Di sebuah tempat yang tidak di ketahui, beberapa anak terlihat berjalan mengikuti seorang pria di depannya, hari itu hujan deras di ikuti dengan petir yang keras.
"Heh..!!! Yang cepat jalanya punya kaki gak?!!" Ucap pria itu dengan kasar sambil mendorong anak di depannya
Beberapa anak yang berjalan tadi dimasukan kedalam belakang truk besar, didalam truk itu berisikan beberapa beras sedangkan anak-anak itu ditaruh di tengahnya
"Kak... Nina takut..." Ucap anak kecil itu yang tidak lain adalah Nina
"Kakak disini Nina gak usah takut ya" Nina hanya bisa diam, sambil melihat anak-anak lain yang tidak ia kenali
Truk pun mulai berjalan, dan entah berapa lama atau sudah sampai mana, mereka tidak tau serta apa yang akan terjadi selanjutnya.
Namun entah sebuah keajaiban Truk itu pun berhenti tiba-tiba yang membuat semua anak penasaran, dan terdengar suara supir yang marah
"Haduhh... Sialan ban bocor anj*ng lah" ucap pria yang menyetir Truk itu
Pintu belakang Truk pun di buka , supir itupun mengambil ban serep, dan entah lupa atau malas supir itu tidak mengunci pintu itu kembali dan tanpa ia ketahui itu adalah kesempatan emas untuk anak-anak
Melihat itu salah satu anak berinisiatif untuk menggunakan cara itu untuk kabur.
"Eh pintunya gak di kunci, kesempatan buat kita semua kabur" sambil mengintip keluar
Melihat peluang itu anak-anak itu segera keluar perlahan termasuk Nina dan Kakaknya, sambil sesekali mengintip supir yang sedang mengganti ban depan mobil
Namun tiba-tiba salah satu anak terjatuh saat sedang ingin turun, yang dimana keadaan itu diketahui oleh supir itu
BRUKK!!!
"Heh mau kemana kalian!!!"
Mendengar itu beberapa anak segera berlari kabur namun ada dua anak yang di tangkap oleh supir itu,
Ditengah hujan lebat mereka berlari tanpa arah tujuan yang jelas
"Kak Nina capek" dengan nafas yang ngos-ngosan
"Sabar ya Nina sedikit lagi, bertahan ya"
Beberapa anak berpikir mereka sudah terbebas dari kejaran orang-orang itu, namun mereka salah, beberapa orang lagi dengan mobil datang mengejar mereka, mereka di kepung oleh mobil
Namun sebagian ada yang berani untuk berlari dikarenakan jalan Raya tinggal sedikit lagi
Sementara itu Nina dan kakaknya terus berlari dan hampir mencapai jalan raya.
"Udah temb*k aja keburu kejalan raya, nanti kita semua ketahuan bisa mampus" ucap salah satu pria yang mengejar
Tanpa pandang bulu orang itu pun menembaki Nina dan Kakaknya, yang dimana melihat tembakan itu Kakaknya Nina menyuruh Nina berlari di depanya agar tidak terkena tembakan
Namun ketika sudah mencapai pinggir jalan raya Nina mendengar suara Kakaknya yang terjatuh di belakangnya
BRAK!!!
Ternyata tembakan itu mengenai Kakaknya Nina, beberapa peluru bersarang di tubuh dan kakinya
"Kakak!!! Kak bangun kak kita sudah di pinggir jalan"
Melihat Kakaknya yang terjatuh oleh tembakan Nina segera berlari ketengah jalan untuk meminta pertolongan.
"Bocah gobl*k, sialan!!!" Tiba-tiba berhenti mengejar
Sontak jalanan jadi kacau, dan bahkan sampai beberapa mobil berhenti akibat kejadian itu
Melihat banyak orang di jalan, akhirnya orang yang mengejar itu pun tak punya pilihan lain selain kembali
"Kamu gapapa Nak" tanya seorang pria yang turun dari motornya
Nina tidak bisa menjawab yang ia lakukan hanya bisa menangis, dia ingin berbicara namun tubuhnya menolak, tubuhnya tak mampu untuk berbicara.
Sementara itu beberapa orang segera memanggil ambulan, ketika melihat Kakak Nina bersimbah darah.
----------------------------------------------
Pagi itu Nina terbangun dari tidurnya ia merasa sangat lelah, saat melihat jam waktu sudah menunjukkan pukul 10 Nina segera bangun dari tidurnya untuk bersiap bekerja, namun baru ingin berdiri tiba-tiba ia terjatuh, dikarenakan kondisi tubuhnya yang masih lelah
Mendengar suara jatuh dari kamar Arlan segera melihat apa yang terjadi, dan saat melihat Nina terjatuh Arlan segera mengangkat nya kembali ke atas kasur.
"Kamu mau kemana? Kamu kayaknya sakit loh, tuh muka kamu masih pucat" sambil mengangkat Nina
"Aku mau kerja"
"Kamu gak usah kerja hari ini, istirahat aja dulu sampai sembuh"
"Aku sehat-sehat aja, aku mau kerja"jawab Nina yang ingin bangun dari tidurnya
Belum sempat Nina duduk Arlan mendorong tubuh Nina hingga terbaring kembali "Gak, pokoknya istirahat aja dulu"
"Aku kan udah bilang aku seha-"
"Mau dilihat dari posisi manapun kamu gak sehat, muka kamu itu keliatan banget pucatnya kaya hantu" sambil menarik selimut ketubuh Nina
Melihat perlakuan Arlan Nina hanya bisa diam dan mengalah, Nina merasa tak apa untuk dirinya istirahat untuk kali ini, karena ia juga sudah memaksa tubuhnya untuk banyak bekerja.
