hari yang dinanti pun tiba dimana hari pengumuman lolos atau tidaknya Aisyah masuk sebagai karyawan sebuah pabrik di kawasan ibukota, lepas sarapan Aisyah pamit kepada ke dua orang tuanya. tidak lupa pula dia minta doanya kepada ke dua orangtuanya.
tiba di tempat penyalur kerja Aisyah selalu berdoa tak pernah putus, semoga ini jalan menuju suksesnya, dia ingin sekali membahagiakan kedua orang tuanya dan adiknya, Aisyah sedang harap harap cemas namanya di panggil, dan ternyata nama Aisyah masuk daftar nama yang lolos, Aisyah langsung mengucapkan syukur dalam hatinya, ingin rasanya dia cepat pulang dan membagi kabar bahagia ini kepada keluargaku.
" assalamualaikum Bu," aku menyapa ibu ketika melihat ibu sedang melayani pembeli yang membeli gado gado ibuku,"
"waalaikumsalam nak, ko sudah pulang nak??? apa sudah selesai Aisyah ???" tanya ibu.
" alhamdulilah sudah Bu, Aisyah masuk dulu yah, nanti kita bicara lagi, Aisyah belum sholat dhuhur soalnya," pamitku pada ibu.
" selesai sholat aku keluar kamar untuk minum, ternyata ibu sudah menungguku d meja makan,"
" bagaimana Aisyah pengumumannya? apa kamu lolos???" cecar ibu pada ku.
" alhamdulilah Bu,,, Aisyah lolos, Aisyah akan berangkat ke ibukota minggu depan insya Allah."jawabku dengan senyum.
"alhamdulilah jika kamu lolos, semoga ini jalan kamu menuju sukses nak, ibu hanya bisa mendoakan kamu saja semoga di berika kelancaran," ujar ibu dengan nada sendu.
"ibu kenapa ? ibu tidak senang Aisyah jadi berangkat? kalo ibu tidak senang Aisyah tidak akan berangkat. Aisyah gak mau bikin ibu sakit mikirin Aisyah jika Aisyah tetap berangkat," ucapku sambil memegang tangan ibu.
" ibu hanya sedih, karena akan jauh dari anak ibu, ibu sudah ikhlas nak jika itu demi cita cita kamu, karena kami sebagai orang tua sudah tidak bisa lagi membiayai kamu buat kuliah, ibu bahagia melihat anak anak ibu bahagia, doa ibu sama bapak akan selalu bersama anak anak ibu dimana pun mereka berada," ucap ibu pada ku.
"ibu hanya minta jaga diri kamu baik baik disana, jangan pernah tinggalkan sholat mu dimana pun kamu berada, jangan khianati kepercayaan ibu dan bapak ya nak." lanjut ibu.
"Aisyah akan selalu ingat kata kata ibu, Aisyah janji tidak akan pernah mengkhianati kepercayaan ibu sama bapak, Aisyah cuma minta doakan Aisyah selalu, supaya Aisyah bisa raih cita cita Aisyah."ucapku pada ibu
" yasudah kalo gitu, lebih baik kamu makan siang dulu,ibu mau ke depan lagi siapa tahu ada yang beli lagi gado gado ya." ucap ibu padaku.
lepas ibu ke depan aku langsung makan siang sendirian, karena bapak dan adikku sedang pergi ke rumah teman bapak karena disuruh mengecat rumah teman bapak, kerjaan bapak adalah kuli bangunan sedangkan ibu hanya jualan gado gado dan gorengan saja di depan rumah, sedangkan adikku sekolah kelas satu SMP, walaupun keluarga kami sederhana tapi kami tidak pernah mengalami kesulitan ekonomi, karena hidup kami selalu bersyukur dan apa adanya, tidak pernah menginginkan sesuatu yang tidak sesuai dengan kemampuan kami.
setelah makan Aisyah membuka hpnya, yang sudah beberapa hari ini Aisyah abaikan, ternyata banyak pesan masuk, termasuk dari sahabatku. dia ingin bertemu denganku.
"huft....kenapa Mira mau bertemu denganku, apa aku sudah siap bertemu dengannya?" ucapku sedikit mendesah.
" aku harus gimana???" belum aku balas tiba tiba handphone ku berbunyi, tertera nama Mira disana.
" hallo Aisyah" ucap Mira
"assalamualaikum...hallo Mira? ada apa yah? kenapa minta ketemuan." jawabku
" Aisyah bisa kita ketemu di tempat biasa? aku ingin ngobrol sama kamu Syah, sudah alam kan kita tidak ketemu." ujar Mira.
" baiklah Mira, sebentar lagi aku kesana." ucapku.
"yasudah aku tunggu yah, assalamualaikum..." ujar Mira kemudian teleponnya mati
" aku pamit pada ibu kemudian bergegas langsung menemui Mira di tempat kita biasa ngobrol."
"hai Mir...." sapaku pada Mira setiba disana.
" hai Syah....ayo duduk, kita pesan dulu yah, kita makan sambil ngobrol," ucapnya padaku
"setelah kami pesan makanan, kami saling diam tidak ada kata kata yang keluar dari mulutku maupun Mira,"
" Syah aku mau minta maaf sama kamu, aku tau aku udah salah sama kamu, kamu pasti benci banget sama aku, aku dah ngrebut Andra dari kamu, yang jelas jelas kamu suka sama Andra, dan Andra pun kelihatan suka sama kamu." ucap Mira tiba tiba dengan memegang salah satu tanganku.
