Takut

Siang itu sangat terik, namun Arlan dengan semangat mendorong gerobak nasi gorengnya mengelilingi kompleks, dan tak lama kemudian terdengar suara wanita yang memanggil nya.

"Mas...!! Beli nasi goreng" sambil melambaikan tangan ke arah Arlan

Arlan pun segera mendorong gerobaknya menghampiri pelanggan wanita yang memanggil nya

"Mas beli nasi 2 porsi, yang pedas ya" sambil tersenyum ke arah Arlan yang sedang memarkir kan gerobaknya

"Siap 2 porsi pedas, tunggu ya" Arlan pun segera menyiapkan bahan makanannya dan memasukannya kedalam panci penggorengan

"Masnya baru jualan ya disini, soalnya baru liat?" Sambil menatap ke arah Arlan

"Iya saya baru hari ini jualan disini"

"Oh gitu, nama masnya siapa?"

"Nama saya Arlan" sambil fokus mengaduk nasi

"Nama saya Yani salam kenal mas" sambil tersenyum ke arah Arlan

"Eh iya salam kenal namanya cantik kaya orangnya"

"Hehe bisa aja, masnya juga ganteng kaya namanya"

Setelah asik berbincang nasi goreng pun telah siap, Arlan pun membungkusnya lalu memberikannya kepada Yani "Nih nasi goreng pedesnya kaya omongan tetangga"

"Bisa aja masnya, nih uangnya makasih"

"Sebentar kembaliannya" saat hendak memberikan kembalian itu Yani menolak menerimanya dengan alasan sebagai bonus

"Bonus mas ambil aja"

"Eh beneran?, Kalau gitu makasih"

"Iya sama-sama, nanti kalau jualan mampir lagi ya" mendengar itu Arlan tersenyum

"Oke siap ditunggu" Arlan pun berlalu pergi meninggalkan Yani, dan saat Arlan semakin jauh Yani hanya tersenyum memandang dari kejauhan

----------------------------------------------

Sebuah mobil terlihat memasuki kediaman Nina, orang itu tidak lain adalah Nina itu sendiri, sore itu ia agak cepat pulang kerja dikarenakan tugas kantor telah selesai.

Bisa dibilang Nina adalah orang yang disiplin dan sangat kompeten, dia juga gak suka menunggu pekerjaan atau menunda-nunda, baginya jika ada pekerjaan, harus diselesaikan saat itu juga

Penjaga pun membuka kan pintu mobil Nina sambil memberi salam "Selamat sore Non"

"Iya" jawab Nina singkat sambil memandang sekeliling yang begitu sepi

"Arlan ada di dalam?"

"Eh Tuan Arlan belum pulang dari tadi siang, dia jualan nasgor katanya, tadi siang dia pergi sambil bawa gerobaknya"

Mendengar itu Nina mengehela nafas dan tak banyak bicara lalu segera masuk kedalam rumah.

----------------------------------------------

Sore itu Arlan senang saat melihat dagangannya habis terjual, ditambah ia mendapat banyak bonus dari tante-tante dan cewek-cewek yang membeli dagangannya.

"Gila hari ini banyak banget, kalau dulu pendapatan kaya gini udah pasti bisa makan enak malamnya"

Setelah puas dengan celotehnya tak terasa Arlan sudah sampai di depan rumah, dan penjaga pun segera membukakan pagar rumah.

Arlan pun segera mendorong gerobaknya masuk melewati pagar, dan saat penjaga selesai menutup pagar, Arlan memberikan nasi goreng sisa kepada penjaga

"Nih pak nasi goreng gratis untuk bapak"

"Eh makasih mas, makasih banyak" melihat itu Arlan hanya tersenyum lalu masuk kedalam rumah

"Agh.... Capek banget gila" sambil meregangkan tubuh

"Dari mana aja kamu seharian"

Terdengar suara dari Nina sambil menuruni anak tangga

"Habis jualan nasi goreng tadi, gila untung banyak tadi" sambil memperlihatkan uang hasil jualan

"Ngapain kamu jualan?, Kamu butuh uang? Berapa kalau butuh?" Sambil membuka isi dompet

"Eh, enggak kok aku gak butuh"

"Terus kalau gak butuh ngapain jualan?" Tanya Nina sambil mendekati Arlan

"Ya aku cuma bosen aja dirumah gak ngapa-ngapain, jadinya aku keluar jualan"

"Huh... Dengar ya kalau kamu butuh apa-apa bilang, dan juga kalau kamu mau ngapa-ngapain bilang biar aku tau"

Mendengar itu Arlan hanya terdiam sambil menganggukkan kepalanya

"Yaudah mandi sana aku mau nyiapin makanan"

Arlan pun bergegas menuju kamar mandi, sesampainya di kamar mandi Arlan merenung sambil menaruh gayung berisi air di kepalanya.

"Kok aku malah ngerasa yang jadi istri ya"

Tak ingin pusing Arlan pun segera membasuh dirinya, lalu selesai mandi ia pergi kekamar menggunakan handuk

Sesampainya di kamar ia terkejut melihat Nina menunggunya sambil duduk di atas Kasur.

"Kamu ngapain?, Nungguin ya..." Dengan wajah tersenyum

"Makanan udah siap gak usah kepedean" Nina pun segera pergi meninggalkan Arlan

"Apaansih dingin banget"

Nina pun segera menuruni anak tangga, dan terlihat wajahnya sedikit memerah setelah kejadian tadi, padahal malam kemarin dia biasa saja melihat tubuh Arlan.

Tak lama kemudia Arlan pun segera turun dan menuju ruang makan, Arlan tampak terkejut saat melihat banyak makanan di atas meja

"Ini kamu yang masak semua?"

"Cuma ayam pedas sama sayur oseng, sisanya beli" sambil menyendoki nasi kepiring Arlan

"Lauknya... aku mau lauk yang kamu masak "

Nina pun segera mengambilkan Lauk yang ia masak kepiring Arlan, dan saat makan Nina terkejut melihat Arlan memakan masakannya dengan lahap

Malam itu Arlan sangat lahap makanya di karenakan untuk pertama kalinya ia bisa makan sepuasnya, dikarenakan saat dulu ia hanya bisa makan tahu atau bahkan hanya makan nasi tanpa lauk setiap hari.

Sesekali Nina menatap ke arah Arlan yang sedang makan dengan lahap, entah kenapa Nina merasa senang melihat masakannya di makan dengan lahap, walau ekspresi wajah Nina masih datar

"Makasih makanannya, Maaf masakan kamu aku habiskan semua hehe"

"Gpp lagian aku masak bukan karena pengen, tapi karena gak ada kerjaan aja"

Mendengar itu Arlan hanya tersenyum, dan entah kenapa Malam itu merupakan malam yang sangat spesial untuk Arlan termasuk Nina

----------------------------------------------

"Aku mau kamu selidiki siapa pria yang menikah dengan Nina, pokonya sedetail mungkin infonya"

"Siap bos saya akan selidiki" Pria itupun segera keluar dari ruangan untuk melaksanakan tugasnya

"Sialah siapa sih Pria itu berani-beraninya dia menikah dengan Nina, liat aja kubikin hidupnya menderita"

----------------------------------------------

Di larut malam Nina sedang sibuk dengan pekerjaannya, malam itu ia begadang untuk menyelesaikan pekerjaannya, walapun sebenarnya dokumen itu akan dikirim minggu depan namun tetap saja Nina seperti gatal ingin segera menyelesaikannya.

Bahkan saat Arlan tengah terlelap di kasur Nina masih saja fokus dengan pekerjaannya, malam itu kondisi sedang hujan lebat jadi malam itu terasa sangat dingin bahkan suara hujan yang begitu deras sampai membuat Arlan terbangun

Arlan terbangun mendengar hujan di akibatkan kebiasaannya waktu dirumah lama, karena dirumah lamanya sering bocor maka saat hujan ia harus cepat-cepat menaruh ember di bawah atap rumahnya yang bocor.

Namun saat itu Arlan sadar bahwa ia bukan berada di rumah lamanya melain di rumah Nina rumah barunya, saat terbangun itu Arlan terkejut melihat Nina yang masih bekerja padahal malam sudah menunjukkan pukul 02:26 malam

"Kamu belum tidur?" Tanya Arlan memecahkan keheningan malam

"Aku lagi sibuk lagi nyiapin beberapa dokumen buat minggu depan" sambil melanjutkan mengetik laptopnya

"Masih minggu depan kenapa gak istirahat aja dulu, kan masih lama"

"Gak masalah biar cepat selesai"

Mendengar itu Arlan pergi meninggalkan kamar, dan saat itu Nina hanya fokus melanjutkan pekerjaannya, dan tak lama kemudia Arlan datang sambil membawakan kopi untuk Nina.

"Nih kopi biar gak ngantuk" sambil meletakkan kopi ke atas meja

"Iya makasih" masih fokus dengan layar laptop nya

Setelah itu listrik pun mati di akibatkan kondisi hujan yang semakin deras, di tambah petir yang begitu keras terdengar memekikkan telinga

"Yah mati listrik nih" sambil melihat sekitar, beruntung terdapat lampu cadangan yang dimana saat listrik mati lampu itu akan menyala, walau cahaya yang di hasilkan tidak terlalu terang

"Ya gak gelap-gelap amat kayaknya" Arlan terkejut saat melihat Nina yang menutupi telinganya dengan tanganya sambil meringkuk gemetaran

"Kamu kenapa, sampai gemetaran gini kamu sakit" sambil mengelus pundak Nina

Nina tidak menjawab pertanyaan Arlan dan masih tetap menutup telinganya sambil meringkuk gemetaran, bahkan saat petir menyambar terdengar suara isak tangis Nina

"Nin... Kamu kenapa sini kekasur" Arlan pun menggendong Nina yang yang terdiam naik ke atas kasur, melihat Nina yang ketakutan Arlan segera menutup tirai jendela

"Udah gapapa, gak usah takut ada aku disini" sambil mengusap kepala Nina

Malam itu Nina seperti bukan dirinya, bagaimana tidak wanita yang ekspresi nya dingin dan datar, malam itu menangis gemetar sambil meringkuk

Melihat itu Arlan berpikir kalau Nina mempunyai trauma masa lalu atau takut terhadap suara petir, Arlan pun segera memeluk Nina sambil berusaha menenangkan dirinya.

"Tenanglah Nina ada aku disini" sambil memeluk Nina yang sedang menangis tanpa suara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!