Hari itu dikarenakan Nina libur karena sakit Jadi yang mengurus rumah adalah Arlan, Oh iya Nina sebenarnya punya pembantu
Namanya Buk siti umurnya sekitar 43 tahun, Nina tidak pernah menganggapnya sebagai pembantu, bisa dibilang Nina menganggap buk Siti seperti keluarga nya, karena itu dia bilang pada Arlan kalau dia gak punya pembantu
Dikarenakan Buk Siti sudah bekerja denganya sangat lama bahkan Buk Siti juga orangnya baik, tutur katanya elok serta mudah senyum
Buk Siti saat ini sedang pulang ke kampung halamannya dikarenakan anak nya di kampung akan melaksanakan pernikahan, dan juga sebenarnya Buk Siti masih belum tau kalau Nina sudah menikah.
Oke lanjut ke Arlan, dikarenakan dia adalah seekor Pria yang lembut penyayang serta jantan, hari itu ia memasak Soup untuk Nina bukan bubur karena pikirnya Nina butuh banyak asupan
Arlan segera membawa mangkok soup panas kekamar, sambil membawanya dengan senyuman di wajah
"Ekhmmm.... Aku masakan soup buat kamu hehe, spesial banget pake cinta soalnya" sambil menaruhnya di samping Nina
"Yaudah Makasih" saat hendak mengambil soup itu mendadak Arlan memukul lembut tangan Nina
"Eitsss.... Biar aku yang suapin" sambil mengangkat mangkok soup
"Aku bukan anak kecil gak perlu di suapin" dengan wajah cemberut
"Gak boleh gitu, bukanya di film film biasanya si pria nyuapin wanita yang sedang sakit" sambil meniup soup
"Apaan sih gak perlu" jawab Nina yang ingin mengambil soup itu dari tangan Arlan namun belum sempat di ambil Arlan segera menepis tangan Nina
"Nin... Aku serius kali ini aja biarin aku nyuapin kamu"
Melihat Arlan berbicara dengan serius serta kelihatan tulus, Nina pun hanya ngikut serta diam saja
"Nih buka mulutnya.... Pesawat datang"
Satu suapan pun mendarat kemulut Nina, melihat Arlan memperlakukannya seperti anak kecil Nina ingin marah namun melihat ketulusan Arlan kemarahan itu berubah menjadi kenyamanan.
----------------------------------------------
"Boss saya sudah dapat informasi yang boss minta"
"Jelaskan ke saya, jelaskan dengan spesifik mungkin" sambil menaruh kaki di atas meja
"Namanya Arlan Mahesa Putra, umur 23 dan dari pekerjaan tukang jual nasi goreng"
"Penjual Nasi goreng? Serius Nina suka sama yang kaya gitu?" Dengan wajah bingung
"Iya boss, dan juga dia kemarin terlihat masih jualan nasi goreng, kemarin ia berjualan di sekitar komplek"
"Lalu tentang keluarganya bagaimana?"
"Untuk keluarga sepertinya dari kecil ia cuma hidup berdua dengan adiknya, dikarenakan ibunya meninggal akibat kangker, serta beberapa waktu lalu adiknya juga meninggal"
"Di lihat dari latar belakangnya cuma orang biasa, gimana bisa Nina suka sama orang begitu?"
Mendengar itu Rifan bingung, karena bagaimana bisa Nina suka dengan orang biasa seperti Arlan Secara dilihat dari latar hidupnya Arlan, gak ada yang spesial.
Saat sedang sibuk berpikir, tiba-tiba seorang wanita masuk kedalam ruangan yang membuat anak buah Rifan terkejut "Eh selamat siang Nona Lora"
Mendengar itu Lora hanya mengangkat alisnya, dan melihat itu anak buah Rifan pun keluar dari ruangan
"Kamu ngapain kesini?" Tanya Rifan dengan wajah agak kesal
"Ya memangnya kenapa salah gitu?" Sambik duduk di sofa
"Ya salah ganggu pemandangan aja tau gak" dengan wajah kesal
"Lora kesini cuma mau jenguk Kakak aja, emangnya salah gitu?"
"Terserah kamu" Rifan pun kembali duduk dan melanjutkan mengetik dengan laptopnya
"Eh iya tadi Lora gak sengaja dengar Kakak bahas Arlan, dia siapa?" Sambil memainkan rambutnya
"Suami Nina, tapi aku masih gak sudi bilang dia suami Nina"
"Terus sekarang dia dimana,"
"Ya dirumah Nina lah, sambil jualan nasi goreng juga di komplek, hadeh kampungan banget dengar nya"
Mendengar itu Lora hanya tersenyum lalu berdiri ingin meninggalkan ruangan itu.
"Udah mau pergi? Kemana?" Sambil melirik Lora yang ingin pergi meninggalkan ruangan
"Terserah dong, kepo banget jadi orang" Jawab Lora keluar tanpa memperhatikan Rifan, dan melihat kelakuan adiknya Rifan hanya menggelengkan kepala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments