Kini,. sudah 1 bulan semenjak terahir ia bicara dengan Randu, sekalipun tidak pernah ada panggilan telepon ataupun pesan whatsapp dari Randu. Sengaja Rossi tidak mengontak dia..ia ingin tau seberapa jauh keseriusan Randu kepadanya.
Hari harinya Rossi hanya rebahan dan tidur, gairah hidupnya meredup dan itu sempat diperhatikan mamanya.
Disatu siang hari pintu kamar Rossi diketuk..
"Rossi..mama masuk ya" terdengar suara ibunya diluar.
"Hmm..masuk mah"
Sang mama mendapatkan anaknya sedang tidur dengan posisi melengkung menghadap kearah tembok. 1 piring nasi ayam yang diantarkan masuk oleh bi Suri tidak tersentuh sedikitpun.
Mama mendekat dan duduk dipinggiran tempat tidur. Ia membelai rambut anaknya dengan penuh kasih sayang.
"Rossi..ko tidak dimakan ayam goreng bi Suri? Kenapa sih kamu ko jarang keluar kamar?"
"Hmm ga apa apa mama..Rossi lagi males aja"
Mamanya memegang bahunya dan mengubah posisi tidur Rossi.
"Ayo ah bangun..ga bagus dikamar terus, mau ngobrol sama mama? mungkin ada masalah?"
Rossi memutar tubuhnya memperlihatkan wajahnya yang kuyu dan kedua mata basah oleh tangisan air mata.
Sang mama terkejut akan kondisi anaknya, ia membelalakan matanya..
"Ya ampun kamu kenapa sayang?!" ibunya kaget sekali. Ia mendekap tubuh Rossi dan menciumi pipi anaknya.
Rossi juga mendekap tubuh ibunya, pikirannya sudah kalang kabut, panik entah bagaimana lagi harus ia lakukan..
"Ceritakan ke mama sayang..sudah sudah jangan nangis mama akan mendengarkan" kata mamanya sambil mengusap usap punggung Rossi.
"Mama maafkan Rossi mama, aku telah berbuat banyak dosa dan mungkin ini hukuman Tuhan untuk Rossi" balas Rossi sambil kini ia betul betul menangis didada ibunya.
"Ya Tuhan..ada apa ini? dosa apakah itu Rossi?"
"Mama...maafkan Rossi..Rossi hamil mama.." ucap Rossi sambil menatap ibunya.
Mama mendengar itu kaget sekali, ia tidak percaya apa yang ia dengar..ia mendorong tubuh Rossi kebelakang.
"Rossi..tenangkan dirimu dan cerita kemama bagaimana sampai jadi begini?"
Rossi mencoba menenangkan dirinya, ia mengusap wajahnya dengan sapu tangan dan mulai menceritakan semuanya perkenalannya dengan Hans dan selanjutnya Randu.
Ia menceritakan kenapa setiap malam minggu ia tidak dirumah dan selalu berbohong kepada mamanya menginap dirumah Laila..sebetulnya ia bermalam disebuah villa dengan Randu.
"Sudah berapa hari kamu telat mens?"
"Sampai hari ini masuk bulan ke 2 mama..Mama Rossi takut dan bingung.." ucap Rossi sambil menutup wajahnya dengan kedua belah tangan.
"Siapakah orang itu Rossi? Dimana kerjanya,?"
Rossi menceritakan tentang sosok Randu, Rossi berniat akan memberikan waktu sampai ahir bulan ini.
Mamanya sedih sekali atas kejadian anaknya. Sayang, papanya sudah meninggal kalau saja ia masih hidup pasti langsung dikejar laki laki itu.
...~...
Rossi sudah mengirim berkali kali pesan whatsapp tapi tidak pernah sekalipun dijawab Randu bahkan call dari Rossi tidak dihiraukan.
Randu bak hilang ditelan bumi, tidak ada jalan lain dia harus mendatangi kantor tempat dia bekerja.
Disatu pagi hari kira kira jam 8 Rossi sudah datang kekantor Jasinta Jaya kantornya Randu, setelah bertanya kepada Satpam dilantai dasar diketahui Randu berkantor dilantai 2, departemen marketing.
Rossi naik dengan lift kelantai 2 dan bertemu dengan seorang karyawan marketing.
"Oh pak Randu? mungkin setengah jam lagi sudah disini..silahkan tunggu saja dulu" ucap karyawan itu sambil menunjuk kearah sebuah sofa.
Beberapa karyawan lainnya saling berbisik bisik melihat datangnya Rossi.
"Eh siapa sih? pacarnya pak Randukah? ko masih muda amat?" bisik seseorang.
Kurang lebih 35 menit kemudian Randu keluar dari lift, jantungnya hampir copot melihat Rossi duduk dikursi sofa ruang tamu.
Seluruh sendi tubuhnya menjadi lemas..
"Hai! sudah lama tunggunya..sebentar ya aku taro tasku dulu" ucap Randu bergaya seakan tidak ada apa apa.. dan bergegas kekamarnya. Ia tidak menyangka Rossi berani tampil dikantornya. Ini gawat akan menjadi bahan gunjingan ya ampun!
1 menit kemudian Randu keluar dan mendatangi Rossi yang duduk sambil memainkan ponselnya.
"Bagaimana kabarmu Rossi?" tanya Randu dengan hati hati.
"Baik om..saya hanya menunggu kontak balik dari om saja yang tidak pernah datang makanya saya kesini" suara Rossi oelan hampir tidak terdengar.
"Yuk..kita pergi keBogor, aku sudah lama memang tidak pernah ngobrol sama kamu maafkan aku soalnya super sibuk sekali..sebentar aku book dulu ya"
Rossi menatap ke wajah Randu dengan penuh harapan, ia tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Randu berjalan kearah Novi seketarisnya.
"Novi, saya akan pergi keluar karena mau urus anak kaka saya, ayahnya sakit keras makanya dia kesini...saya akan kembali nanti sorean..tolong semua hal penting kamu yang urus dulu.."
"Oh baik pak..semoga semuanya beres pak dengan urusan bapak"
"Iya iya.." Randu masuk kekamar kerja mengambil pinsel dan dompet serta kunci mobil.
Ia mengirim pesan ke villa diBogor bahwa ia akan book satu malam disana.
"Yuk..kita jalan.." kata Randu mendekati Rossi.
...~...
Selama perjalanan ke Villa diBogor Rossi banyak berdiamnya dan Randulah yang keliatan banyak bicara. Meskipun Rossi diam tapi hatinya gembira ahirnya ia bisa pergi lagi bersama Randu.
"Kamu tau ngga..hari ini akan menjadi hari yang paling bahagia buat aku dan tentunya untukmu juga Rossi" ucap Randu ketika memasuki kota Bogor.
"Terima kasih om, aku juga berprasaan demikian"
Setelah hampir setengah jam perjalanan dari kota Bogor kevilla didesa Cigarela itu, ahirnya kendaraan Randu sampai ditujuan.
Randu dengan gesit turun dari kendaraan dan membukakan pintu buat Rossi.
"Ko tumben sih om baik sekali?" tanya Rossi sambil tersenyum.
"Iya dong hari ini aku mau membuatmu bahagia" jawab Randu.
Randu katakan kepada pak Didi penjaga villa bahwa dia akan menetap divilla sampai besok pagi dan ia tidak mau diganggu. Ia sempat memberikan wang seratus ribu kepada pak Didi sebagai wang terima kasih.
...~...
Mereka langsung masuk kekamar tidur dan melakukan kencan yang heboh hingga betul betul menguras seluruh kekuatan Rossi. Randu seperti kemasukan setan ia begitu perkasa.
Lewat setengah jam kemudian tiba tiba Rossi merasakan kantuk yang luar biasa. Ia tidak kuasa membuka kedua matanya seperti seorang yang baru berolah raga lari ia keletihan dan langsung tidur mendengkur.
Rossi tidak menyadari ketika ia masuk kekamar mandi sebelum berkencan bahwa minuman Coca Cola dinginnya telah dicampur obat tidur oleh Randu.
...~...
Randu melihat Rossi tertidur pulas ia langsung turun dari tempat tidur, langkahnya senyap. Cepat cepat ia memakai baju dan celananya dan turun kelantai bawah.
Randu sempat memeriksa dari kaca jendela lantai bawah, apakah ada pak Didi diluar rumah..Setelah semuanya aman ia lari dengan cepat kemobil dan membuka bagasi belakang.
Dari dalam bagasi ia mengeluarkan sebuah kain terpal yang terlipat rapih dan sehelai kain putih tipis bekas korden rumahnya yang rencananya akan ia buang.
Setelah semua siap ia menutup kembali bagasi mobil dan masuk kedalam villa membawa kain terpal dan kain putih tipis itu.
...~...
Randu masuk kekamar tidur pelan pelan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun juga. Ia menoleh keatas tempat tidur, disana Rossi masih tertidur pulas.
Randu meletakkan kain terpal dilantai dan ia mulai membukanya lebar lebar, setelah itu ia meletakkan kain putih tipis diatasnya.
Keringatnya mulai bercucuran jatuh keatas kain putih tipis, napasnya naik turun..kedua mata Randu bergerak dan melirik keatas tempat tidur dimana Rossi tidur dan kain terpal.
Randu berdiri dan mengambil sesuatu dari kantong celananya. Ia mengeluarkan sepasang sarung tangan latex tipis.
Ia berjalan dengan hati hati mendekati tempat tidur, cukup lama ia memandang tubuh Rossi yang tertidur nyenyak disana.
Randu menarik napas dalam dalam...
...¤¤¤¤¤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments