Chapter 3. Menjenguk

Sinar matahari tenggelam, menambah warna merah darah di jalanan makin cerah. Orang-orang disekitar pada kebingungan dan panik harus berbuat apa.

Xin-chi hanya duduk terdiam, dia sangat syok melihat Joni ditabrak bus tepat didepan matanya. Tangannya gemetaran, begitu juga dengan kakinya. Kakinya sangat lemas, dia tidak bisa berdiri apa lagi untuk berjalan menjauh.

Tiba-tiba, ada seseorang yang menyentuh pundaknya.

"Kya...!" Xin-chi sangat terkejut.

"woi-woi, ini aku! Joni"

"Eh"

"Haha, syukurlah kamu terlihat baik-baik saja"

"Eh, kenapa kamu masih hidup?" tanya Xin-chi.

"Kalo di tanya seperti itu sih, sulit juga jawabnya"

"Kenapa kamu masih hidup!? Ya ampun, padahal tadi lagi bagus-bagusnya adegan sedih, semuanya hilang gara-gara kamu! Kenapa kamu masih hidup!?"

"Ya, dari awal ini novel komedi, mana ada adegan kek gitu ... Lagi pula, aku adalah tokoh utama disini ... Kalo aku mati, tamat juga novel ini"

Polisi dan ambulan baru sampai di lokasi kecelakaan. di belakang mobil polisi, ada stiker yang bertuliskan, SMA.

"Kita pindah dulu, Gak enak juga kalo ngobrol di tengah jalan ... Bisa berdiri?" tanya Joni.

"Maaf, kaki ku tidak bisa berhenti getar dan aku tidak memiliki tenaga untuk berdiri" jawab Xin-chi.

Tanpa berbasa-basi, Joni dengan tiba-tiba, menggendong Xin-chi seperti tuan putri.

"Wo-woi! apa yang kamu lakukan?"

"Kamu tidak bisa berdiri kan? Aku cuma membantu mu minggir dari tengah jalan"

Ahh ~ Joni batin Xin-chi, saat ini Joni terlihat sangat berkilau di mata Xin-chi.

Joni membawa Xin-chi pergi ketempat yang lumayan jauh dari tempat kecelakaan terjadi. Joni tidak ingin berurusan dengan polisi, apa lagi kalo harus menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan polisi. Orang Indonesia pasti tau, Hubungan antara TNI dan polisi. Ingat, Joni adalah anak dari seorang perwira TNI.

Joni menurunkan Xin-chi "Huu ~ Kayaknya sudah lumayan jauh, kita aman disini" kata Joni.

"Aku tidak tau 'aman' apa yang kamu maksud ... Tapi, kamu baru berjalan 10 meter loh" kata Xin-chi.

"Ya kah?"

"Jangan bilang kamu tidak menyadarinya ... SMA"

Mereka duduk di bangku umum di trotoar. Selagi duduk, mereka melihat para petugas yang lagi menangani korban kecelakaan.

"Hei, Joni ... Apa benar kamu baik-baik saja?" tanya Xin-chi.

"Pertanyaan itu lagi, bisa kamu lihat sendiri kan, aku baik-baik saja" jawab Joni.

"Tapi kamu tadi ketabrak bus kan? Mana mungkin baik-baik saja"

"Ya... Aku memang tadi beneran ketabrak bus, untungnya tadi ada mobil di depan ku ... Sebelum aku terhimpit antara bus dan mobil, mobil didepan ku tadi, ku gunakan untuk tanjakan untuk naik keatas bus.

"Aku baik-baik saja kok, gak usah mengkhawatirkan aku lagi, santai saja ... Lihat, aku masih bisa tersenyum kan"

Tiba-tiba hati Xin-chi terkena suatu serangan. detak jantungnya berdebar sangat kencang dan dia merasakan, ada sesuatu yang spesial dari Joni.

"Si-siapa juga yang mengkhawatirkan mu ... Itu salah mu sendiri, kenapa kamu mendorong ku secara tiba-tiba" kata Xin-chi sambil menunduk, Xin-chi tidak sanggup melihat wajahnya Joni lagi.

"Haha, maaf-maaf" kata Joni

"Ehh, kenapa kamu minta maaf ... Seharusnya aku lah yang mengucapkan itu ... dan juga, te-terimakasih telah menyelamatkan ku"

Selesai berbicara, Xin-chi menengok Joni. Ternyata, Joni sudah tidak sadarkan diri. Atau lebih tepatnya, Joni sudah pingsan.

Setidaknya aku sudah berterimakasih kan? Tunggu, masak aku lagi harus ngomong SMA. Batin Xin-chi.

Joni dibawah kerumah sakit, dia pingsan selama 1 jam dan semua keluarganya sudah ada disana. Kedua orang taunya dan semua saudaranya, sangat menghawatirkan Joni.

