Pagi ini aku masih melihat Kalisa menata makanan diatas meja, dia selalu saja melakukan hal itu meski dia tahu kalau aku sama sekali tidak akan menyentuh makanan itu sama sekali.
Membuang-buang waktu saja bukan? Dia pikir aku akan tergoda dengan masakan sederhananya? Sungguh itu bukan seleraku, aku lebih suka makanan berkelas, makanan yang ditata serapih mungkin oleh chef terkenal.
Kulangkahkan kakiku keluar untuk bekerja tanpa menyapanya, aku bahkan menutup pintu dengan sangat keras, biarlah.. biar dia tahu kalau aku muak melihat wajahnya setiap pagi.
***
Setengah jam berlalu akhirnya aku sampai di kantorku, perusahaan yang selalu aku banggakan. Aku memang terlahir sangat beruntung dengan wajah tampan dan orang tua yang kaya raya.
Kulangkahkan kaki dengan gagahnya, beberapa karyawan menyapa dengan hormat, memang seharusnya begitu bukan? Aku hanya mengangguk, aku tak pernah tersenyum pada mereka, karena senyumanku sangatlah mahal.
"Pagi Pak…," tanya karyawan baru, dia bahkan tersenyum so manis padaku, dia sepertinya tidak tahu kalau aku tidak suka disapa dengan senyum centil seperti itu.
"Jangan diulangi, aku tidak suka dengan sikapmu!" Ucap ku padanya, aku tidak mau melihat wanita yang seolah menggodaku.
Aku memang giat bekerja, tentu aku tidak mau mengecewakan ayahku, aku harus membuat perusahaannya berkembang pesat dan membuatnya bangga hingga mempercayakan semuanya padaku.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, tak sabar rasanya ingin bertemu Felisha sang pujaan hati.
Aku sudah janjian dengannya terlebih dahulu, sepulang kerja aku mampir ke cafe dimana kita bisa saling bertemu untuk menghilangkan rasa rindu ini.
Untung saja pernikahanku dengan Kalisa tidak diadakan besar-besaran hingga tidak ada yang tahu jika aku sudah menikah, mereka mengira Felisha lah calon istriku.
"Mas, kapan kamu menikahiku?" Tanya Felisha.
"Sabarlah sebentar lagi saat wanita itu menuntut cerai, setelah itu.. aku akan membawamu bertemu dengan keluargaku..!" jawabku.
"Tapi Mas, dulu saja mereka menolak hubungan kita, aku tidak yakin Mas," keluh Felisha.
"Jika harapan mereka pada wanita desa itu kandas maka mau tidak mau mereka pasti menerima kamu, karena kamu pilihanku yang terbaik," jawabku meyakinkan Felisha.
"Baiklah, aku harap kamu tidak membohongiku lagi Mas seperti waktu itu," keluh Felisha yang teringat tentang pernikahan dadakan ku bersama wanita desa itu.
"Hmmm, itu kan sudah berlalu, kamu gak usah membahasnya terus..!" Ucapku.
Namun kekasihku itu selalu saja membahas rasa sakit hatinya, padahal itu kejadian yang sudah lama sekali terjadi, bahkan aku saja sudah tidak mengingatnya.
***
Karena hari mulai gelap aku pun bergegas pulang, aku tidak mau jika ada ayah atau ibu yang berkunjung dan mendapatiku terlambat pulang.
Kuantar kekasihku sampai ke depan gerbang rumahnya, kukecup pipi kanan dan kirinya sebelum dia turun dari mobil.
Felisha memang cantik sekali, aku tidak akan malu memamerkannya pada rekan bisnisku, berbeda sekali dengan Kalisa, aku akan menyembunyikan keberadaan dan statusnya dari siapapun.
"Hati-hati dijalan ya sayang..!" Ucap Felisha dengan senyum manisnya, aku pun melambaikan tanganku padanya.
Selama perjalanan aku membayangkan betapa bahagianya hidupku jika aku melakukan semua yang aku inginkan, tidak seperti sekarang bahkan dengan pernikahan paksa ini.
Arrggh….. aku malah teringat Kalisa yang menjadi penyebab utama hancurnya semua harapanku, aku benci, aku benci dia.
Kulewati gerbang rumah, disana aku disambut dua satpam setia, lalu ku parkirkan mobil mulus kesayanganku, aku berjalan menuju pintu rumah, kucoba menekan belnya.
Sedang apa dia? Atau kemana wanita itu pergi? Pikirku kesal.
Namun terdengar suara kunci pintu diputar, karena kesal ditambah melihat wajah kampungannya aku jadi emosi, kulampiaskan saja padanya, apalagi dengan daster yang dia pakai, aku berharap dia akan kehabisan kesabarannya menghadapi sikapku lalu dia pergi jauh.
"Lama sekali sih," keluhku kesal.
"Maaf Mas," jawabnya dengan menunduk, sungguh membuatku tambah muak.
Aku tidak mengerti kenapa dia bisa sesabar itu, tapi yang aku yakini jika dia bertahan demi kekayaan dan demi suami yang tampan sepertiku.
Pernikahan kami hampir berjalan satu tahun, aku tidak pernah tidur satu kamar dengannya, ku jadikan Kalisa seperti pembantu, ku perlakukan dia seperti mbok Marni, dia juga aku tempatkan di kamar yang paling kecil, biar dia tahu rasa karena impiannya menjadi Ratu tidak akan terwujud.
***
Suatu hari aku mendapati sesuatu yang mengejutkan, sesuatu hal yang membuatku bahagia.
Sepulang kerja aku tak melihat Kalisa yang biasa datang menyambutku, tidak ada makanan dimeja makan, ku berjalan lagi melihat ke kamar kecilnya, dan dia tidak ada disana.
Kemana dia pergi? Pikirku.
Sampai ada Mbok Marni datang dengan gelisah, "Den, non Kalisa pergi, dia pergi dengan semua baju-bajunya Den…," terlihat jelas sekali wajah pembantuku yang sedih, tapi aku tidak peduli, aku justru harus merayakan hal ini.
"Biarkan saja Mbok, dia sudah dewasa dan bisa cari makan sendiri," jawabku kemudian berlalu pergi menuju kamarku yang besar dan nyaman.
Kulihat tidak ada baju ganti yang disiapkan Kalisa, tidak ada air hangat dan semacamnya. Aku yakin wanita itu benar-benar pergi jauh, ah senangnya....
Aku merayakan hari itu, malam pun datang dan aku menghabiskan malam di rumah Felisha yang aku belikan untuknya.
"Apa benar dia pergi Mas?" Tanya Felisha yang masih ragu, karena selama ini Kalisa selalu bertahan dan sabar.
"Iya aku yakin, dan jika ayah dan ibu bertanya, aku tinggal jawab saja kalau menantu kesayangan mereka telah kabur dari rumah, menantu yang durhaka pada suaminya, hahaha…," ucapku dengan senang.
Aku yakin Ibu dan ayah akan menyetujui pilihanku sekarang.
Felisha pun tersenyum, aku pun bahagia karena aku bisa menikahi Felisha setelah ini, aku yakin aku bisa bahagia hidup bersamanya tidak seperti hidup bersama Kalisa yang membuatku tersiksa.
Bersambung….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
ᴍ֟፝ᴀ Odette🏁
Omo Omo Omo Omo 🙈🙈🙈🙈
Rio Rio, membuang berlian demi sebuah kerikil
Next....
Semangat buat kelanjutan ceritanya ya...
Semangat....
2022-12-25
2
ᴍ֟፝ᴀ Odette🏁
Omo Omo Omo Omo 🙈🙈🙈🙈
Rio Rio, membuang berlian demi sebuah kerikil
Next....
Semangat buat kelanjutan ceritanya ya...
Semangat....
2022-12-25
2