kurang Beruntung

Oliva membawa beberapa makanan yang ia ambil dari loker Hendri menuju mejanya. Ia mulai memilah\-milah. Tidak lama kemudian, Rose yang baru saja memasuki kelas, langsung menghampiri Oliva, begitu melihat sesuatu yang menarik perhatian Rose.

"Fans Lo, perempuan semua?" wajar, Rose menanyakan hal seperti itu, karena Rose melihat beberapa nama siswi di kotak\-kotak kado tersebut. Oliva menggeleng. Tidak lama terdengar suara histeris dari Rose. Membuat beberapa siswa yang telah hadir didalam kelas menoleh ke arahnya.

Rose menutup mulutnya yang membulat dengan telapak tangannya. Sebenarnya rose bukan siswa kelas IPS III. Seperti nya ia hanya ingin menemui Mira. Rose segera mengambil kotak berwarna ungu pastel tersebut dan menunjukkan nya ke arah Mira yang sedang duduk dikursi nya.

"Mira, Lo lihat, nih," Mira melihatnya. Seisi kelas mulai berbisik\-bisik. Ia jadi malu. Tetapi ia juga marah. Gadis yang bernama Mira itu termasuk gadis primadona. Sungguh memalukan jika dirinya tertangkap basah memberikan kado untuk Hendri, bukan?

Mira berjalan menuju kursi Oliva. Oliva sangat takut. Sungguh ini diluar dugaan. Ia hanya diam tidak bergeming. Baru saja Mira menghampirinya dengan wajah yang sangat datar, tiba\-tiba Hendri datang dan menanyakan tentang barang yang ada di loker nya. Oliva menatap Hendri. Berharap komunikasi lewat matanya dapat berjalan baik. Hendri menatap Rose dan Mira. Seisi kelas kini heboh. Oliva merasa menjadi kentang untuk saat ini.

" Semua boleh diambil, kecuali ini." ujar Hendri mengambil kotak ungu pastel dari tangan Rose. Setelah itu, Hendri pergi keluar kelas kembali. Suara sorakan terdengar heboh. Tetapi Oliva dapat mendengar sedikit suara bisikan. Oliva menundukkan kepalanya. Meminta maaf kepada Mira. Hendri mengistimewakan kado miliknya? Tanya Mira dalam hati. Kemudian tersenyum dan pergi meninggalkan Oliva dan Rose.

Diluar, Hendri memainkan kotak ungu pastel tersebut sambil menimang\-nimang, apa isi kotak tersebut. Benarkah kotak itu milik Mira? Mira memberikan nya? Bukannya gadis itu bisa memikat banyak pria, tanpa harus terlihat mengemis seperti ini? Hendri terus bertanya\-tanya. Lalu membuang kotak tersebut ke sebuah tempat sampah yang terletak jauh dari keramaian. Ia tidak sadar, bahwa jauh dibelakangnya, Rose melihat kotak tersebut dibuang. Mira dipermainkan, pikir Rose.

Hendri pergi meninggalkan jam pelajaran nya. Ia tidak pernah berniat untuk mendengarkan celoteh guru. Yang ia inginkan hanya menatap pemandangan dan langit biru yang cerah. Itu saja, titik.

Oliva segera memasukkan seluruh benda\-benda tersebut kedalam tasnya, begitu melihat kedatangan guru paling garang disekolah nya. Ya guru geografi mereka merupakan guru killer. Tetapi tetap belum bisa dikatakan killer, jika Hendri masih bisa kabur dari pelajarannya.

Selama pelajaran berlangsung, suasana kelas sangat sepi dan sunyi. Hanya terdengar suara jam yang berdetak dan kipas angin. Apakah guru tersebut tidak menyadari, bahwa kehadirannya adalah obat tidur bagi para murid?

"Oh, iya bapak dengar kelas kalian memiliki seorang murid baru, ya?" seketika seisi kelas menjawab. Akankah mereka berharap adanya sesi intro? Agar kelas tidak segaring sebelumnya?

"Mana dia?" beberapa anak langsung menunjuk dimana Oliva berada. Oliva tersenyum.

"Nasibmu kurang beruntung, nak sebangku dengan orang yang suka kabur saat pelajaran," ujar Pak Swato begitu melihat oliva duduk di bangku paling belakang. Guru tersebut mengetahui kebiasaan Hendri? Tetapi ia tidak marah? Hebat, Hendri sangat hebat. Membuat guru killer bosan menegurnya.

Jam istirahat telah tiba. Oliva ingin menghabiskan waktu nya diluar kelas. Sambil berkeliling. Ia harus mengetahui sekolah nya lebih dalam meskipun ini baru hari keduanya. Tidak hanya itu, ia juga sedang ingin menghindari Mira dan teman\-temannya. Ia melihat sebuah tangga yang belum jadi seutuhnya. Akan kah sekolah ini membuat gedung tingkat empat? Ia mencium aroma semen. Membuatnya ingin cepat\-cepat pergi dari sana.

"Oliva?" jantung nya hampir saja terlepas begitu menyadari ada sosok dari atas tangga setengah jadi itu berjalan menuruni anak tangga. Siapa yang berani menaiki tangga ini? Jangan\-jangan.....

"Hendri! jantung ku, eh jantung gue mau lepas tau," Hendri tertawa. Oliva hampir saja mentraktirnya.

"Gimana, gue peka, kan?" Oliva memutarkan bola mata nya. Beberapa anak yang melihat keduanya saling berbisik\-bisik. Salahkah ia berbincang dengan Hendri? Oliva mengangguk, " thanks" Oliva segera berjalan meninggalkan Hendri. Tidak baik berlama\-lama disana. Ia akan dibicarakan, pasti. Ketika Oliva ingin meninggalkan Hendri, lelaki itu mencengkram lengan Oliva. Menahan nya untuk tidak pergi terlebih dahulu. Oliva menoleh.

"Itu benaran punya Mira?" tanya Hendri. Oliva berusaha melepaskan genggaman tangan tersebut. Sayangnya, terlalu kuat. Oliva menggidikkan bahunya, "mungkin," Hendri melepaskan genggaman nya. Oliva segera pergi. Hendri mematung. Mira? ikut memberi seperti itu? Aneh? Pikir Hendri.

Terpopuler

Comments

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

emang kenapa kalo Mira kasih Hendri hadiah ya..hhmm.. secantik itukah Mira...

2020-10-07

1

Muma

Muma

next

2020-08-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!