“makanan apa yang kau mau Ogika?” Pineapple Hero duduk pada kursi mungil itu dengan kedua kaki yang bergelantung tak menyentuh lantai. “apa saja, yang penting aku bisa makan. Oh ya tolong berikan aku makanan segar. Aku sudah bosan memakan makanan basi. Yah… walaupun makanan itu tetap terasa enak dilidahku karena tak pernah makan tetapi tetap saja perutku akan mules setelahnya.” Terang Ogika dengan mimic wajah yang murung.
“Iyana Ogika.”
(baiklah Ogika)
Pineapple Hero seketika mengangkat kedua tangannya ke atas dan menjentikkan kedua tangannya itu.
Ting\~
Seketika di lantai kamar itu terdapat begitu banyak makanan dan minuman. Ada susu, aneka jus sari buah, air mineral, dan es batu di dalam sebuah mangkuk besar. Aneka buah-buahan yang sudah terpotong rapi tinggal santap seperti semangka, anggur, apel, jeruk, melon, dan lain sebagainya kecuali nanas.
Ada pula beberapa menu makanan khas Indonesia seperti nasi goreng, bakso, sop, soto, dan lain sebagainya disertai nasi di setiap hidangan itu. Tak lupa camilan aneka kue nusantara dan snack yang tak kalah banyaknya dengan semua makanan dan minuman itu. Tak lupa beberapa makanan yang mendunia seperti Pizza, Burger, Kentucky dan lain-lain. Ada pula minuman mendunia seperti Cola, Pepsi, dan lain sebagainya.
“wahhh…” mata Kirana berbinar melihat semua makanan dan minuman yang tergeletak di lantai kamar itu. “apa ini surga?” gumamnya. Sungguh banyak makanan yang ia lihat sampai-sampai perut yang terasa lapar itu kini kenyang karena melihat begitu banyaknya ragam dari makanan dan minuman yang diberikan oleh Pineapple Hero.
“Pineapple Hero, ku rasa semua makanan ini berlebihan. Bisakah kau memberikanku makanan yang paling enak saja di antara semua makanan ini. Berikan satu macam yang paling enak di setiap jenis minuman, makanan, kue dan snack itu. bagaimana?” Ogika melirik Pineapple Hero sembari menarik kedua sudut bibir dengan kedua alis yang terangkat ke atas hingga mengerutkan dahinya.
“Iyana Iyana, ikomeni bawang.”
(baiklah-baiklah, terserah kau saja.)
Ting\~
Seketika semua makanan dan minuman yang memenuhi ruangan itu berkurang dan tinggal beberapa sesuai dengan permintaan Ogika. Makanan yang tersisa dari semuanya adalah Coto Makassar beserta ketupatnya yang masih berasap karena panas. Minuman yang tersisa adalah sebotol air mineral yang berada di samping Coto Makassar itu. Dan kue yang tersisa adalah sebuah makanan yang terbuat dari pisang serta dibungkus pula dengan daun pisang yang disebut dengan nama Barongko.
“apa ini?” Ogika tampak bingung dengan semua makanan dan minuman serta kue yang tersisa. Karena dia berharap yang disisakan oleh Pineapple Hero adalah sebuah makanan populer dan lezat.
“kenapa yang kau sisakan hanya makanan ini Pineapple Hero?” Ogika memalingkan wajahnya dari menatap makanan itu ke Pineapple Hero yang duduk di atas kursinya.
“iko meto makkeda, iyena andre-andre makessingnge utarongengko.”
(kau sendiri yang mengatakan bahwa makanan yang enak-enak saja yang harus ku sisakan.)
Pineapple Hero lompat dan melangkahkan kaki mungilnya untuk segera duduk bersama dengan Ogika pada lantai kamar tersebut.
“yah aku memang bilang seperti itu. tapi…” Ogika terdiam seraya berpikir.
“andremuijek jolok. Ajakna tappana mi muita.”
(kau makan saja dulu, jangan hanya melihat dari bentuk luarnya saja.)
“baiklah.” Sahut Ogika datar. Kemudian dia mengambil sendok yang sudah tersedia di depannya tersebut. Ia membuka ketupat yang telah matang itu terlebih dahulu, memotong-motongnya menggunakan pisau kecil yang sudah tersedia di sana. Kemudian ia meletakkan potongan ketupat ke dalam mangkuk yang berisi kuah dari Coto Makassar tersebut.
