Awal Mula

POV Rio

Namaku Rio Pramudya, usiaku 30 tahun, kulitku putih bersih, hidungku mancung, badanku tinggi, berisi dan juga berotot, pokoknya aku tipe lelaki sempurna yang banyak diinginkan wanita. Namun karena usiaku yang matang inilah membuat kedua orang tuaku mencarikan gadis untuk menjadikannya calon istriku.

"Kamu ini sudah cukup umur untuk menikah, jangan terus main-main keluyuran gak jelas, saatnya kamu membina rumah tangga yang bahagia dan memberi ibu cucu..!" ucap ibuku.

Jelas aku tidak suka dengan nasehatnya, aku masih muda dan masih butuh bersenang-senang, bukankah ini bukan masalah? Jika aku banyak uang maka akan banyak wanita yang mengantri, aku tidak perlu khawatir.

"Bu, aku itu masih belum ingin menikah, aku masih muda dan masih perlu kesuksesan yang lebih dari ini," ucapku beralasan.

"Papah akan menjodohkanmu dengan  gadis baik hati pilihan papah, dia sebenarnya anak almarhum sahabat Papah dan kamu harus setuju..!" Ucap ayahku.

Jelas aku menolak namun Papah mengancamku dengan mencoret namaku di ahli warisnya nanti, itu membuatku terpaksa menerima Kalisa.

Kalisa gadis desa yatim piatu, penampilannya begitu menyedihkan menurutku, apa dia seorang wanita? kurasa bukan, karena aku tidak melihat sisi cantiknya sedikitpun.

Aku merasa kesal, saat pernikahan itu terjadi aku sama sekali tidak ingin menoleh pada wanita itu, untung saja pernikahan itu diadakan sesederhana mungkin, tamu undangannya pun sedikit, aku malu kalau sampai semua orang tahu kalau istriku itu dia, iya dia yang jelek itu.

Setelah acara selesai, aku langsung membawa Kalisa ke rumah besar yang disediakan orang tuaku, aku semakin kesal saat mereka memperlakukan Kalisa istimewa bahkan lebih mementingkan Kalisa daripada aku.

***

"Mas Rio mau kemana?" Tanyanya saat aku berniat pergi keluar saat malam pengantin.

"Bukan urusanmu," jawabku dengan nada tinggi.

"Tapi Mas," ucapnya lagi yang membuatku semakin jengkel.

"Diamlah! Kau pikir aku akan memperlakukanmu layaknya pengantin wanita? Menghabiskan malam denganmu begitu? Yang benar saja, hahaha…," ucapku berlalu pergi, aku muak melihat wajahnya.

Kubiarkan dia sendirian di rumah itu, karena memang belum ada siapa-siapa disana, yang bertugas mengurus rumah pun akan pulang ketika sore hari.

Malam itu aku menemui kekasihku Felisha, aku sudah lama menjalin kasih dengannya, aku mencintainya, aku suka kecantikan dan bentuk tubuhnya yang selalu bisa menggodaku.

"Rio, bukannya hari ini kamu–," ucap Felisha namun langsung ku potong pembicaraannya.

"Iya aku menikah hari ini, tapi sayang pengantinku yang asli ada disini," ucapku merayunya agar dia tidak marah lagi.

"Pulanglah..! Aku sedang merasa kesal padamu," jawabnya sambil menutup pintu, namun aku mencoba menahannya.

"Tunggu, aku ingin menginap di rumahmu saja, boleh kan?" Tanyaku padanya, aku meyakinkan dirinya kalau cuma dia wanita yang aku cintai.

Felisha membiarkanku masuk dan aku berusaha keras membujuknya, memberikan apa yang dia minta, dan itu tidak sulit bagiku, karena uang bukanlah masalah besar, akan kuberikan apapun untuknya.

Felisha suka bersenang-senang, suka berbelanja dan merawat tubuhnya, ibu bilang kalau dia wanita boros tapinmenurutku dia hanya menjaga kecantikannya saja.

Hubunganku dengan Felisha sudah layaknya suami istri, namun karena situasi dan kondisi aku menyuruhnya menggunakan kontrasepsi.

Aku pernah mengenalkan Felisha pada ayah dan ibuku, namun mereka menolak keras hubungan kami, aku juga tidak tahu alasan mereka, namun aku yakin jika mereka itu sangat egois yang ingin menikahkanku dengan pilihan mereka, memangnya aku boneka?

Kini aku punya misi untuk membuat gadis yang mereka pilih sebagai bonekaku.

***

Aku kembali ke rumah disaat pagi buta, aku yakin pagi-pagi sekali kedua orang tuaku akan datang dan mengecek keberadaan ku.

Benar saja, ayah dan ibuku datang berkunjung, namun aku sudah mengancam Kalisa agar dia tidak mengatakan apapun.

"Wah pengantin baru, mamah beliin kamu banyak baju sayang, biar kamu semakin cantik," ucap ibuku memeluk Kalisa, sungguh aku benci melihat itu, kenapa dia bisa sebaik itu pada Kalisa, tapi menolak Felisha yang jelas-jelas wanita kelas atas, bahkan lebih segalanya dari Kalisa.

"Makasih Mah, ayo makan dulu Mah, aku udah masak loh," ucap Kalisa yang ku pikir dia sepertinya berpura-pura baik dia pandai merayu ibuku.

Kami pun akhirnya sarapan bersama, ku akui masakannya lumayan enak, namun aku tidak mau jika nanti sakit perut, aku hanya memakan satu suapan saja agar ibu dan ayahku tidak memberikanku ceramah panjang mereka.

"Rio, berapa lama kamu mengambil cuti?" Tanya ayahku.

"Besok aku masuk kerja kok Pah, pekerjaanku tak bisa aku tinggalkan lebih lama," ucapku beralasan, aku hanya malas seharian di rumah dengan wanita jelek itu.

"Astaga, apa itu cuti pengantin? Kamu pergilah berbulan madu..!" Ucap ibuku protes.

"Sudahlah Mah, aku sibuk, Kalisa juga tidak keberatan kok, iya kan?" Tanyaku pada dia yang pasti dia akan menuruti apa yang aku inginkan.

"Iya Mah, aku gapapa kok," jawab Kalisa yang so polos dan so baik itu, aku muak mendengarnya bicara.

Akhirnya kedua orang tuaku pulang, dan aku bisa bebas, aku bersiap-siap untuk menemui kekasihku.

"Mas mau kemana?" Tanyanya lagi, aku muak dengan sikapnya yang so dekat dan so kepo itu.

"Bukan urusanmu," jawabku kemudian pergi begitu saja tanpa menoleh lagi ke arahnya.

Hari-hari pernikahanku tidak ada yang spesial, aku melakukan aktivitasku seperti biasanya, kami tidur terpisah dan tidak saling mencampuri urusan pribadi.

Kalisa tetap saja menyiapkan baju dan sarapan untukku setiap hari, menyambut ku dengan senyuman so manisnya itu, padahal aku sama sekali tidak melihat jika itu sebuah senyuman, mau dia senyum atau dandan, dia tetap saja jelek, dia tidak pantas untuk Rio yang tampan dan kaya raya ini.

"Setrikalah baju ini, aku akan memakainya besok pagi!" Ucapku pada Kalisa.

Dia mengangguk dan berlalu pergi, dia kembali dengan baju yang sudah rapi.

"Apa-apaan ini?, lihatlah ini masih kusut di bagian pinggir!" Aku membentaknya dengan sengaja, aku tahu itu sudah rapih, hanya saja aku ingin melampiaskan amarahku padanya.

Dia hanya menunduk dan pergi untuk menyetrika lagi, aku tersenyum puas saat melihat wajah sedihnya itu, dia semakin jelek.

Aku seakan menemukan kebahagiaan saat melihat Kalisa tersiksa, aku berharap dia akan menyerah dan mengajukan perceraian, karena aku tidak mungkin menceraikannya karena ancaman ayahku.

Akan kupastikan dia akan menderita selama pernikahan ini. Bahkan aku sengaja meliburkan Bi Nani yang bertugas membersihkan rumah hari ini agar Kalisa berolahraga dan bekerja keras.

Aku akan melihat seberapa lama dia mampu bertahan menjadi istriku.

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

astaghfirullah Ya Allah jahat bgt sih jd suami q pastikan kamu akan menyesal seumur hidup.

2023-05-06

1

💞 NYAK ZEE 💞

💞 NYAK ZEE 💞

mereka tidak sadar telah menyiksa wanita yg tak tau apa2. ...

2022-12-23

2

ᴍ֟፝ᴀ Odette🏁

ᴍ֟፝ᴀ Odette🏁

Omo Omo 🙈🙈🙈🙈

Astaghfirullah 😳😳😳

Kejam

Next....
Semangat buat kelanjutan ceritanya ya....
Semangat....

2022-12-23

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!