Jam istirahat makan siang, adalah jam istirahat yang paling lama, cuma setengah jam sih. Akan tetapi, setengah jam akan terasah lama, jika kita memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin.
Kebanyakan orang pasti akan memanfaatkannya untuk makan siang, begitu juga dengan tiga sahabat ini. Namun bedanya, orang normal pasti akan ke kantin atau memakan bekalnya, namun Brody, Joni dan Leo.
"Aman?" tanya Joni.
"Aman" jawab Leo.
Joni menyingkirkan dedaunan yang menuntun bagian bawah pagar kawat. Saat dedaunan tersebut sudah disingkirkan, ada sebuah lubang yang cukup untuk dilewati manusia.
"Mantap, Hari ini kita makan apa? bakso?" tanya Joni.
"Empat hari berturut kita sudah makan bakso, masak bakso lagi" jawab Leo.
"Tunggu, mana Brody?" Joni bertanya karena dia baru menyadari, bahwa Brody tidak ada bersama mereka.
"Tadi dia diminta Bu Zahra untuk membantu membawakan buku tugas-tugas kita tadi ... hari ini kan paketnya" Jawab Leo.
"Tumben nurut, lagi kesurupan apa dia?"
"Pocong kali"
"Bahaya dong, loncat-loncat mulu nanti Brody"
"Aku ganti kuntilanak dah"
"Bisa terbang dong"
"Terus apa!? Dia tidak kesurupan dia aman! Dah gitu aja! ... Ribet banget diikuti belok malah lurus"
"Kalo tidak kesurupan ... Pasti nanti akan terjadi bencana"
"Ya... Akan ada bencana tsunami keknya"
"Mati dong kita"
"Bodoh amat!"
Tanpa mereka sadari, mereka sedang diawasi oleh dua pocong di samping mereka, di punggung salah satu pocong ada bercak darah yang membentuk tulisan, SMA.
Disisi lain, seperti yang diomongkan Leo, Brody sedang membantu Bu Zahra membawakan buku tugas. Brody telah sampai di ruangan guru.
"Bu, mana mejanya Bu?" tanya Brody sambil berhenti berjalan secara mendadak.
"Aduh, ah... Yang paling belakang kanan urutan nomor dua" Bu Zahra tidak sengaja menabrak Brody.
Bu Zuhra, umur 24 tahun, seorang guru Matematika di SMA khusus laki-laki. Dia orangnya sangat cantik dan seksi, tapi dia dikenal sebagai guru yang paling disiplin dan sangat dihormati oleh murid-muridnya.
"Disini kan Bu?" -Brody menaruh bukunya- "Ya udah kalo gitu Bu, saya pamit dulu"
"Tunggu, kamu kira aku hanya menyuruh mu untuk membawakan buku-buku ini ...? Sebenarnya aku sendiri juga bisa membawanya"
"Ya, kalo gitu bawa aja sendiri dari tadi ... Ngapain suruh-suruh aku segala"
"Pus up sepuluh kali!"
Brody pun pus up sepuluh kali dengan cepat. Bukanya menyesal, tapi muka Brody menunjukkan sangat senang melakukan pus up. Bu Zuhra duduk dan langsung membuka laptopnya.
"Brody, akhir-akhir ini kamu mengalami penurunan nilai dalam nilai tugas harian mu ... Seharusnya kamu mengalami peningkatan bukan malah turun" ucapan Bu Zahra
"Lah, memangnya nilai ku sebelumnya berapa Bu?" tanya Brody.
"Nilai rata-rata kamu 45, tapi bulan ini rata-rata nilai kamu 44"
"Lah kan cuma turun satu nilai, kok jadi masalah? Dari pada Joni Bu" -Brody melihat nilai rata-rata Joni- "Lah kok 60! Leo ... Leo pasti cuma" -Melihat nilai rata-rata Leo- "Lah kok 65!"
"Terima saja kenyataan, Dari dulu kamu itu peringkat terakhir"
Ada seekor tikus keluar dari lemari, Tikus itu membawa selembar kertas yang ada Badaknya. Apa? Kalina kira SMA.
Kita kembali ke Joni dan Leo, mereka berdua duduk melamun melihat awan. Mereka sudah 15 menit menunggu Brody.
"Tahu ... Tahu apa yang dinanti kebanyakan orang?" tanya Joni.
"Tahu yang disukai banyak orang?" Leo kembali bertanya.
"Hampir seperti itu lah"
"Tahu bulat?"
"Salah, yang benar, tahu(n) baru"
"Ha, ha ... kok gak lucu Jon"
"Ya udah lah SMA"
Bu Zuhra dan Brody saat ini berada di ruangan untuk merokok, ruangan yang hanya seluas 2×2 meter dan hanya di tutupi oleh korden. ruangan ini dibuat karena peraturan sekolah yang tidak diperbolehkan untuk merokok, karena bisa mempengaruhi para murid. Karena itu lah, dibuat lah ruangan ini, yang berada di paling belakang ruangan guru.