Nyam\~
Ogika mencoba satu suapan pertama. Ia mengunyahnya perlahan dengan mata yang berair. “hm… Nyummy. Ini sangat enak! Sungguh enak sekali.” Sangking enaknya Ogika sampai meneteskan air mata.
“agehe, iyesi garek Barongkoe mucoba.”
(ini, kau cobalah Barongko ini.)
Pineapple Hero mendorong piring kecil yang berisi satu Barongko di atasnya.
Ogika mengambil piring kecil itu dan segera membuka bungkus dari kue tersebut yang dibungkus menggunakan daun pisang. Setelah selesai membukanya ia mengambil sendok kecil yang juga sejak tadi berada di atas piring kecil tersebut.
Nyam\~
“hm… ini juga sangat enak.” Ogika menarik kedua sudut bibirnya tersenyum lebar dengan semua giginya yang terlihat.
Gadis kumuh itu segera memakan makanan yang tersedia di depannya tersebut. Di awali dengan menghabiskan hidangan Coto Makassarnya dan diakhiri dengan menghirup tetesan kuah terakhir dari mangkuk tersebut. Kemudian ia membuka dan meminum air mineral yang sudah tersedia di lantai.
Setelah menghabiskan Coto Makassar itu, Ogika melanjutkan dengan memakan Barongko yang telah di cobanya tadi. Karena cita rasa manis yang diberikan oleh Barongko tersebut, jadi kue satu itu bisa dijadikan makanan penutup untuk sarapan pagi Ogika hari ini.
Karena Ogika sangat menyukai makanan penutup itu, ia bahkan sampai menjilati bungkus dan sendoknya agar bisa merasakan sisa-sisa kemanisan yang ada pada sendok dan daun pisang tersebut. Lalu Ogika meminum air mineral itu sampai habis.
Ergh\~
Ogika bersendawa cukup keras setelah kenyang memakan semua makanan dan minuman beserta kue yang disisakan untuknya itu.
“terima kasih Pineapple Hero.” Ogika kembali memeluk erat Pineapple Hero. Nanas ajaib itu memutar kedua bola matanya. Lagi-lagi ia harus sesak nafas untuk beberapa saat karena pelukan erat yang diberikan oleh Ogika.
“messonoga?”
(apa kau sudah kenyang?)
Pineapple Hero melepaskan diri dari pelukan Ogika. “iya aku sudah kenyang. Semasa hidupku, baru kali ini aku merasakan kenikmatan makan yang luar biasa. Dan baru kali ini juga aku merasakan kekenyangan. Selebihnya, aku selalu kelaparan.” Seketika wajah Ogika murung saat ia mengingat bagaimana susahnya hidup sendiri dan mencari makan sendiri. Apalagi dia adalah gadis kumuh pembawa sial di masyarakat tersebut.
“Alhamdulillah, nala hatu deceng.”
(alhamdulillah, syukurlah kalau begitu.)
Pineapple Hero berdiri. “kau mau ke mana?” tanya Ogika saat menyadari nanas ajaib itu berdiri di dekatnya.
“dee, melo toma ha makkede.”
(tidak apa-apa, aku hanya ingin berdiri saja.)
Pineapple Hero segera kembali duduk di kursi mungilnya. Nanas ajaib itu menjauh karena ia takut akan dipeluk erat lagi oleh Ogika dan hal itu membuatnya sesak nafas.
“oh seperti itu rupanya.” Ogika beranjak dari tempatnya. Ia menaiki kasurnya lagi dan merebahkan tubuhnya. Ia memandangi langit-langit kamar yang dihiasi dengan hiasan bintang-bintang yang berwarna kuning.
“Pineapple Hero…” panggil Ogika tanpa memalingkan wajahnya dari menatap langit-langit tersebut.
“iyek?”
(iya?)
Pineapple Hero ikut terbaring di kursi mungilnya dan menatap langit-langit kamar ciptaannya itu.
“apa saat aku tertidur lagi lalu aku terbangun lagi kau masih akan tetap berada di sampingku? Aku sungguh berharap ini bukanlah sebuah mimpi.” Kata Ogika dengan mimic wajah yang murung. Ia sungguh enggan untuk kembali ke dunia nyata tempatnya berada setelah berada di kamar yang indah itu.
Berada di tengah masyarakat yang sangat membencinya karena ia terlahir sebagai anak dari ibu yang terkutuk membuatnya sungguh menderita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments