Kembali Ke Kantor

***

"Sekarang kita mau kemana Tuan?" Tanya supir Andrew dari balik kemudi, sesaat setelah Andrew masuk kedalam mobil dan duduk di kursi belakang.

"Kita langsung ke kantor saja Pak!"

Setelah mengantar Aldrian ke sekolah, Andrew pergi untuk survei proyek terbarunya di lapangan. Dia berada cukup lama didalam mal yang baru setengah jadi itu. Dia berkeliling untuk memastikan bahwa pembangunannya sudah sesuai sebelum mal itu selesai sepenuhnya tapi ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. Setelah dirasa cukup, Andrew kembali kedalam mobil dan berencana untuk kembali ke kantor.

Mobil Benz hitam miliknya itu sudah dikenal dengan baik oleh para pegawai maupun para penjaga keamanan di gedung milik ayahnya tersebut. Sesaat setelah dia sampai di pintu masuk, penjaga pintu langsung membukakan pintu untuknya.

"Selamat siang Pak" Ucap Rama sambil setengah menundukkan kepalanya memberi hormat saat Andrew melewati pintu masuk.

Sebagai seorang pimpinan perusahaan megah tentu dia tidak harus membalas sapaan dari pegawai petugas keamanannya. Tapi tdak bagi Andrew, dia selalu membalas sapaan dari setiap karyawannya meskipun hanya dengan satu kata, "Siang".

Andrew berjalan menuju lift untuk naik ke tempat kantornya berada, dia teringat kalau hari ini akan ada karyawan baru, karena dialah yang meluluskan dan menempatkan karyawan baru itu di timnya. Dia tertarik dengan profil gadis itu, selain dari nilainya yang bagus tentu saja. Sebenarnya dia sudah merencanakan hal lain untuk gadis itu, tapi sebelumnya dia ingin memastikan terlebih dahulu apakah pilihannya tepat dengan menempatkannya di timnya sehinga dia bisa mengawasinya dan menilanya.

Namun saat dia sampai di lantai 7, dia terdiam sejenak di depan pintu saat melihat kantornya itu kosong, tak ada seorangpun yang duduk di kesepuluh meja yang ada di ruangan itu. Andrew melihat jam di tangannya dan dia pun tersadar kalau saat ini adalah jam makan siang.

"Sepertinya mereka pergi makan siang bersama, seharusnya mereka mengajakku, padahal aku juga belum makan siang, haaa"

Andrew menghela nafas sambil berjalan menuju ruangan khususnya, dia merasa kecewa karena dia tidak diajak makan siang bersama oleh anggota timnya. Kapan lagi mereka bisa berkumpul bersama, ini adalah momen yang langka bagi mereka mengingat kesibukan mereka.

Setelah duduk di mejanya, Andrew mengeluarkan ponselnya untuk menelepon seseorang.

"Hallo" Terdengar suara seorang wanita yang menjawab teleponnya.

"Sandra, kalian sedang makan siang diamana?" Tanya Andrew tanpa basa basi.

"Kami makan siang di restoran China sebrang gedung Pak, apa Bapak sudah selesai survei lapangan?" Sandra merasa ada yang aneh dari nada bicara atasannya itu, da mendapat firasat buruk kalau kemungkinan atasannya itu sudah berada di kantor mereka disaat tidak ada seorang pun disana, dan memang itulah faktanya.

"Hmmm, bungkuskan aku seafood, sekarang aku sudah ada di kantor."

"Oh ba-baik, nanti saya bungkuskan, sebentar lagi kami selesai dan akan segera kembali ke kantor".

Feelingnya memang selalu hampir 99% tepat jika mengenai atasannya itu, Sandra sudah mengenal sifat Andrew dengan baik. karena mereka merupakan sahabat dekat, mereka sudah berteman dari semenjak mereka duduk di bangku SMA, dan karena itulah Andrew menjadikan Sandra sebagai orang kepercayaannya di perusahaan.

Meskipun mereka sangat dekat tapi di kantor mereka tetap bersikap profesional, Sandra selalu memanggil Andrew dengan sebutan Pak sebagai bentuk rasa hormat, mereka tidak pernah mencampurkan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan. Tapi jika mereka sedang diluar kantor, mereka berbicara layaknya seorang sahabat.