Sekarang jam tujuh pagi dan Joni masih tidur. Karena Joni masih tidur, kita beralih dulu ke karakter yang lain, yak nih Brody dan Leo yang ingin berangkat ke sekolah. Mereka berkendara lewat jalan pinggir sungai.

Yes, mantap! Di chapter sebelumnya aku tidak ada, kali ini aku harus kocak ... kudengar, kalo kita kocok di novel komedi, kita akan dapat jatah tampil lama batin leo.

"Hei, Leo" panggil Brody

"Ada apa? bro-" ban motor Leo kesandung batu, dia kehilangan keseimbangan dan jatuh nyemplung ke sungai.

"Awas ada batu"

"Telat!"

Leo baik-baik saja, dia keluar dari sungai dan melanjutkan perjalanan.

Sial, baru tampil sudah basah kuyup kayak gini ... Hem, gak papa, yang penting tadi terlihat kocak kan batin Leo.

"Leo, awas ada bola" peringatan dari Brody.

"Hah! Mana-mana ...? Uhk" Air liur Leo muncrat kemana-kemana, kepalanya terkena bola dari belakang, dia terjatuh dan nyemplung ke sungai kedua kalinya.

"Bola di belakang mu"

"Kalo kasih peringatan yang jelas!"

Leo masih baik-baik saja, dia langsung keluar dari sungai dan melanjutkan perjalanan.

Bodoh amat masalah tampil ... Kalo kek gini mah, gak usah tampil juga gak papa batin Leo.

"Hei, Leo" Panggil

"Sekarang apa lagi...? Diam, kumohon diam ... Sekali kamu ngomong, pasti aku dapat sial" kata Leo.

"Sekarang bukan kamu saja yang sial, aku juga sial ... Gerbang sekolah sudah ditutup, kayaknya kita telat"

"Mau mampir ke warung?"

"Gas"

Televisi yang ditonton pak satpam, tiba-tiba ada tulisan, SMA.

Jam empat sore, Joni sedang duduk sendirian di atas kasur rumah sakit. Namun tak lama kemudian, Brody dan Leo berkunjung kerumah sakit.

"Brody, Leo ... Akhirnya kalian datang, aku tadi sudah sangat bosan" kata Joni.

"Aku datang karena biar tampil agak lama" Kata Leo.

"Sama, aku juga" kata Brody.

"Aku akan pura-pura tidak dengar yang barusan kalian katakan ... Jujur, itu sangat menyakitkan loh"

Brody dan Leo duduk di samping Joni. "Ngomong-ngomong, kita main tebak-tebakan yuk" Ajakan Brody.

"Terdengar kekanak-kanakan sih, tapi ayo" Jawab Leo.

"Temanya apa?" tanya Joni.

"Bebas, asalkan lucu ... Untuk memulai, kita batu, gunting, keras untuk menentukan siapa yang memberi pertanyaan" penjelasan Brody.

Mereka bertiga siap-siap untuk melakukan batu, gunting, kertas.

"Batu gunting kertas!" ucapan Brody, Leo dan Joni, secara bersamaan.

"Hem... Seri ya" Kata Joni.

"Ulang!" kata Brody.

"Batu! Gunting! Kertas!" Ucapan bersamaan lagi.

"Ulang!" Kata Brody, karena pada batu semua.

"Batu! Gunting! Kertas!" Ucapan bersamaan lagi.

"Ah...! Ulang!"

Mereka melakukan Batu, gunting, kertas Terus-terusan Karena selalu seri. Setengah Jam kemudian, mereka pun kelelahan karena terus berteriak.

"Haus... Air, air..." Kata Brody.

"Sudahlah, lupakan batu, gunting, kertasnya ... kita langsung mulai saja" kata Joni.

"Tapi siapa yang kasih pertanyaan?" Tanya Leo.

"Ah, karena hari ini kita datang untuk menghibur Joni" Kata Brody.

"Jadi!" Teriakan Joni.

"Jadi biar Joni yang memberi pertanyaan" kata Brody

Aku tidak tau yang menghibur, mana yang harus dihibur batin Joni.

Joni sedang memikirkan suatu pertanyaan, tentu saja dia sedang memikirkan pertanyaan yang sulit untuk dijawab Brody dan Leo.

"Ah, aku sudah dapat pertanyaan" kata Joni.

"Ah, aku tau jawabannya" ucap Brody.

"Sabar... Pertanyaan belum aku omongkan ... Kalian tau kan, kalo di Indonesia ada yang namanya kesurupan" perkataan Joni.

"Ah... Tau-tau" kata Leo

"Pernah lihat di internet sih ... Manusia yang kesurupan setan, bertingkah laku seperti setan" kata Brody.

"Ya, benar-benar ... Aku punya pertanyaan mengenai itu ... Apakah pocong masih bisa loncat, Jika dia merasuki orang lumpuh?" tanya Joni.

"Bro, bawah senter?"

"Maaf, handphone ku baterainya habis"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!