Chapter 2. Setelah lulus sekolah

"Oke anak-anak, waktu habis, waktunya untuk menunjukkan hasil kalian ... Semoga saja kali ini kalian tidak membuat aku marah" Kata Bu guru Salsa.

Bu Salsa, umur 28 tahun, seorang guru dari sekolah khusus laki-laki. Dia adalah wali kelas 2D, yak nih kelasnya Brody, Joni, dan Leo.

Hari ini Bu Salsa memberikan tugas untuk menulis tujuan setelah lulus sekolah. Tentunya ini sangat berpengaruh nanti saat di kelas tiga.

"Oke, kita mulai dari urut absen nomor satu ... Nomer satu! Silakan tunjukkan tujuan mu setelah lulus sekolah" kata Bu Salsa.

Nomer satu adalah nama murid yang absen satu. Karena aku tidak terpikirkan suatu nama, jadi kita sebut saja nomor satu. Lagi pula dia adalah karakter sementara, ngapain pula harus dikasih nama.

Nomer satu pun berdiri "Setelah lulus sekolah, aku ingin menjadi menjadi pelindung masyarakat, melayani masyarakat, membelah kebenaran, dan memusnahkan kejahatan"

"Oh, apakah kamu ingin menjadi polisi?" tanya Bu Salsa.

"Tidak, bukan polisi ... Aku ingin menjadi Ultraman!"

"Oke, silakan keluar, renungkan lagi masa depan mu diluar" perintah Bu Salsa.

Nomer satu pun berjalan keluar dengan perasaan sedih. Kepalanya pun menunduk saat berjalan.

"Ha... Hampir saja aku marah diawal-awal ... Oke lanjut, nomer dua" kata Bu Salsa.

Nomer dua berdiri "Setelah lulus sekolah, aku ingin melindungi masyarakat, melayani masyarakat, membelah ke-"

"Silakan keluar" Bu Salsa memotong pembicaraan nomor dua.

"Heh! Aku kan belum selesai ngomong Bu, Kenapa harus disuruh keluar?"

"Palingan kamu ingin menjadi power ranger merah"

"Salah ... Aku ingin menjadi power ranger pink"

"Keluar!"

Nomer dua pun keluar dengan bersedih seperti nomor satu.

"Sabar-sabar ... Lanjut, nomor tiga"

Nomer tiga berdiri "Setelah lulus sekolah, aku ingin menjadi guru"

"Wah, akhirnya ada yang normal ... Guru apa?" tanya Bu Salsa.

"Guru TK! Hehe, dengan begitu aku bisa melihat, meraba, dan memotret para loli sepuas ku"

"Halo pak polisi, ya... Disini aku memiliki murid yang bermasalah" Bu Salsa menelpon polisi.

Polisi pun datang dan menangkap nomor tiga. di kantor polisi nomer tiga diberi nasehat seharian penuh.

"Oke lanjut, Brody! Sekarang giliran mu"

Brody berdiri "Setelah lulus sekolah, aku ingin menjadi pemain Basket tingkat nasional"

"Dah, gitu doang?"

"Ya... Gini dong, memangnya apa lagi?"

"Lah kok gak lucu! Dimana leluconnya!? Lelucon!"

"Maunya apa sih!?"

"Keluar!"

"Lah kok aku disuruh keluar!"

Dikelas sebelah, Pak guru yang lagi mengajar, sedang menulis sesuatu yang besar, sampai-sampai memenuhi papan tulis. Dia menulis, SMA.

Semua murid keluar semua dan hanya tersisa Joni yang masih didalam kelas.

"Aduh, pusing banget kepala ku ... Kenapa dulu aku ingin menjadi seorang guru ya? Aku lupa alesan ku ingin menjadi seorang guru" Bu Salsa berbicara sendiri.

Bell pulang sekolah telah berbunyi "Ha... Kalian yang di luar, boleh masuk sekarang ... Buat ulang tujuan kalian setelah lulus sekolah dan tidak boleh pulang sebelum selesai ... Dan kamu Joni, kamu boleh pulang duluan"

"Hore... Tunggu, memangnya tadi tujuan ku apa?" tanya Joni.

"Tidak tau, tidak ada didalam naskah, pokonya kamu aman"

Joni bingung, harus senang, tapi tidak tau penyebabnya apa. Jadinya dia bingung haru berekspresi seperti apa. Dia membayangkan tulisan SMA.

Saat Joni berada di parkiran, dia mendapatkan pesanan mendadak dari ibunya. pesan itu tertulis, kalo Joni harus berbelanja dulu sebelum pulang kerumah. Dia disuruh untuk membeli bawang putih, bawang merah, dan cabai.

Joni pun berhenti di supermarket, karena pasar sudah pasti tutup di jam setengah lima sore. Tapi kalo buka, pasti itu pasar malam. Yang tentunya tidak ada bawang dan cabai, adanya cuma orang pacaran.

Saat Joni lagi berbelanja dia tidak sengaja bertemu dengan teman masa kecilnya.

"Xin-chi, woi Xin-chi...!" terikan Joni.

Xin-chi, umur 16 tahun, kelas dua SMA. Dia bersekolah di sekolah selatan, yak itu sekolah campuran pada umumnya. Dia kenal Joni saat masa SD dulu. Dia orang China murni, dia tinggal di Indonesia karena pekerjaan orang tuanya dan dia juga sering pindah-pindah tempat, itu juga karena pekerjaan orang tuanya.

"Kamu... Joni?" Kata Xin-chi.

"Haha, benar ini aku, Joni"

"Joni siapa ya? Aku punya kenalan banyak yang namanya Joni"

Jadi cewek cantik kayaknya susah batin Joni.

Setelah di jelaskan oleh Joni selama bermenit-menit "Oh... Joni teman saat SD... Haha, maaf-maaf baru ingat" kata Xin-chi.

"Ada keperluan apa kamu kesini?" Tanya Joni.

"Aku sudah mulai tinggal lagi di kota ini ... sudah satu bulan aku disini" jawab Xin-chi.

Tunggu, rasanya kok gak nyambung dengan pertanyaan ku ya ...? Tapi kalo dipikir-pikir, gak salah juga sih jawabnya Batin Joni.

Mereka sudah selesai berbelanja dan sudah membayar juga. Joni menawarkan kepada Xin-chi untuk mengantarkannya pulang. Akan tetapi, kedua ban motor Joni telah dicuri.

Yang benar saja woi kata batin Joni dan Xin-chi sama.

Karena itu, Joni dan Xin-chi pun berjalan kaki. Joni tidak jadi mengantar Xin-chi pulang, Dia hanya ingin menuju ke halte bus, kebetulan saja arah halte bus dan rumahnya Xin-chi sama.

"Eh... sekarang kamu bersekolah di sekolah selatan ... oh ya, aku bersekolah di SMA khusus laki-laki" kata Joni.

"Yang benar! Kenapa kamu pilih SMA khusus laki-laki?"

Karena judul novel ini SMA Batin Carli.

Tiba-tiba, ada seekor kucing muncul Xin-chi pun berlari menghampiri kucing tersebut

"Wah... Kucingnya lucu banget...!"

"Eh, lucu? Emangnya kucingnya bisa membuat lelucon?"

"Maaf, aku salah ngomong ... wah, kucingnya imut banget"

Xin-chi terlihat sangat senang mengelus-elus kucing. karena Joni melihat hal tersebut, Joni pun ingin mencoba untuk mengelus-elus juga.

"Xin-chi" panggil Joni.

"Hem, Ada apa?" jawab Xin-chi.

"Bo-boleh kah aku ikutan mengelus-elus kucingnya?"

"Ah, maaf ... Kucingnya sudah pergi"

Sejak kapan? Batin Joni.

"Meow..." Artinya adalah, SMA.

Mereka pun melanjutkan perjalanan, setelah 50 meter berjalan, akhirnya mereka sampai di pertigaan dan dua meter dari pertigaan, terdapat halte bus.

"Bye-bye Joni... sampai ketemu lagi"

"Bye" kata Joni sambil berjalan menuju halte bus.

Saat baru sampai di halte bus, Joni melihat ada bus yang mau datang. Begitu juga dengan Xin-chi, lampu merah akhirnya menyala, itu menandakan, pejalan kaki boleh lewat. Akan tetapi, bus yang seharusnya berhenti di halte bus, dia malahan terus melaju dengan kencang.

Xin-chi sedang menyebrang jalan dengan tenang, dia tidak menyadari ada bus yang sedang mendekatinya. Tiba-tiba, Xin-chi pun didorong sangat keras oleh seseorang. Xin-chi terjatuh dan barang belanjaannya Berserakan kemana-mana. Xin-chi berbalik badan, dia ingin melihat seseorang yang mendorongnya tadi dan ternyata, yang mendorongnya adalah Joni.

Saat baru melihatnya sekilas, Joni pun tertabrak oleh bus dan busnya menabrak lagi dengan mobil lain didepannya. Bus dan mobil yang ditaburkan hancur berantakan dan aliran darah membanjiri jalan.

Xin-chi syok melihat kejadian tersebut, mentalnya belum siap untuk menerimanya. Sedah dipastikan, ini akan menjadi trauma seumur hidup.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!