bangun tidur di suguhi sarapan" dengan wajah penuh senyuman Arlan segera duduk untuk bersiap menyantap makanan itu namun.

"Satu suapan aaaaa-" BUKKK

Seketika Arlan terkejut mendapati dirinya di pukuli menggunakan sapu dan terdengar suara seorang wanita sambil berteriak-teriak.

"Maling...!!! Keluar kamu maling....!!!" Sambil memukul-mukul sapu itu ketubuh Arlan

"Bukan saya bukan Maling, saya suami Nina buk" sambil melindungi wajahnya dengan tangan

Mendengar keributan di dalam sontak membuat penjaga diluar segera berlari menuju kedalam rumah

"Ada Apa Buk!!" Sambil masuk dengan wajah panik

"Ini Pak ada maling nyelonong masuk makan makanan yang saya masak buat Non Nina" sambil terus memukul sapu itu ke arah Arlan

Melihat itu seketika penjaga itu segera melerai tindakan main hakim sendiri yang di lakukan Buk Siti sendiri.

"Sudah Buk dia Suami Non Nina" sambil mencoba menghentikan Buk Siti

"Yang bener pak!?" Seketika Buk Siti pun menghentikan pukulan sapu itu ke arah Arlan.

Akhirnya penjaga itupun menjelaskan panjang dan lebar kepada Buk Siti kalau Arlan adalah Suami dari Nina, mendengar itu Buk Siti akhirnya minta maaf kepada Arlan yang sudah ia pukul hingga babak belur itu, dan Arlan hanya mengangguk diam.

Akhirnya setelah insiden itu terdengar suara mobil yang masuk ke area rumah, dan orang itu sudah pasti adalah Nina yang pulang bekerja

Saat masuk kedalam rumah Nina di kejutkan dengan kedatangan buk Siti, yang sudah lama pulang itu

"Buk Siti?, Apa kabar buk" sambil berjalan dan memeluk buk Siti

"Eh baru aja Non gak lama" sambil tersenyum

Seketika perhatian Nina teralihkan saat melihat wajah Arlan yang lebam "Wajah kamu kenapa?"

Belum sempat Arlan hendak menjelaskan kejadian tadi, seketika buk Siti pun segera meminta maaf kepada Nina dikarenakan ia tidak tau juga Nina sudah menikah.

"Lagian Non kok gak ngasih tau kalau Non sudah menikah, jadinya saya gak tau"

"Maaf ya bu, soalnya ceritanya panjang kalau dijelasin"

"Yaudah gapapa Non, asalkan Non bahagia saya juga bahagia kok"

Setelah itupun buk Siti kembali ke dalam kamarnya, dikarenakan tadi Nina menyuruhnya untuk istirahat karena Nina tau perjalanan yang ditempuh Buk Siti cukup jauh dari kampungnya.

Disamping itu Nina juga tidak lupa dengan Arlan yang wajahnya agak memar dikarenakan di pukul oleh buk Siti menggunakan sapu

"Muka kamu gapapa?"

"Mau di lihat gimanapun ini, kenapa-kenapa tau" jawab Arlan sedikit kesal sambil memegang wajahnya

"Yaudah baring di sofa sini bentar"

Mendengar itu Arlan hanya menurut dan berbaring di sofa, sementara itu Nina ke dapur mengambil es batu untuk digunakan mengompres wajah Arlan

"Sini ku bantuin" Nina pun segera mengompres wajah Arlan, sementara itu Arlan hanya bisa diam memandang ke arah Nina

"Dilihat dari dekat cantiknya jadi nambah"

Mendengar itu seketika membuat Nina malu dan tanpa sengaja langsung menekan kantong plastik berisi es batu itu ke wajah Arlan

"Aghh...!! Dingin woy"

"Makanya jangan banyak ngomong kalau lagi di obatin"

"Aduh... Agh.. sakit" sambil menutup wajahnya menggunakan tangan, dan melihat itu seketika membuat Nina jadi sedikit merasa bersalah dan kasihan.

"Eh, em... Maaf sakit banget ya" Melihat ekspresi Nina yang seperti merasa bersalah itu Arlan malah berpikir untuk mengerjainya

"Iya, sakit banget"

"Em.. yaudah sini aku kompres"

"Tapi kalau di kompres bakal sakit banget"

Mendengar itu Nina jadi bingung dan malah berinisiatif membawa Arlan kerumah sakit "yaudah kita kerumah sakit aja"

"Gak perlu.. ada cara lebih cepat... Aduh..."

"Huh? Gimana cepetan biar ku bantuin"

"Eh.. itu emm.. di cium hehe"

Mendengar itu seketika Nina terdiam memandang Arlan, melihat Nina memandangi nya Arlan merasa mungkin saja Nina bakal memukulnya lagi, namun....

CUP..!

Sebuah ciuman mendarat di pipi Arlan yang membuatnya seakan tak percaya dengan apa yang terjadi

"Emm...Udah gak sakit?"

"E-eh iya iya, udah sembuh hehe ini udah gak kerasa" jawab Arlan sambil berdiri dengan wajah tersenyum untuk menutupi rasa malunya

-------------------------------------------------

Dari kejauhan nampak sebuah mobil sedang memperhatikan kediaman Nina, bahkan entah sudah berapa kali mobil itu datang.

"Apa sebaiknya kita akhiri saja Nona Lora, kita sudah beberapa hari menunggu namun belum terlihat juga?"

"Gak!, Saya gak bakal berhenti sebelum ngeliat dan ketemu orangnya"

Mendengar itu sang supir hanya bisa menurut, ternyata setelah mendengar percakapan Kakaknya Lora menjadi penasaran dengan pria yang menikah dengan Nina

Ia berpikir seperti apa rupa Arlan sehingga Nina mau menikah dengannya, karena yang ia tau selama ini Nina merupakan tipe orang yang cuek dan dingin.

"Apa sebaiknya kita datangi langsung aja kerumahnya soalnya kita sudah bolak-balik kesini namun belum kunjung ketemu" tanya Lora dalam benaknya

Sebenarnya Lora gengsi untuk bertemu secara langsung dengan Arlan dikarenakan ia tinggal dengan Nina, di tambah ia tidak terlalu akrab dengan Nina dan dia harus ngomong apa nanti kalau kesana.

Akhirnya Lora memutuskan untuk pulang kembali, dan menunggu esok hari berharap Arlan keluar berjualan namun jika besok masih belum terlihat juga mau tidak mau Lora akan datang kerumah itu

"Kita pulang aja besok kita kesini lagi"

Mobil pun segera menjauh pergi meninggalkan kompleks itu

-------------------------------------------------

Setelah kejadian menyenangkan dengan Nina, Arlan sibuk dengan barang dagangannya ia menyiapkan bahan-bahan untuk besok ia berjualan kembali.

Sebenarnya Nina melarang Arlan untuk berjualan, namun Arlan tetap pada prinsipnya bahwa ia hanya berjualan untuk mengisi waktu luangnya, bahkan Arlan berkata dia akan mati jika hanya duduk diam dirumah

Dan melihat Arlan yang bersih keras untuk tetap berjualan akhirnya Nina pun mengizinkan Arlan untuk berjualan dengan satu syarat

Yaitu uang hasil dagangan Arlan tidak boleh ia gunakan melainkan harus di sumbangkan, karena jika alasan Arlan bekerja karena butuh uang maka ia berhenti bekerja

Nina merasa bahwa Arlan tak butuh uang, dan jika seandainya ia butuh Arlan hanya perlu bilang kepadanya saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!