Anggota Tim

Baru beberapa jam aku duduk didepan komputer, tapi rasanya sudah sangat melelahkan. Lebih baik aku lari berkeliling lapangan yang menguras tenaga daripada duduk seharian tapi menguras pikiran. Setidaknya badanku akan terasa segar setelah berkeringat, pekerjaan yang menggunakan pikiran itu lebih melelahkan tapi tidak membuat tubuhku mengeluarkan keringat, tapi setidaknya kali ini aku mengahasilkan uang dari ini.

Aku sudah terbiasa mengerjakan sebuah laporan, tapi masalahnya laporan yang harus aku buat kali ini terlalu mendadak dan terkesan baru bagiku. Bagaimana tidak, ini adalah hari pertamaku bekerja disini dan aku sudah disuruh merangkum hasil rapat kemarin yang mana kemarin aku masih berstatus sebagai pengangguran. Aku bahkan tidak tahu apa yang mereka bahas di rapat itu, jadi aku harus membaca semuanya terlebih dahulu sebelum membuat rangkumannya dan menyerahkannya kepada ketua tim nanti.

"Aargh..akhirnya sudah waktunya istirahat."

Aku meregangkan badan ku dan bangkit dari kursi setelah aku melihat jam di tanganku yang menunjukkan waktu sudah lewat tengah hari. Tapi saat aku melihat sekelilingku, rekan rekan satu timku masih sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Tadi pagi aku bahkan belum sempat berkenalan dengan beberapa orang yang datang setelah aku masuk.

Mereka langsung duduk dan sibuk di meja masing-masing setelah mereka memasuki ruang ini. Mungkin aku bisa berkenalan dengan mereka nanti saat istirahat makan siang, begitulah pikirku, tapi melihat keadaan sekelilingku, aku meragukan kalau aku bahkan bisa menyapa mereka saat ini. Aku memberanikan diri untuk berjalan menghampiri meja Bu Sandra, ketua tim kami untuk bertanya mengenai jam istirahat. Aku terlalu gugup dan bersemangat tadi pagi sampai lupa sarapan, aku bisa pingsan kalau aku juga harus melewatkan makan siang.

"Um..Bu Sandra, sekarang sudah lewat tengah hari, apa saya boleh istirahat makan siang?" Tanyaku setelah aku berada di depan mejanya.

"Sekarang sudah lewat tengah hari?" Dia malah balik bertanya, "Ya ampun aku terlalu fokus bekerja, maaf ya Riana kamu pasti merasa terabaikan dihari pertama kamu bekerja, ayo kita istirahat bersama!" Ajak Bu Sandra sambil membereskan beberapa file di atas mejanya lalu kemudian dia berdiri dan menepuk nepuk tangannya sambil berkata.

"Tim waktunya istirahat, simpan dulu pekerjaan kalian, ayo kita makan siang bersama untuk menyambut kedatangan anggota baru kita."

Semuanya berhenti melakukan aktivitas yang sedang mereka kerjakan dan menoleh ke arah Bu Sandra, kemudian mereka menoleh ke arahku. Aku yang mendadak menjadi pusat perhatian tersenyum canggung sambil melambaikan tanganku "Hai".

"Ah iya aku lupa kalau kita akan kedatangan anggota baru hari ini." Ucap seorang pria yang terlihat sedikit lebih tua dariku, dia duduk agak jauh dariku, dan dia salah satu dari enam orang yang belum sempat berkenalan dengan ku tadi pagi.

"Mejamu ada dipojok sih, dan terhalang badan Pak Bambang yang endut. Wajah cantikmu jadi ga keliatan." Lanjut seorang pria lain, kali ini dia terlihat seumuran denganku, atau mungkin lebih muda.

"Hush kalian ini, bilang saja kalau kalian sudah pikun, ckckck kasihan sekali padahal kalian ini masih pada muda". Balas Pak Bambang yang merasa tidak terima dirinya dibilang gendut.

"Sudah sudah bercandanya ya, kalian tidak lapar apa? Ayo cepat semuanya bangkit dari meja kalian, kita ke restoran China yang ada disebrang kantor." Ucap Bu Sandra sambil mengambil tas tentengnya.

Kami pun berjalan beriringan menuju pintu lift, untungnya ada dua lift jadi kami membagi dua kelompok sehingga kami bisa turun diwaktu yang sama.

Sesampainya di restoran kami diarahkan kesebuah meja bundar oleh seorang pelayan, untungnya diperjalanan singkat kesini salah satu rekanku menelpon restoran ini untuk membooking tempat terlebih dahulu.

