Lamaran Romantis?

NoteSemua sudut pandang dari cerita adalah Jia's Pov.**

"JIA! ASTAGA ANAK PERAWAN BELUM BANGUN JUGA! INI SUDAH SORE SWEETY! BANGUN MANDI, KITA ADA ACARA MALAM INI!" Teriak Bunda membuat ku langsung menutup telinga ku dengan bantal, Bunda kalau sudah seperti ini teriakannya bisa memecahkan gendang telinga.

"JIA!" teriak Bunda tapi lebih keras dari tadi, aku yakin kamarku yang kedap suara ini masih terdengar hingga kerumah tetangga.

"lima menit lagi bun" ujarku mencoba bernegoisasi pada bunda, namun sepertinya gagal karena bunda menghidupkan lampu kamarku, kamarku yang mulanya gelap menjadi terang berderang.

"bangun atau siap-siap kamar ini menjadi kolam berenang!" ancam bunda namun tidak membuatku kunjung membuka mata, aku lelah sekali sungguh.

"bun, aku baru baru saja mendapatkan tidurku setelah operasi panjang. Tolong biarkan anakmu ini kembali tidur" rengek ku, dan yang jelas jurus andalanku.

"baiklah, kau boleh tidur sampai 2 jam kemudian tapi setelah itu kau harus siap-siap kita dapat undangan  dari perusahaan Dipta" ujar bunda membuatku menyingkirkan bandal yang menghalangi wajahku.

"om Dipta? Aku tidak datang ya bun" jawabku lemah.

"tidak bisa sweety, lagian kita sama Pradipta itu tetanggan dan sudah jadi seperti saudara sendiri malah. Bukannya kau dengan Leo berteman?"

Aku memang mengenal dan dekat om Dipta dan aunty Dara, tapi Leo? Kami sama sekali bukan teman, bukan.

"bunda tidak mau tau, sekarang kau boleh tidur tapi ingat 2 jam lagi kau harus siap!" ujar bunda membuat membuatku benar-benar membuatku membuka mata, aku menatap bunda namun bunda mengalihkan pandangannya dariku lalu setelah itu bunda keluar dari kamarku.

Aku manatap langit-langit kamarku dengan pandangan kosong, sekarang aku benar-benar tidak ingin kembali tidur rasa kantukku hilang entah kemana. Aku benar-benar malas untuk bertemu dengan Leo, bertemu dengan om Dipta dan aunty Dara aku tidak masalah malah aku senang. Semua ini karena Leo.

kriukk..kriukk..

Astaga, aku lupa kalau sedari pulang dari rumah sakit aku belum makan apapun. Aku bangkit dari tidurku lalu pergi kedapur, makan. Lupakan sejenak acara perusahaan om Dipta yang penting sekarang adalah makan dan makan.

*

Sesuai dengan keinginan bunda tadi, sekarang aku sudah siap dengan gaun putih dan dandanan sederhanaku. Tadinya aku tidak mau pergi dengan alasan pasien dirumah sakit namun ku urungkan karena pasien tidak boleh jadi alasan apapun yang terjadi, itu prinsipku.

Sekarang aku dan ayah sedang menunggu bunda yang masih bersiap-siap, entah apa yang dipakai oleh bunda sehingga memakan banyak waktu.

"yah, bunda masih lama?" tanyaku membuat ayah mengangkat kedua bahunya,

"kau seperti tidak tahu bundamu saja, dandannya lama untuk ayah cinta" jawab ayah membuatku menganggukan kepala. Aku akui cinta ayah pada bunda tidak pernah luntur malah awet sekali, semakin tua semakin romantis saja. Pria seperti ayahlah yang aku cari untuk menjadi pasangan hidup, benar kata orang yang mengatakan ayah adalah cinta pertamam anak perempuan. Ayah adalah cinta pertamaku setelah itu Bryan kakak priaku yang sudah menikah dan pisah rumah dengan kami.

Setelah menunggu lama akhirnya bunda keluar juga dari kamar, sebenarnya dandanan bunda juga sederhana dan tidak menor lalu apa yang membuat bunda lama? Ah, entahlah.

Aku mengikuti ayah dan bunda yang sekarang akan menghampiri om Dipta dan aunty Dara,

"oh my sweety, sudah lama sekali tidak melihatmu sayang. kau semakin cantik saja" ujar Aunty Dara membuatku tersenyum malu.

"aunty.." ujarku membuat aunty Dara terkekeh.

"kapan nikah?" tanya om Dipta membuatku membulatkan mataku, tolong aku masih 25 dan belum berniat menikah sama sekali.

"bagaimana mau nikah Dip, pulang langsung tidur seperti orang mati" jawab bunda membuka aibku.

"om carikan mau?" tanya om Dipta membuatku menggelengkan kepala.

"Jia cari sendiri aja om" jawab ku cepat membuat ayah, bunda, om Dipta termasuk aunty Dara terkekeh. Aku sudah tidak paham lagi katagori humor orang-orang tua ini.

Dan tebak sekarang aku sudah menjadi nyamuk, ayah mengobrol dengan om Dipta tentang bisnis sedangkan bunda dan aunty Dara biasa seperti ibu-ibu yang lainnya sekarang ereka sedang bergosip ditengah pesta.

"bun, aku kesana dulu" pamitku pada bunda sambil menunjuk stan makanan, bunda menganggukan kepalanya barulah aku pergi.

Aku dan makanan memang tidak bisa dipisahkan, nikmat mana yang harus didustakan. Haha.

"Terima kasih pada tamu undangan yang sudah menyempatkan diri untuk datang dan disini juga saya akan mengumumkan hal yang penting" ujar Leo ditengah panggung, aku tidak peduli apapun yang mau disampaikan Leo itu bukan urusanku.

"saya akan melamar wanita yang saya cintai" ujar Leo lagi membuat ruangan menjadi riuh. Dasar pencari sensasi sekali playboy cap kakap ini, aku sungguh kasian dengan calonnya Leo.

"Jia Aurelia mau kah mau menjadi wanita satu-satunya dalam hidupku, mau kah kau menikah denganku!"

Uhukkk...

Harap meninggalkan jejak, Like + Komen ceritaku, terima kasih. Love u,

Bersambung...

Terpopuler

Comments

bahtiar ilmi ilmi

bahtiar ilmi ilmi

kayak nya seru 🤔

2023-02-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!