Ekspresi Lala

Tok tok tok

Ceklek

"Hai Adik Ipar bagaimana kabarmu?"

"Aku baik, apakah calon keponakan ku baik?" tanya Lala melihat ke arah perut buncit Dane

"Haha baiklah kau tidak menanyakan kabarku, keponakanmu baik-baik saja. Dia sangat sehat"

"Kelak dia akan menambahkan kehangatan dan keceriaan di rumah ini" sambung Dane sambil mengelus-elus perutnya.

Mendengar itu Lala hanya menatap perut Dane dengan pandangan kosong. Melihat Lala seperti itu Dane merasa tidak enak

"Maaf Lala aku tidak bermaksud menyinggungmu" ucap Dane merasa bersalah

"Sudahlah kak kau berkata benar"

"Lala"

"Apa papi sudah kembali?" tanya Lala mengalihkan pembicaraan

"Ah iya Lala semua sudah menunggu di meja makan"

Lala langsung menutup pintu kamarnya dan berjalan mendahului Dena.

"Sekali lagi maafkan aku ya" ucapnya dengan nada pelan

"Pikirkan saja kesehatan calon keponakanku" jawab Lala mempercepat langkahnya

Sesampainya di meja makan Lala duduk dengan ekspresi datarnya. Papi tampak kaget dengan kehadiran Lala.

"Loh Lala cantik apakah ini kejutan? Kapan sampainya? Apa Lala cantik akan menetap disini? papi sangat senang kita bisa berkumpul seperti ini" tanya papi bertubi-tubi penuh antusias

"Tanyanya satu-satu papi" protes mami

"Papi terlalu senang mi"

Bima tertawa kecil melihatnya, sedangkan Dane terlihat kikuk sejak tadi. Bima melihat Dane seperti memaksakan senyumnya.

"Pertama Lala kangen papi, kedua Lala sampai tadi sore di jemput Kakak kesayangan di bandara yang ketiga jika berjalan lancar Lala akan menetap seterusnya" Tutur Lala

"Ekhem siapa itu kakak kesayangan Lala cantik?" tanya papi tersipu

"Calon ayah papi. Sebaiknya kita makan dulu nanti cerita nya lanjut lagi. Bisa-bisa kita tidak jadi makan" Ujar mami. Papi malah tertawa karena senang.

Setelah makan malam mereka langsung menuju ruang keluarga melanjutkan perbincangan.

"Sepertinya Dane kurang enak badan sebaiknya langsung istirahat saja, Bima antar kekamar dulu"

Sesampai di kamar

"Ada apa Dane? Apa kau menyinggung perasaan Lala? Aku bisa melihat ekspresimu tapi tidak bisa membaca ekspresi Lala. Jalaskan padaku!"

Dane pun meminta maaf kepada Bima kemudian menceritakan semuanya.

"Apa kau sudah meminta maaf?"

"Sudah tapi dia menjawab pikirkan saja kesehatan calon keponakanku" Bima hanya tertawa melihat wajah murung istrinya

"Kenapa kau tertawa? apa ada yang lucu?" protes Dane sedikit kesal

"Kau lucu Dane" tetap tertawa

"Sudahlah jangan kau pikirkan lagi. Jika Lala bilang begitu maka kau harus begitu"

"Apa tidak apa-apa Bim?" sambil merebahkan badannya

"Tidak apa-apa, sebaiknya kau istirahat. Segeralah cuti, serahkan semua kepada asistenmu. Aku juga akan memantau sesekali" Bima kembali mengingatkan agar Dane fokus dengan kesehatannya menjelang kehamilannya yang memasuki bulan ke delapan

"Aku tahu kau orangnya tidak enakan. Pandai-pandai menggunakan kalimat saat bersama Lala. Kita tidak tahu apa isi hatinya karena dia tidak pernah berekspresi. besok kalau bertemu Lala sapa seperti biasa, semua akan baik-baik saja. Tidurlah!"

Bima menyelimuti istrinya dan kemudian mencium keningnya sebelum beranjak kembali ke ruang tamu.

"Jika Lala begitu menyukai pekerjaan disana apa yang membuat Lala kembali dan mau menetap disini?" tanya papi penasaran karena sebelumnya Lala selalu menolak jika diajak tinggal disini bersama mereka dengan alasan sangat menyukai pekerjaannya

"Papi tidak tahu saja bagaimana susahnya Bima meyakinkan Lala, papi harusnya bangga pada Bima" celetuk Bima baru saja bergabung dengan mereka

"Berlebihan" ucap Lala spontan. Bima hanya tersenyum

"Lala cantik ini sekarang sudah bisa tersenyum loh pi walaupun masih kecut" ujar Bima meledek. wajah Lala sedikit masam

"Benarkah?" tanya papi kaget dibuat-buat

"Hm" hanya itu yang terdengar dari bibir Lala

"epat atau lambat papi pasti akan menyaksikannya dan apa tujuanmu Bima?" papi langsung ke inti pembicaraan

"Besok Lala cantik akan langsung bekerja sebagai sekretaris CEO Dalas Group pi"

"Wah sepertinya perencanaan yang matang, memangnya Lala cantik bersedia?"

"Tentu saja papi, makanya Lala bersedia pulang" malah Bima yang menjawab

"Baiklah, papi tahu betul Julian seperti apa, sebaiknya Lala tidur lebih awal dan besok adalah hari pertama bekerja. Saran papi jangan sampai melakukan kesalahan. Lala kembalilah ke kamar. Kamu juga Bima. Mami juga pasti sudah menunggu papi, mau peregangan otot dulu" sambil tersenyum smirk

Lala pun tersenyum mendengarnya, melihat itu Papi pun ikut tersenyum sedangkan Bima hanya mendengus mendengar perkataan papinya.

tbc

Terpopuler

Comments

Iren Trivena Ronga

Iren Trivena Ronga

Smngat thor .❤

2019-11-07

3

Femi Lasmita

Femi Lasmita

semangat ya thor buat ceritanya bagus

2019-10-30

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!