"KENAPA KAU MENGUNCINYA!?" seru Darren membuat tubuh wanita yang mengunci pintu ruangannya tersentak kaget.
Sebelumnya Darren sudah mengecek CCTV bagian depan ruangan. Dan ternyata yang mengunci pintu ruangannya adalah Tessa, pengganti sementara sekretarisnya yang lama. Sebenarnya jabatan wanita itu hanya staf perusahaan biasa. Hanya saja Darren butuh sekretaris sebelum mendapatkan erasyang baru. Akhirnya Tessa di jadikan sekretaris sementara.
Tessa menundukan wajahnya. Ia sama sekali tidak berani menatap atasannya.
"Maaf, tuan. Saya sama sekali tidak tahu jika di dalam ruangan tuan ada Erina, sekretaris yang baru. Begitu tuan bilang akan pergi, saya mengunci ruangan tuan karena takutnya ada karyawan lain yang masuk," ucap Tessa memberi alasan.
Darren menatap Tessa penuh selidik. Wanita itu tidak pernah melakukan hal tanpa perintahnya. Ia merasa jika disini Tessa mungkin tidak rela jika jabatannya kembali di turunkan menjadi staf biasa setelah ia mendapatkan sekretaris baru, yaitu Erina.
"Jangan pernah melakukan hal apapun selain atas perintah ku. Sekali lagi kau melakukan hal ceroboh seperti kemarin, maka kau harus keluar dari perusahaan ini," ancam Darren.
"Maafkan saya, tuan. Saya janji tidak akan melakukan hal selain perintah tuan. Maafkan saya, jangan pecat saya, tuan," ucap Tessa sambil memohon.
"Ya sudah, kembali ke kubikelmu." Darren menujuk ke arah pintu meminta Tessa untuk segera keluar dari ruangannya.
"Baik, tuan," jawab Tessa patuh.
Wanita itu beranjak dari sana. Begitu berpapasan dengan Erina, dia menatap wanita itu sinis.
Darren menghembuskan napas berat seraya mengusap wajahnya. Kemudian ia menghampiri Erina yang berdiri tidak jauh dari tempat berdiri nya saat ini.
"Kenapa kau tidak berusaha menghubungi seseorang untuk meminta bantuan?" tanya Darren kemudian.
"Bagaimana aku bisa berpikir dalam keadaan panik?" balas Erina.
Darren menatap wajah wanita itu. Benar juga. Dalam keadaan panik seseorang tidak bisa berpikir apapun.
"Beruntung ada security yang menolongmu."
"Iya. Aku pikir kau yang sengaja mengunciku di ruanganmu, tuan."
"Aku tidak seburuk yang kau pikirkan," sahut pria itu kemudian melipir pergi dari sana.
"Tuan Darren tunggu, tuan. Tuan Darren ..."
Dengan cepat Erina menyusul langkah pria itu. Ia takut kejadian seperti kemarin terulang. Seharian terkunci cukup membuatnya menderita. Ia bahkan harus menahan lapar dan haus lantaran tidak bisa kemana-mana.
Erina mengejar langkah Darren yang terus saja berjalan.
"Tuan, tolong jangan tinggalkan aku sendiri lagi di ruanganmu. Aku takut seseorang kembali mengunciku di sana."
"Tidak usah khawatir. Kau dengar sendiri bukan, aku tadi sudah memberi peringatan pada Tessa. Jadi kau tenang saja, dia tidak akan berani melakukannya lagi."
"Tapi, tuan-"
Darren menghentikan langkahnya tiba-tiba. Ia membalikan badan lalu berdiri menghadap Erina.
"Apa yang kau takutkan?"
"Dia melirik wajahku dengan sinis. Aku rasa dia tidak suka kehadiranku. Mungkin karenaku membuat posisi dia di sini kembali tergeser."
Darren kembali menatap Erina dengan sangat lekat. Wajah keduanya sangat dekat seolah tidak ada lagi jarak di antara keduanya. Erina kembali di buat gugup, napasnya kembali tertahan.
"Tidak akan ku biarkan orang lain menyentuhmu selain diriku," bisik pria itu sebelum kemudian pergi dari sana.
Erina mematung di tempat. Ia berusaha menyadarkan dirinya dari bisikan pria itu barusan.
"Apa maksud ucapannya?" pikir Erina berusaha mencerna baik-baik ucapan Darren.
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Irmha febyollah
apakah Erina pacar si Daren yg lagi amnesia
2023-05-16
3
tina_sa
apakah sebelumnya darren sudah mengenal erina ya?
2023-01-25
1
Defi
Tessa ga rela Erina jadi sekretaris Darren.. Apalagi lihat sikap kamu Darren ke Erina makin2 Tessa ga suka ke Erina
2023-01-15
1