Fetting

"cie yang sudah mau nikah, jadi istrinya Leo lagi. Tolong ya Ji kau itu wanita yang beruntung" ujar Rose datang kerumah sakit, padahal pekerjaannya numpuk tapi menyempatkan datang kerumah sakit karena kabar yang kuberikan.

"berisik. Kau pikir aku mau nikah dengannya, mana dia terus mengirimi ku pesan mau fitting baju sekarang. Aku sibuk untuk yang seperti itu" jawabku mulai kesal sendiri.

"ah seandainya saja aku dilamar Leo jawabanku langsung yes dan nikah hari itu juga. Kau beruntung sekali Ji, Leo selama ini hanya bermain-main saja dan lihatlah dia memilihmu untuk serius" ujar Rose membuatku memutar bola mataku dengan malas.

"hm, tapi tetap saja. Aku sekarang seperti mendapatkan karma saja. Dulu saja mengatakan tidak akan menikah dengan playboy cap kakap seperti Leo, lihat aku bahkan sebentar lagi akan menikah dengannya." ujarku malas.

Tampan, tentu saja Leo tampan dan mapan.

Rose terdiam sambil melotot pandangannya lurus kedepan,

"kenapa? Kau kesurupan?" tanyaku sambil lembaikan tangan didepan wajahnya, namun dia diam membisu.

"Leo tampan sekali Ji" ujarnya detik kemudian dia tersenyum seperti orang gila, aku melihat apa yang dilihat Rose tapi Leo sudah didepanku sekarang.

"Leo? Kan sudah ku katakan fitting bajunya kapan-kapan saja" ujarku menatap Leo dengan malas,

"Rose, aku pinjam Jia tidak apa-apa?" tanya Leo pada Rose, dan teman laknatku ini malah menganggukan kepalanya.

"kau tidak ada jam operasi kan? Aku sudah mengeceknya sebelum kesini" ujar Leo membuatku memutar bola mataku dengan malas, kalau sudah tahu kenapa tanya.

Senyumku mengembang ketika melihat Lisa rekan sesama dokter dirumah sakit,

"Lis mau aku gantikan operasi?" tanyaku membuat Lisa menggelengkan kepalanya.

"tidak Ji, aku kosong sampai jam 2" jawab Lisa membuatku jadi kehilangan tenaga lalu menatap Leo yang sudah tersenyum padaku,

"ayo pergi" ujarku akhirnya.

*

"aku tunggu disini saja" ujarku duduk diruang tunggu membuat Leo menggelengkan kepalanya,

"kau yang pakai gaun nya kenapa disini? Ayo" jawab Leo menarik tanganku, mau tidak mau aku langsung mengikuti langkah panjang Leo.

"Jia, kenalin ini Frank disigner yang sudah membuat gaun pernikahan untukmu"

"Jia"

"Frank"

"sist, ini aku sudah menyiapkan 12 gaun kau tinggal pilih saja, kalau tidak cocok akan kubuatkan sesuai dengan request" ujar Frank membuat hampir membuka mulut, gaun sudah disiapkan 12 yakali aku mau merepotkan orang. Sekira pas dibadanku aku tidak masalah.

"aku bakal coba satu-satu, Le aku butuh saran darimu" pinta ku pada Leo karena hanya dia yang bisa kumintai saran. Karena apa, aku sering merasa gaun yang itu cocok dengan ku tapi tidak dengan mata orang lain. Bukannya terlalu memilih atau apa cuman pandangan orang juga dibutuhkan apalagi untuk pernikahan ku. Bukankah pernikahan hanya dilakukan sekali seumur hidup.

Leo menemani ku, benar-benar menemaniku kedalam satu ruangan khusus. Ets bukan ruang ganti ya, ruangan yang aku maksud itu ruangan yang isisnya 12 gaun pengantin.

Aku melirik sekelilingku banyak sekali pegawai yang akan membantuku memakai ribetnya gaun pernikahan, detik kemudian aku  menoleh pada Leo.

"kau tidak akan kemana-mana kan Le?" tanyaku membuat Leo tersnyum dan menganggukan kepalanya,

Dengan bantuan pegawai nya Frank ahirnya aku bisa memakain gaun pertamaku, sebelum menunjukannya pada Leo aku tersenyum melihat pantulan diriku didepan cermin, Gaunnya pas sekali dibadanku aku pikir Frank itu cenayang dia bisa tahu ukuran gaun yang aku pakai.

Tirai dibuka disana Leo masih menungguku, Leo terdiam sebentar lalu datang padaku. Kenapa Leo seperti itu, apakah buruk?

"ganti! Tidak cocok denganmu"

Aku kembali masuk kedalam ruang ganti dan mengganti pakaian ku dan kalian tahu apa jawaban yang diberikan oleh Leo,

"Ganti, kau terlihat gendut"

"tidak cocok"

"terbuka"

"terlalu sempit"

Ya Lord, aku sampai kesal sendiri jadinya. Sebenarnya apa mau Leo. 12 gaun sudah ku coba semua dan tidak ada yang cocok dimata Leo. Menyesal sudah meminta pandapat dari Leo, ternyata Leo sama sekali tidak berbuah masih saja menyebalkan.

"terus aku pakai apa?" tanya ku pada Leo, Leo tidak menjawab ia memanggil Frank dan munculah Frank dengan satu lusin gaun lagi membuatku menatap Leo memelas.

"Le, aku lelah. Pilih apa saja, aku menurut padamu" ujarku melepas heel ku dan duduk disebelah Leo.

"benar-benar terserahku?" tanya Leo membuatku menganggukan kepala, percuma saja kalau aku yang memilih semuanya salah dimata Leo. Kalau Leo yang memilih kan tidak ribet lagi dan aku tidak lelah berganti gaun terus menerus.

Harap meninggalkan jejak, Like + Komen ceritaku, terima kasih. Love u,

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!