Saat ini Brody sedang di uji nafsunya, mulai dari nafsu makan hingga nafsu keinginannya untuk merokok. Tepat didepannya, Bu Zahra sedang merokok dengan secangkir kopi di atas meja dan bekal makan siangnya yang tercium sangat lezat.
Brody menelan air liurnya "Bu, Mau sampai kapan aku disini Bu?"
"Hem, Selesaikan soal itu dulu, baru kamu boleh pergi" jawab Bu Zahra.
"Tapi aku sedang lapar Bu, mana bisa aku mengerjakan soal ini"
"Ini demi kebaikan mu! Aku sebenarnya juga males melakukan ini, nilai kamu pasti akan terus menurun"
Tanpa disadari, seekor tikus masuk keruangan merokok. Tikus tersebut mulai menaiki kaki Bu Zahra, tapi bu Zahra tidak menyadarinya. Namun saat tikus tersebut sudah sampai di pangkuan Bu Zahra. Bu pun menyadari kalo ada seekor tikus di pahanya.
"Ha...! Tikus...!" Bu Zuhra langsung Paniki tidak karuan.
Bukanya kesenggol dan jatuh kelantai. Puntung rokok yang dia pegang dia lempar begitu saja dan mengenai wajahnya Brody.
"Tenang bu, tenang" -Rokok mengenai wajahnya Aduh! Panas...!" Terikan Brody.
Brody pun terkejut dan langsung refleks untuk berdiri. Namun saat dia berdiri, kaki kirinya tidak sengaja membentur meja dan itu membuat kopi Bu Zahra ingin tumpah mengenai Bu Zahra.
Brody yang melihatnya, dia pun menangkap gelasnya dengan capat. Cipratan kopinya sangat panas, tapi Brody berusaha untuk menahan rasa sakitnya.
Setelah itu Brody mengambil tikus di payudara Bu Zahra dan langsung membuangnya keluar tikusnya dari ruangan. Didalam ruangan sudah sangat kacau dan berantakan.
"Bu ... Bu Zahra tidak apa-ap-" Brody berhenti berbicara, karena pemandangan yang dia lihat adalah, dua gunung yang kehilangan lapisan luarnya dan hanya menyisakan lapisan dalam.
Bu Zahra perlahan membuka matanya dan dia pun melihat Brody sedang fokus melihat satu objek. Bu Zahra pun sadar dengan apa yang dilihat oleh Brody, dia merasa agak mau dan langsung menutup bagian tersebut.
"Apa yang kamu lihat!? Pus up seratus kali!" Terikan Bu Zahra.
"Hah, Apa? Usap seratus kali? Kalo diminta mah, tanpa ragu-ragu, he-he-he" ucapan Brody.
Lima menit kemudian, Brody menjalani hukuman pus up dua ratus kali, ini karena dia ingin macam-macam dengan Bu Zahra. Selagi menjalani pus up, Brody menahan rasa perih pada telapak tangan kanannya, namun Brody masih bisa melakukan pus up dengan normal. Maaf, mau selesai, tidak ada SMA.
Secara kebetulan, tiga sahabat ini berpapasan di saat berjalan di taman sekolah. Brody yang baru yang dari ruang guru mau masuk kelas, Joni dan Leo, yang dari belakang gedung sekolah juga mau masuk sekolah. Meskipun niat awal mau masuk sekolah, pada akhirnya mereka bolos, pergi ke kantin sekolah.
Sebenarnya Bu kantin tidak mengizinkan mereka, karena ini sudah jam masuk sekolah. Akan tetapi, melihat mereka bertiga yang seperti mayat hidup, Bu kantin pun.
"Aku tidak peduli apa yang telah terjadi pada kalian bertiga" -Bu kantin tersenyum- "Masuk lah, ku buatkan mie instan gratis untuk kalian"
Mereka pun masuk dan Bu kantin memaksakan mie instan. Mie pun jadi dan langsung diberikan ke mereka bertiga.
"Terimakasih dan maaf telah merepotkan" ucapan mereka bertiga secara bersamaan.
"Sama-sama" Bu kantin pun langsung pergi keluar lagi, untuk membeli bahan-bahan baut masakan besok.
Saat Saling berpapasan dan sampai saat ini, tidak ada percakapan maupun saling tanya diantara mereka.
Brody merasa tidak enak karena telah membuat Joni dan Leo menunggu sampai jam masuk sekolah. Disisi lain, Joni dan Leo merasa simpati saat melihat luka-luka yang ada pada diri Brody.
Tanpa kata-kata, mereka sudah saling memaafkan dan saling memahami satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments