Erina membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur lantaran merasa lelah. Bukan lelah bekerja, namun seharian ia terkunci di dalam ruangan atasannya sendiri. Beruntung ada security yang datang lalu membukakan pintunya. Ia masih tidak habis pikir kenapa pria itu mengunci di ruangannya.
Dering panggilan masuk yang berasal dari ponsel yang tadi sempat ia lempar sembarang ke atas tempat tidur mengalihkan perhatiannya. Kedua matanya kini tertuju pada benda pipih yang tergeletak di jauh dari jangkauan tangannya. Tanpa pikir panjang lagi, ia segera mengambil ponsel tersebut dan melihat siapa yang meneleponnya.
"Nomor siapa ini?" gumamnya begitu layar ponselnya hanya mengeluarkan nomer tanpa nama.
"Kalau aku tidak jawab, takutnya penting."
Erina memutuskan untuk menjawab telepon tersebut. Ia bangun dan menggeser ikon hijam di layar ponsel ke atas. Lalu menempelkan benda pipih tersebut pada daun telinganya.
"Selamat malam, Erina."
Erina membulatkan mata begitu mendengar sapaan si penelepon. Ia kembali mengecek nomor si penelepon yang tidak memasang foto profil, namun penelepon berjenis kelamin pria itu mengetahui namanya.
"Malam," balas Erina. "Maaf, kau siapa?"
"Kau tidak mengenaliku?" pria di sebrang telepon balik bertanya.
"Aku tidak akan bertanya jika aku mengenalinya. Sekarang katakan saja, sebenarnya kau siapa? Dari mana kau mendapat nomor telepon ku?"
"Aku orang yang bertemu denganmu tadi pagi," jawab pria itu menciptakan kerutan dalam di kening Erina.
Orang yang aku temui tadi pagi? Pikir wanita itu dan berusaha mengingat siapa saja orang yang ia temui di pagi hari.
"Tukang bubur?" tebaknya.
Sepertinya pria di sebrang telepon terkejut begitu ia menebak siapa dirinya.
"Bukan," jawab pria itu.
"Driver taksi online?" tebak Erina lagi.
"Bukan."
"Lalu siapa?"
"Setelah turun dari taksi online. Kau bertemu siapa?"
Erina mencoba mengingat-ingat lagi. Kenapa pria itu tidak langsung mengatakan siapa dirinya saja, malah membuatnya harus berpikir keras.
"Aku tadi datang ke perusahaan Adipati Gemilang dan aku bertemu ..." Erina menggantung kalimatnya begitu pikirannya tertuju pada pria yang membuatnya terkunci di ruangan dia seharian.
"Tuan Darren???" seru wanita itu.
"Ternyata kau mengenaliku juga," sahutnya.
Kekesalan Erina kembali muncul. Ia harus segera mempertanyakan kenapa ia sampai di kunci ruangan dia seharian.
"Kenapa kau mengunci ku di ruanganku seharian tadi? Sebenarnya apa tujuanmu menjadikan aku sekretaris?" cecar Erina membuat pria di sebrang sana mengerutkan alisnya merasa aneh.
"Kau terkunci di ruanganku?" Darren balik bertanya seolah ia tidak tahu apa-apa.
"Tidak usah menyangkal. Kau pasti sengaja kan mengunci ku di ruanganmu?"
"Erina, aku bahkan baru tahu kau terkunci di ruanganku. Tadi setelah aku keluar dari ruanganku meninggalkanmu sendiri di sana, aku pulang karena aku baru ingat kalau aku harus pergi ke acara pernikahan temanku. Aku sama sekali tidak menguncimu di ruanganku karena untuk apa?" jelas Darren.
Erina tertegun. Jika bukan atasannya itu yang menguncinya, lalu siapa?
"Apa pintu ruanganmu bisa mengunci sendiri? Jika bukan kau, tuan. Lalu siapa yang melakukan itu?"
Pertanyaan Erina menciptakan tanda tanya besar di kepala Darren. Siapa orang yang berani melakukan itu? Ia harus mencari tahunya besok.
"Besok aku akan cek CCTV depan ruanganku untuk mengetahui siapa pelakunya dan apa tujuannya."
"Iya," jawab Erina setuju, ia juga penasaran siapa orang yang tega melakukan hal itu padanya, padahal ia baru saja bergabung di perusahaan. Apa iya ada orang yang tidak suka padanya? Tapi bagaimana bisa ada orang yang tidak suka padanya, sementara ia baru di sana.
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Lidiya Syifa
penasaran siapa pelakux
2023-02-06
2
Defi
jadi siapa pelakunya kalau bukan Darren yang mengunci pintu 🤔
2023-01-15
1
♡momk€∆π♡
kaya ceritanya menarik..merapat ke sini🤩
2022-12-24
4