"Ok tim cepat selesaikan makan kalian, Pak Bos sudah ada di kantor."

Mendengar ucapan Sandra tersebut, mereka semua langsung melahap makanannya dengan cepat, tidak boleh membiarkan atasan kesayangan mereka menunggu lama. Semua anggota tim nya memang sangat loyal, mereka mengagumi dan menghormati atasan mereka. Karena bagi mereka Andrew merupakan atasan yang memang patut menjadi seorang pimpinan.

Riana ikut mengunyah makanannya dengan cepat, dia juga ingin secepatnya bertemu dengan idolanya yang kini menjadi atasannya itu, dia tidak sabar untuk segera memberikan kesan terbaiknya.

Setelah membayar makanan mereka dan membungkus satu porsi seafood pesanan Andrew, Sandra dan tim kembali ke gedung. Mereka sampai disana hanya dalam waktu sepuluh menit karena tempatnya memang dekat. Sesampainya di kantor mereka, Sandra langsung menuju ke ruang CEO tempat Andrew berada dan mengetuk pintunya terlebih dahulu sebelum masuk.

"Masuk!!"

"Pak, ini seafood pesanan anda." Sandra melangkah mendekati meja Andrew kemudian meletakkan bungkusan makanan yang cukup mewah itu diatas meja.

"Ok thanks, meskipun aku agak kecewa karena kau tidak mengajakku makan bersama anggota tim yang lain."

"Ppfftt" Sandra tertawa sambil menutup bibirnya dengan sebelah tangan, "Maaf Pak, saya tidak tahu kalau anda akan kembali di saat jam makan siang, dan kami juga hampir melewatkan jam istirahat kalau bukan karena diingatkan oleh anggota baru kita."

Andrew mengerutkan keningnya sambil berkata, "Kenapa kalian bisa lupa dengan jam istirahat? Aku tahu kalau sekarang kita sedang dalam masa sibuk, tapi jangan sampai kalian ini overwork, kesehatan kalian harus diutamakan."

"Iya maaf Pak, lain kali tidak akan terulang."

"Good, aku gak mau kalau kau sampai jatuh sakit San, yang lain juga."

Pipi Sandra sedikit memerah, Andrew memang selalu perhatian, tapi dia tahu kalau perhatiannya itu hanya sebatas perhatian seorang rekan dan sahabat, tidak lebih, dan dia juga tidak pernah berharap lebih. Menjadi orang kepercayaannya saja sudah merupakan hal yang terbaik yang terjadi dalam hidup Sandra, dia sadar akan batasan yang tidak boleh dia lewati.

"Ok" Jawab Sandra singkat.

Andrew tersenyum melihat ekspresi Sandra yang tersipu, dia paling suka melihat ekspresi wajah nya yang mudah tersipu tapi selalu berusaha untuk tetap terlihat cool. Dia menyukai gadis dihadapannya itu dari dulu, tapi dia tidak pernah tahu arti dari rasa sukanya itu. Dia merasa nyaman dengan bersamanya karena itulah dia selalu berusaha untuk menempatkannya didekatnya. Dan Sandra selalu dengan setia mengikutinya.

Tidak ada kisah asmara yang terselip diantara keduanya, atau mungkin sebenarnya mereka hanya tidak sadar dengan perasaan mereka masing-masing. Karena mereka belum tahu seperti apa rasanya jika mereka harus terpisah.

"Ah ya, tolong panggilkan anggota baru kita, aku belum bertemu dengannya".

"Baiklah, tunggu sebentar akan ku panggilkan Riana".

Sandra keluar dari ruangan Andrew, dan digantikan dengan kedatangan Riana yang tidak berselang lama.

"Selamat siang Pak".

"Masuk dan duduklah disini." Tunjuk Andrew ke kursi yang berada di depan mejanya.

Dengan dasa yang berdegup kencang, Riana berjalan mendekati meja Andrew, dan menduduki kursi di hadapannya dengan perlahan.

"YA TUHAANNN.... Dia terlihat jauuhh lebih tampan jika dilihat secara langsung, bagaimana ini jangan sampai aku pingsan."

Oceh Riana didalam hati sambil memegang erat pegangan kursi dan mata yang tertuju pada Andrew wajah tampan Andrew

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!