" udah lah Syah, jangan kaya gini lagian aku sama mas Andra itu gak punya hubungan apa apa, mungkin aku yang terlalu baper sama perlakuan manis dia ke aku, aku emang suk sama dia, tapi dia GK pernah ngmong suka ke aku, jd kamu jangan merasa gak enak gitu sama aku." ucapku dengan senyum perih.
"aku udah ikhlas Mira, lagian aku tuh bukan siapa siapanya mas Andra, jadi aku gak punya hak buat marah sama kamu, ini sudah takdir buat aku, mungkin ini jalan ku buat bahagiain orang tuaku dulu, sebelum memikirkan cinta cinta dulu Mira."ucap ku lagi.
"apa kamu bener bener ikhlas mas Radit sama aku mir? " tanyanya lagi.
" aku ikhlas mir, lagian untuk apa kamu tanya gitu sama aku mir ? aku bukan siapa siapa ya mas andra, kami hanya berteman biasa." ucapku.
"lagian sebentar lagi aku mau berangkat ke ibukota, aku akan kerja disana mir, aku pengen bahagiain keluarga aku dulu, aku gak mau mikirin cinta cintaan dulu,aku pengen bikin ibu bapakku bangga dulu.ucapku dengan senyum.
"Mira sedikit kaget dengan ucapanku," kamu mau kerja di ibukota mir? dengan siapa? lalu kamu mau tinggal dimana?" cecar Mira pada ku .
"alhamdulilah aku diterima kerja di salah satu pabrik di Jakarta mir, tempat tinggalnya pun sudah di siapkan disana, aku pengin ngumpulin uang buat kuliah lagi mir, aku pengen cita cita ku terpenuhi, dengan ini semoga aku bisa biki keluargaku bahagia," ucapku
"berarti kita tidak akan ketemu lagi dong mir, aku kan mau kuliah disini, sedangkan kamu bakalan kuliah di Jakarta,"ucap Mira dengan nada sendu.
" kita bisa ketemu lagi kalo aku lagi pulang kampung, kamu juga kan bisa telpon aku kalo kangen sama aku," ucapku dengan nada becanda.
"yasudah kalo gitu, semoga saat pernikahan aku kamu bisa datang yang Syah," ucapnya
" insya Allah yah mir, aku gak janji, soalnya aku kerja kan masih baru, takut gak boleh cuti dulu, tapi nanti aku pasti kirim kado buat kamu," ucapku padanya.
" yasudah yah mir ini sudah sore, aku haru pulang mau bantu ibu beres beres dagangannya."ucap ku lagi.
aku pamit pada Mira, tapi di tengah jalan ada sebuah mobil yang aku kenali, ya...itu adalah mobil mas Andra, aku bingung ketika mobil itu tiba tiba berhenti di hadapanku.
" Syah...bisa kita bicara sebentar saja? mas mohon Syah..." ucapnya dengan memelas.
" ada apa mas??? kenapa mas mau bicara sama aku? " ucapku sedikit tegas.
"Syah lebih baik kita cari tempat buat ngobrol biar lebih nyaman." ucapnya padaku.
" tidak perlu mas disini saja lebih baik, aku gak mau ada salah paham antara aku sama Mira mas, mas itu tunangannya mira, jadi kalo mau ngmong sekarang saja disini." ucapku
" baiklah jika itu mau mu, Syah maafkan mas, mas tau mas salah, seharusnya mas akan melamar kamu bukan Mira, mas gak pernah cinta sama dia, mas cintanya sama kamu Syah,," ucapnya padaku
" tapi ternyata teman kamu itu jahat Syah dia udah hasut ibu mas buat benci sama kamu, dia bilang yang tidak tidak tentang kamu sama ibu mas, dia juga bilang kedekatan kita, sampai ibu sakit dan menyuruh mas buat milih teman kamu Syah, mas sebagai anak gak berdaya, mas takut lihat ibu mas sakit Syah,,,tapi mas gak mau nikah sama Mira Syah, mas cuma cinta sama kamu,"ujarnya lagi dengan menahan tangis.
aku melihat betapa rapuhnya mas Andra saat ini, aku tidak menyangka Mira sahabatku akan bertindak demikian, aku bingung harus percaya siapa, aku sungguh tidak tahu harus berbuat apa.
" mas...semuanya sudah terjadi, mungkin ini yang dinamakan takdir, kita tidak berjodoh mas, ini adalah keputusan mas sendiri, jadi mas harus bertanggung jawab, aku sudah ikhlas mas, aku doakan semoga mas dan mira bisa bahagia, jika Mira memang seperti yang mas kira, mas berarti punya kewajiban membimbingnya supaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. aku pulang dulu mas, assalamualaikum...." ucapku padanya.
"waalaikumsalam..." jawabnya dengan pelan.
aku bisa melihat dia begitu Putus asa ketika melihatku berlalu begitu saja, aku sudah ikhlas dengan takdir cintaku, saat ini yang aku pikirkan hanyalah menata masa depanku, aku akan mengubur kisah cintaku yang bahkan baru merekah langsung layu bahkan mati.
disaat aku sedang bicara dengan mas Radit, ternyata ada sepasang mata yang sedang mengawasi kami, dia terlihat sangat marah, Bahakan kedua tangannya terkepal kuat,
"brengsek kau Aisyah, aku yang tunangannya saja belum mendapatkan pernyataan cinta dari mas Andra,tapi kamu yang bukan siap siapanya malah langsung mendapatkan cintanya mas Andra, kamu hanya gadis miskin yang mengharapkan cinta dari pemuda seperti mas Andra, pria yang ganteng dan kaya seperti Andra gak pantes buat kamu, mas Andra itu pantasnya buat aku, " ucapnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments