D-3

D-3, ups waktu tidak terasa berjalan terlalu cepat dan tidak lama lagi pernikahanku dengan Leo akan terlaksanakan. Lalu kenapa D-3 belum mengambil cuti, jawabnnya karena Leo sudah mengambikan ku cuti duluan, yas Leo mengamil cuti untukku satu bulan. Aku tidak bisa menolak karena itu sudah kesepakatan dari 2 bela pihak keluarga.

Aku menguap lebar-lebar ketika baru saja istirahat, tidak sadar ada Leo yang entah sejak kapan duduk ditempat dudukku.

"Leo? Datang tidak bilang-bilang" ujarku sambil mengambil minum, aku benar-benar haus.

"kenapa melihatku seperti itu?" tanyaku ketika Leo menatap ku minum, apa arti tatapan itu hanya Leo yang  tahu.

"tidak apa-apa" jawabnya membuatku menganggukan kepala.

"omong-omong kenapa kau kemari?" tanyaku, benar setelah ku pikir-pikir kami tidak ada janji hari ini.

"ayo pergi mencari cincin" ujarnya membuat ku mengerutkan keningku. Cincin, bukan kah cincin yang diberikan Leo sudah ada denganku, lalu kenapa mencari cincin lagi.

"tidak, aku lebih suka cincin ini" jawabku sambil menunjukan cincin yang ada dileherku, cincinnya tampak sederhana dan hanya bermata berlian kecil tapi entah kenapa cincin itu membuatku jatuh cinta. Leo tersenyum membuat kening ku kembali mengerut. Random sekali Leo ini.

"kau benar-benar suka yang itu? Tidak mau menggantinya?" tanya Leo membuatku menganggukan kepala.

"baguslah, itu cincin mama dan sekarang untuk mu" ujar Leo lagi membuatku langsung menatap Leo.

"ini punya aunty Dara? Cincin yang diberikan om Dipta sewaktu melamar aunty?" tanya ku

"hm, kalau begitu aku pergi. Masih ada pekerjaan, ah mau makan siang bersama?"

Aku menganggukan kepala, toh aku sekarang benar-benar lapar dan butuh asupan gizi untuk perut kecilku.

"makan dikantin rumah sakit bagaimana?" tanyaku membuat Leo menganggukan kepalanya.

"oke"

Aku mengedip-ngedipkan kedua mataku, tidak percaya seperti itu. Leo mau makan dikantin rumah sakit, i mean Leo akan menolak dan akan pergi sendiri. Tapi, Leo menerimanya. Aku mengangkat kedua bahuku, mungkin Leo terlalu lapar.

Aku akui pesona Leo tidak main-main, bahkan hampir semua wamita dirumah sakit ini menatapnya penuh dengan kekaguman. Bahkan ketika Leo makan denganku pun banyak yang mencuri-curi pandang padanya. Dan lihatlah yang dikagumi malah fokus makan.

"kau benar-benar lady killer" ujarku membuatnya terkekeh, aku hanya geleng-geleng lalu langsung melahap makan siangku. Rasanya enak sekali, perutku seakan berteriak 'terima kasih' karena telah diisi.

Aku hampir tersedak karena tiba-tiba saja tangan Leo sudah berada disamping bibirku, dan kalian tahu apa yang Leo lakukan dia mengambil nasi disudut bibirku lalu memakannya.

"jorok" ujarku membuatnya terkekeh, mungkin jika keadaannya normal aku akan tersipu malu, tapi entahlah jantungku belum berdetak untuk Leo.

Setelah makan siang bersama Leo langsung pergi kekantornya, iya lah diakan CEO dan harus bekerja keras apalagi sebentar lagi menikah denganku.

Aku sedang memeriksa jadwalku tiba-tiba aku teringat Leo yang sedang mengelap sudah bibirku lalu memakan nasinya. Kenapa kalau dibayangkan seperti ini aku merasa malu sendiri. Ada apa ini?

"Jia, ada waktu tidak?" tanya Lisa membuatku menganggukan kepalaku, aku juga belum ada jadwal.

"tolong bantu aku operasi pasien kecelakaan ada sekitar 4 pasien dan kondisinya belum diketahui, 10 menit lagi sampai"

Aku tidak menjawab langsung pergi mengikuti Lisa, yap pekerjaan ku bukan sekedar karena jadwal saja tapi dadakan juga.

Harap meninggalkan jejak, Like + Komen ceritaku, terima kasih. Love u,

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!