Dijebak Masa Lalu

   Oliva segera memasuki rumahnya begitu melihat mobil Hendri yang telah

\```

menjauh. Tidak ada siapapun dirumah. Tetapi anehnya pintu tidak terkunci.

"Siapa yang mengantar mu

tadi?" suara bariton itu membuat olive tersentak dan menoleh ke arah

tangga.

"Kawan, Pa" jawab Oliva

terus berjalan menuju kamar nya yang terletak di lantai dua. Bukan kah Hendri

adalah kawannya? Ia tidak salah, kan?

 "Siapa nama temannya?" Oliva tidak

sengaja menatap mata dingin milik papanya. Tiba\-tiba ia merasa gugup.

  "Papa pikir bukan cewek, teman mu itu. Iya, kan?" Oliva

pasrah. Ia menunduk, "ya, pa,"

   "Siapa, Oliva?"

  "Hendri" benar saja, bola mata papa seketika membesar.

Rahangnya mengeras. Papa berjalan mendekati Oliva.

“Hendri Angga Wijaya anak Pak

Kepler Wijaya?!” Oliva mengangguk. Oliva benar-benar ketakutan. Apakah papa nya

belum bisa memaafkan?

   "Kenapa anak tengil itu disini?!" nada tinggi papa Oliva

membuat olive bergidik ngeri, tidak berani menatap papanya sedikitpun.

   "Emang seharusnya dimana, pa?" tanya Oliva takut-takut. Tidak

seharusnya ia bertanya dalam situasi seperti ini. Tapi ia penasaran.

  "Jauhi laki-laki itu atau kamu akan papa buat sama seperti

Almas!" titah papa, mengancam. Oliva membesarkan bola matanya. Menjauhi?

Hendri salah apa?

                Merasa tidak ingin

berbincang lebih lanjut dengan papanya, Oliva segera berjalan menuju kamar.

Mengganti seragam putih abu nya dengan baju kaos warna peach polos.   Ia heran dengan sikap papa nya. Kejadian

kakaknya, Almas merupakan kejadian yang memalukan, memang. Tetapi kejadian itu

sudah lama sekali. Sesusah itu kah papa nya melupakan? Moodnya berubah sedikit

jelek hari ini. Sudah dua orang yang menyuruh nya untuk menjauhi teman kecil

nya tersebut. Haruskah ia membenci Hendri, sama seperti semua orang membenci

Wisnu?  Terdengar pintu kamar yang

dibuka. Oliva menoleh. Ternyata mamanya. Ia tersenyum.

                "Gimana

sekolahnya?" tanya sang mama, duduk ditepi ranjang. Tepat disamping Oliva.

Oliva mengulum senyum.

  " Ya, begitu lah, Ma" jawabnya, berusaha menyembunyikan. Apakah

mama nya juga akan menyuruhnya untuk menjauhi Hendri?

  "Mama dengar, kamu bertemu Hendri, ya?" Oliva mengangguk.

Tidak ada tanda-tanda kemarahan diraut wajah milik mamanya.

                  "Terus kenapa kamu sedih? Bukannya

bahagia, ya, bertemu teman lama?" Oliva diam. Ia bingung harus menjelaskan

nya bagaimana. Mama mengelus pucuk kepala Oliva. Tidak lupa menyertakan

senyuman manisnya yang sangat meneduhkan. Wajar saja, jika papanya yang super

anti cinta itu, mengejar-ngejar mamanya. Mama nya unik. Walaupun terkadang ia

sedikit kesal, saat menyadari mama nya lebih mencintai Amas daripada dirinya.

                "Oliva,

kamu dan Amas berbeda. Begitu pula dengan Wisnu dan Hendri. Kamu hanya perlu

jaga diri saja, oke," moodnya berganti menjadi sedikit lebih baik

sekarang. Ia mencintai mamanya. Oliva tersenyum, "terima kasih, ma"

                Mama membalas senyum

nya, "Ya, mama keluar dulu, ya. Hati-hati," kini mamanya beranjak dan

pergi meninggalkan nya. Oliva tersenyum lebar dan segera mengambil novel horor

yang baru saja ia beli dua Minggu yang lalu.

\*\*\*

 

 

                Pagi

harinya, ia pergi ke sekolah diantar papanya. Ia tidak mungkin mengendari motor

atau mobil sendiri. Jalanan Kota Jakarta selalu macet. Terutama dipagi hari dan

sore hari. Setelah ia pamit dengan papanya, Oliva berjalan menuju kelas.

Suasana sekolah masih sangat sepi. Jam baru saja menunjukkan pukul enam lewat

lima belas.

                Baru saja ia tiba

diambang pintu kelas, ia melihat seorang gadis berdiri didepan sebuah loker.

Gadis tersebut membuka loker tersebut dan memasukkan sesuatu didalamnya. Apa

yang dilakukan gadis tersebut? Oliva harus menjauh terlebih dahulu. Agar gadis

tersebut tidak merasa malu karena telah tertangkap basah. Setelah gadis

tersebut pergi, Oliva segera menuju loker yang didatangi gadis tadi. Betapa

terkejutnya ia saat melihat nama Hendri terpampang di depan pintu loker

tersebut. Itu artinya, loker tersebut milik Hendri, bukan?

                Ia sangat terkejut

saat membuka loker lelaki tersebut dan melihat ada banyak kado yang berbentuk

indah dan unik didalamnya. Sebanyak itu kah fans wanita nya? Bagaimana seluruh

siswa sekolah memandang Hendri. Karena bagi Oliva, Hendri tidak lebih baik dari

sikap lelaki seharusnya. Tetapi kalau soal fisik, bisa jadi Hendri pemenangnya.

Ia akui lelaki itu tampan. Tetapi karena ia sering melihat lelaki itu menangis

hanya karena masalah kecil, Ia suka illfeel sendiri.

                 "Ngapain?" Oliva spontan menoleh

kebelakang. Ternyata si pemilik loker telah datang.

                " Banyak amat, fans mu." Hendri

tersenyum miring.

                " Lo juga?"

Oliva mengernyitkan dahi. Lalu memberikan ekspresi jijik. Hendri tertawa.

               "Jadi ngapain

didepan loker gue?" Oliva mengambil sebungkus cokelat.

               "Boleh, ya"

                "Kalau mau, ambil

aja semuanya. That's not interest," Oliva melongo. Apa? Tidak menarik?

Oliva tersenyum licik.

                " Nggak usah

senyum kayak gitu. Dah paham gua." Oliva terkekeh, dan segera mengambil

apapun yang ia inginkan tanpa basa-basi. Ia juga baru menyadari sesuatu.

Bukannya Jakarta memakai lo-gue? Ah, ia belum terbiasa.

                "Makasih,

Hen," Hendri hanya bergumam sebagai jawaban nya. Namun ketika Hendri

hendak berjalan keluar kelas, Oliva memanggilnya. Hendri menoleh.

                 "Aku belum terbiasa pakai lo-gue,"

Hendri terbahak-bahak. Tidak ada yang lucu, bukan? Ia memegang kedua pipinya.

Apakah ia salah ekspresi? Tidak.

                "Oke, mulai hari

ini kalau Lo nggak ngomong lo-gue, traktir gue. Gimana?" Oliva tampak

mikir-mikir. Apakah ini pemalakan secara halus? Oliva mengangguk. Hendri

kembali berjalan keluar kelas.

Terpopuler

Comments

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

hhmm..Hendri...nama ini mengingatkan akan seseorang di masa lalu...

2020-10-07

2

Penjaga Hati

Penjaga Hati

semangat lanjuuuut
salam dari karyaku

2020-07-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!