Terima?

"saya akan melamar wanita yang saya cintai" ujar Leo lagi membuat ruangan menjadi riuh. Dasar pencari sensasi sekali playboy cap kakap ini, aku sungguh kasian dengan calonnya Leo.

"Jia Aurelia mau kah mau menjadi wanita satu-satunya dalam hidupku, mau kah kau menikah denganku!"

Uhukkk...

Aku tersedak karena mendengar penuturan gilaa dari Leo, Bunda dan aunty Dara menghampiri ku dan memberikan ku minum. Bunda mengelus belakangku agar tersedakku membaik.

"pantas saja tidak mau dicarikan jodoh, ternyata sudah punya pasangan dan diam-diam saja" ujar Aunty Dara membuatku kembali tersedak.

"Iya Dar, mana orang dekat lagi" jawab Bunda membuatku memutar bola mataku dengan malas. Ya Tuhan apalagi sekarang.

"Leo datang" ujar bunda membuat aunty memberi kode pada bunda dan parahnya mereka meninggalkanku sendiri.

Aku mengelap sudut bibirku dan menatap tajam pada Leo yang sekarang tersenyum lebar padaku, tolong ya kalau seperti ini Leo tampan sekali. Aku cepat-cepat menggelengkan kepalaku, dia itu playboy cap kakap yang hobi mempermainkan perempuan.

"menikahlah denganku, Ji" ujar Leo sambil memelukku, aku kaget tentu saja karena dipeluk oleh Leo secara tiba-tiba.

"jangan gila, aku tidak mau nikah denganmu. Becandamu lucu sekali" jawabku hendak melepaskan pelukan dari Leo namun apadaya badanku lebih kecil daripada badanya yang tinggi menjulang.

"kau lihat orang tua kita? Mereka sekarang bahagia, bisakah kau menghilangkan senyum diwajah ayahmu?" tanya Leo membuatku langsung menoleh pada ayahku, benar sekali ayahku tampak bahagia yang sedang mengobrol bersama om Dipta.

"aku tidak suka denganmu, lepaskan" ujarku menolak, lagian menikah sekarang bukanlah targetku dan aku tidak mau menikah dengan Leo.

"Jia, menikahlah denganku. Dengan saksi semua orang dan orang tuamu aku melamarmu" ujar Leo berjongkok didepanku sambil mengeluarkan cincin. Semua orang telah bersorak sekarang, lihatlah kedua orang tuaku bahkan memberikanku jempol.

Aku menatap Leo memelas, apa sekarang aku selucu itu. Sebenarnya apa rencana Leo, kenapa tiba-tiba melamarku. Tuhan tolong aku sekarang, lenyap kan saja aku. Tenggelamkan dari bumi ini.

"eh"

Aku kaget karena Leo langsung memasangkan cincin kejariku tanpa persetujuan dariku dan sorak-sorak tepuk tangan terdengar. Apa rencana Leo hanya Tuhan yang tahu.

Aku menatap Leo marah namun Leo hanya mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum cerah, jangan senyum tolong.

"kalian punya hubungan tidak bilang-bilang ke kami, tiba-tiba saja acara lamar-lamaran" ujar om Dipta yang langsung diangguki oleh ayah, aku hanya menghela nafas pelan bagaimana aku menjalaskan semuanya. Menjelaskan semuanya sudah terlambat sekarang, kalau tiba-tiba aku menolak Leo sekarang cincinnya sudah berada dijariku.

"kejutan pa," jawab Leo membuatku memutar bola mataku dengan malas.

Dan kalian tahu apa, om Dipta langsung mengumumkan aku sebagai calon menantunya.

"bun, kalau aku tidak jadi nikah bagaimana?" tanyaku pada bunda membuat bunda langsung menoleh padaku.

"becandamu tidak lucu sayang. Baru juga dilamar masa iya tidak jadi nikah" jawab bunda tersenyum padaku.

"tapi bun...."

"pasien dirumah sakit? Astaga sayang nya bunda, Leo tidak mungkin melarangmu mengoperasi pasien" potong bunda membuatku menganggukan kepalaku, semuanya sudah runyam.

Apa aku kabur saja? Tapi kabur kemana? Pekerjaan yang amat kucintai haruskah aku meninggalkannya. Bunda lalu ayah, kalau aku rindu dengan Chaca keponakanku bagaimana. Ah, pusing.

"hai calon istri"

Harap meninggalkan jejak, Like + Komen ceritaku, terima kasih. Love u,

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!