Sambil menunggu hidangan disajikan, kami mengobrol ringan sekalian saling memperkenalkan dan mengakrabkan diri, rekan satu tim ku terdiri dari empat pria dan lima wanita yang kini menjadi enam dengan kehadiranku.

Para pria terdiri dari Pak Bambang yang paling senior, Reyhan yang tadi bilang bahwa dia lupa bahwa akan ada anggota baru, Daniel yang tadi menggoda Pak Bambang, dan terakhir Adam, dia agak pendiam tapi tidak terlihat jutek, sepertinya dia hanya tidak suka banyak bicara.

Para Wanita terdiri dari Bu Sandra sebagai ketua tim, Anna, Danisha, Mia dan Stella. Mereka semua ramah dan cukup menyenangkan diajak berbincang. Sepertinya aku akan betah bekerja bersama mereka. Tapi satu hal yang masih mengganggu pikiranku.

"Oh ya ka Stella, apa CEO kita hari ini tidak masuk kerja? Ruangan beliau satu tempat dengan kita kan? Tapi aku belum melihatnya, atau dia masuk lewat pintu rahasia?" Tanyaku penasaran.

Bukannya langsung menjawab, Stella malah tertawa dan membuat orang disekitar kita menoleh ke arah kami, "Kau kerasukan apa Stel?" Tanya si usil Daniel.

"Riana ini ternyata lucu ya, masa dia nanya apa Pak Andrew masuk lewat pintu rahasia, hahaha emangnya kita ini FBI?"

Tawa Stella semakin pecah kini diiringi dengan tawa dari yang lainnya, padahal aku tidak sedang berusaha melawak loh, pertanyaan itu murni berasal dari rasa penasaranku, ya siapa tahu saja kan, seperti di film film yang para CEO atau Presdir nya memiliki ruang rahasia di ruangannya. Ah sepertinya aku memang terlalu banyak menonton film.

"Pak Andrew mengantarkan keponakannya ke sekolahnya dulu pagi ini, dan dia juga ada jadwal survei kelapangan hari ini, jadi kemungkinan dia akan masuk setelah makan siang atau mungkin dia tidak akan ke kantor hari ini." Bu Sandra menjawab pertanyaan ku mewakili Stella, kemudian dia mengisyaratkan tangannya agar aku mendekat ke arahnya, dan dia berbicara setengah berbisik di dekat telingaku.

"Untuk ruang rahasia...., sepertinya Pak Andrew memang memiliki ruang macam itu di ruangannya. Karena Pak Andrew tidak suka jika ada yang masuk ke ruangannya saat dia tidak ada, sepertinya dia memang menyembunyikan sesuatu di ruangannya."

"Apa yang disembunyikannya?" Tanyaku makin penasaran.

"Yang dia sembunyikan...." Kali ini bukan hanya aku, sepertinya rekan rekanku yang lain juga mendengar apa yang Bu Sandra katakan karena mereka ikut ikutan mencondongkan badan mereka ke arah Bu Sandra untuk mendengar jawabannya, "Hanya dia dan Tuhan yang tahu, hahaha."

"Yaaahhh." Ucap kami hampir bersamaan.

"Aku pikir Ibu beneran tahu apa yang Pak Andrew sembunyikan diruangannya." Ucap Mia.

"Huh, dasar kalian tukang gosip." Ucap Adam yang sedari tadi tidak banyak bicara.

"Kau sendiri?? Kenapa ikut ikutan nguping?" Kali ini Anna yang berbicara.

"Sudah sudah, aku hanya bercanda, Pak Andrew memang agak tertutup tapi dia orang yang baik, gosip tentangnya itu sama sekali tidak benar, aku sudah mengenalnya semenjak kami masih duduk di bangku SMA."

"Gosip? Gosip macam apa mengenai beliau?"

Penjelasan Bu Sandra malah memunculkan rasa penasaranku yang lain, saat pertama aku melihat wajah CEO kami itu di tabloid dan membaca profil nya, aku langsung mengaguminya, setelah itu aku berniat untuk bisa bekerja di perusahaannya, maka dari itu aku sangat senang saat akhirnya aku diterima disini, akhirnya aku bisa bertemu dengan idolaku. Tapi apa yang baru saja aku dengar, ada gosip tentang beliau?.

Diwaktu yang bersamaan, nakanan yang kami pesan akhirnya datang, dan acara bincang-bincang kami pun terputus dilanjut dengan acara makan. Pertanyaan terakhir ku masih belum terjawab, dan sepertinya memang tidak ada yang mau menjawab, terbukti dengan mereka yang seakan akan mengalihkan pembicaraan kepada makanan yang tersaji dihadapan kami. Sepertinya aku harus mencari tahu sendiri, gosip macam apa yang menimpa idolaku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!